g. Meyakinkan vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal dan bila perlu tawarkan juga vaksin lain untuk mengejar imunisasi yang tertinggal.
h. Memberikan vaksin dengan teknik yang benar. i. Setelah pemberian vaksin, menjelaskan apa yang harus dilakukan
apabila ada reaksi ikutan, membuat laporan imunisasi kepada instansi terkait, memeriksa status imunisasi keluarga dan bila perlu
menawarkan vaksinasi untuk mengejar ketinggalan Muslihatun, 2010.
2.2.3.2 Dukungan Keluarga
Menurut Sarwono 2003 dukungan keluarga adalah bantuan yang bermanfaat secara emosional dan memberikan pengaruh positif yang berupa
informasi, bantuan instrumental, emosi, maupun penilaian yang diberikan oleh anggota keluarga yang terdiri dari suami, orang tua, mertua, maupun saudara
lainnya. Duval 1972, dalam Ali 2006 menyatakan bahwa keluarga adalah
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan pekembangan fisik, mental, dan emosional serta sosial individu yang ada didalamnya, dilihat dari interaksi yang reguler dan ditandai dengan
adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum. Secara tradisonal keluarga dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Keluarga inti nuclear family adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
keduanya.
Universitas Sumatera Utara
b. Keluarga Besar extended family adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah kakek-
nenek, paman-bibi Suprayitno, 2004
2.3 Tidakan Practice
Setelah sesorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses
selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya. Inilah yang disebut tindakan practice Notoatmodjo,
2003. Suatu rangsangan akan direspon oleh seseorang sesuai dengan arti
rangsangan itu bagi orang yang bersangkutan. Respon atau reaksi ini disebut perilaku, bentuk perilaku dapat bersifat sederhana dan kompleks. Dalam peraturan
teoritis, tingkah laku dapat dibedakan atas sikap, didalam sikap diartikan sebagai suatu kecenderungan potensi untuk mengadakan reaksi tingkah laku. Suatu sikap
agar menjadi tindakan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi fasilitas yang memungkinkan Ahmadi, 2009.
Menurut Notoatmodjo 2005, empat tingkatan tindakan yaitu : 1. Persepsi Perception, mengenal dan memiliki berbagai objek sehubungan
dengan tindakan yang diambil. 2. Respon terpimpin Guided Response, dapat melakukan sesuatu dengan
urutan yang benar.
Universitas Sumatera Utara