Sikap .1 Sikap Responden Tentang Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi
Faktor yang Berhubungan di Poliklinik Anak Beberapa Rumah Sakit di Jakarta dan Sekitarnya pada Bulan Maret 2008 terkumpul 76 responden dari RS Dr. Cipto
Mangunkusumo, 76 responden dari RS. Fatmawati, 76 responden dari RS. Tarakan, dan 86 responden dari RS. Mary Cileungsi Pengetahuan orangtua
sebagian besar tergolong baik 86, hampir semua sikap orangtua tergolong baik 96,2. Anak balita yang telah mendapat imunisasi dasar lengkap 61 dan 39
lainnya tidak lengkap. Ketidaklengkapan imunisasi paling banyak karena orangtua tidak tahu jadwal imunisasi 34,8 dan anak yang sakit saat hendak
diimunisasi 28,4 dan hasil penelitian menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar anak balita
.
5.2.5 Sikap 5.2.5.1 Sikap Responden Tentang Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi
Bedasarkan hasil penelitian tentang sikap ibu yaitu pernyataan mengenai informasi tentang imunisasi sangat penting bagi ibu mayoritas responden
menjawab kurang setuju sebanyak 15 orang 32,6. Pada pernyataan sikap ibu tentang pendidikan kesehatan tentang imunisasi jika diberikan oleh petugas
kesehatan menambah ilmu pengetahuan bagi ibu, mayoritas responden menjawab kurang setuju sebanyak 15 orang 32,6. Pernyataan sikap ibu tentang efek
samping imunisasi sangat membahayakan bayi saya, mayoritas ibu menjawab sangat setuju sebanyak 15 orang 32,6. Pada pernyataan imunisasi DPT penting
bagi bayi dan perlu melengkapinya sesuai waktu yang ditentukan, mayoritas ibu menjawab tidak setuju sebanyak 17 orang 37. Berdasarkan pernyataan
menurut saya bayi tidak perlu diberikan imunisasi BCG setelah lahir karena di lingkungan keluarga tidak ada yang menderita penyakit TBC Tuberculosis,
Universitas Sumatera Utara
mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 16 orang 34,8. Pada pernyataan dengan memberikan imunisasi pada bayi, selain untuk ia sendiri
terlindung dari penyakit juga melindungi kekebalan tubuh bayi, mayoritas responden menjawab kurang setuju sebanya 16 orang 34,8. Pernyataan sikap
ibu tentang penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah penyakit yang kurang berbahaya, mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 18 orang
39,1. Pernyataan sikap ibu tentang mengingat bahaya yang ditimbulkan, maka melakukan imunisasi bayi merupakan langkah yang tepat, mayoritas ibu
menjawab tidak setuju sebanyak 16 orang 34,8. Sikap ibu tentang pernyataan menurut saya efek samping yang ditimbulkan setelah pemberian imunisasi lebih
berbahaya dibanding dengan penyakit yang ditimbulkan, mayoritas responden menjawab sangat setuju sebanyak 20 orang 43,5. Pada pernyataan mengenai
imunisasi dasar yang diwajibkan pemerintah adalah BCG, DPT, Campak, Polio, dan Hepatitis B, mayoritas responden menjawab tidak setuju sebanyak 20 orang
43,5. Berdasarkan uraian diatas menunjukkan sikap ibu yang masih kurang.
Peneliti berasumsi ibu tidak merasa penting informasi tentang imunisasi. Ketakutakan ibu terhadap efek samping pascaimunisasi juga menjadi kendala
sehingga ibu lebih memilih tidak mengimunisasikan anaknya ke pelayanan kesehatan. Ibu merasa efek samping pascaimunisasi lebih berbahaya dibanding
penyakit yang ditimbulkan akibat tidak diimunisasi secara lengkap.
5.2.5.2Kategori Sikap Responden
Menurut Secord dan Backman dalam Saifuddin Azwar 2012:5 sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan afeksi, pemikiran kognisi, dan
Universitas Sumatera Utara
predisposisi tindakan konasi seseroang terhadap sutatu aspek di lingkungan sekitarnya.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki sikap dengan kategori cukup dalam hal hubungan perilaku ibu dengan
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di Desa Kota Pari Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2016 yaitu 33 orang 71,7.
5.2.5.3 Hubungan Sikap Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi di Desa Kota Pari Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang
Bedagai Tahun 2016 Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov maka diperoleh nilai P value 0,028
α =5 artinya ada hubungan sikap pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
Menurut asumsi peneliti pada penelitian ini mayoritas sikap ibu cukup dan tidak mengimunisasikan bayinya secara lengkap. Sikap ibu dengan kategori cukup
dipengaruhi oleh pengetahuan ibu yang mayoritas juga berpengetahuan kurang. Sikap dengan kategori cukup akan mempengaruhi tindakan responden untuk
melakukan atau tidak melakukan tindakan tersebut yaitu untuk mengimunisasikan bayinya secara lengkap. Sikap juga belum tentu terwujud menjadi suatu tindakan.
Sikap ibu yang baik juga belum tentu akan mengimunisasikan bayinya secara lengkap, untuk mewujudkan sikap menjadi suatu tindakan diperlukan faktor
pendukung baik secara moril maupun sarana dan fasilitas. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil Penelitian Malthina
Albertina dkk tentang Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Balita dan Faktor- Faktor yang Berhubungan di Poliklinik Anak Beberapa Rumah Sakit di Jakarta
dan Sekitarnya pada Bulan Maret 2008 terkumpul 76 responden dari RS Dr. Cipto
Universitas Sumatera Utara
Mangunkusumo, 76 responden dari RS. Fatmawati, 76 responden dari RS. Tarakan, dan 86 responden dari RS. Mary Cileungsi. Hampir semua sikap
orangtua tergolong baik 96,2. Anak balita yang telah mendapat imunisasi dasar lengkap 61 dan 39 lainnya tidak lengkap. Ketidaklengkapan imunisasi
paling banyak karena orangtua tidak tahu jadwal imunisasi 34,8 dan anak yang sakit saat hendak diimunisasi 28,4. Dimana hasil penelitian menyatakan tidak
ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar anak balita.