4.1.2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasaran yang ada di Kabupaten Langkat cukup memadai sehingga mendukung aktifitas masyarakat di Kabupaten Langkat. Hal ini dapat dilihat dari
jenis-jenis fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, maupun fasilitas peribadatan pada Tabel 7.
Tabel 7. Sarana dan Prasarana di Kabupaten Langkat No.
Jenis SaranaPrasarana Jumlah unit
1 TK
122 2
SD 621
3 SMP
154 4
SMA 64
5 SMK
53 6
RSU Pemerintah 1
7 RSU Swasta
5 8
Puskesmas 30
9 Puskesmas Pembantu
171 10
Posyandu 1.308
11 Mesjid
1.067 12
Mushollah dan Langgar 1.069
13 Gereja
357 14
Kuil 10
15 Vihara
25 Sumber: Badan Pusat Statistik
4.2. Karakteristik Sampel Petani
Petani yang dimaksud disini adalah seluruh petani kedelai yang memiliki usahatani kedelai dan menjualnya dalam bentuk biji kedelai di daerah penelitian.
Karakteristik sampel petani dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu karakteristik sosial dan ekonomi.
4.2.1. Karakteristik Sosial
Karakteristik sosial petani sampel dalam penelitian ini terdiri dari umur petani, tingkat pendidikan, pengalaman usahatani, status kepemilikan lahan dan jumlah
tanggungan. 36
Universitas Sumatera Utara
Umur Petani
Umur petani sampel merupakan lama petani hidup hingga penelitian dilakukan. Umur produktif petani akan mempengaruhi proses adopsi suatu inovasi. Rata-rata
keadaan umur petani sampel di Kabupaten Langkat adalah 45 tahun dengan interval umur antara 41-50 tahun.
Tabel 8. Keadaan Umur Petani Sampel di Kabupaten Langkat, Tahun 2016 No.
Kelompok Umur Tahun Jumlah Jiwa
Persentase
1 21 – 30
6 13,33
2 31 – 40
8 17,77
3 41 – 50
16 35,55
4 51 – 60
8 17,77
5 60
7 15,55
Jumlah 45
100
Sumber: Analisis Data Primer, Lampiran 3 Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah petani yang terbesar berada pada
kelompok umur 41-50tahun yaitu dengan jumlah petani sebanyak 16 jiwa atau sekitar 35,55 dari jumlah petani. Artinya petani didaerah penelitian berada pada
usia produktif yang masih berpotensi dalam mengoptimalkan usahataninya. Sedangkan jumlah terkecil berada pada kelompok umur 21-30 tahun yaitu dengan
jumlah petanisebanyak 6 jiwa atau sekitar 13,33 dari jumlah petani sampel.
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan petani sampel merupakan jumlah tahun petani mengikuti pendidikan formal yang ditempuh pada bangku sekolah. Pendidikan akan
berpengaruh terhadap perilaku dan tingkat adopsi suatu inovasi. Seseorang yang berpendidikan tinggi cenderung lebih terbuka unutk menerima dan mencoba hal-
hal baru. Mayoritastingkat pendidikan petani sampel ialah lulusanSMA.Untuk lebih jelas mengenai tingkat pendidikan petani dapat dilihat pada Tabel 9.
Universitas Sumatera Utara
Pada Lampiran 3 dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat pendidikan petani adalah 10,13 tahun yang berada pada interval 0 – 12 tahun atau setingkat SMA. Dari
Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani sampel memiliki tingkat pendidikan SMA atau berada pada kisaran 0-12 tahun, yaitu sebanyak 18 orang
atau sekitar 40 dari total petani sampel. Sedangkan jumlah terkecil ada pada interval 0 – 16 tahun atau pada tingkat pendidikan strata 1 yaitu sebesar 3 orang
atau 6,66 dari total petani sampel.
Tabel 9. Tingkat Pendidikan Petani Sampel di Kabupaten Langkat, Tahun 2016
No. Tingkat Pendidikan
Tahun Jumlah
Jiwa Persentase
1 0 – 6
8 17,77
2 0 – 9
16 35,55
3 0 – 12
18 40,00
4 0 – 16
3 6,66
Jumlah 45
100
Sumber: Analisis Data Primer, Lampiran 3
Pengalaman Usahatani
Dari Lampiran 3 dapat dilihat bahwa rata-rata pengalaman bertani petani sampel adalah 20 tahun dengan interval pengalaman bertani antara 11-20 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa petani sampel sangat berpengalaman dalam melakukan budidaya. Pengalaman ini merupakan modal dasar dalam menerima inovasi untuk
dapat meningkatkan produktivitas kedelai yang mereka kelola. Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa pengalaman usahatani dari 45 petani sampel,
mayoritas berada pada interval 1-10 tahun yaitu 14 orang dengan persentase 31,11 dari total petani sampel. Sedangkan jumlah terkecil terdapat pada
pengalaman bertani 31-40 tahun yaitu sebanyak 5 orang atau sebesar 11,11 dari jumlah petani sampel.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Pengalaman Bertani Petani Sampel di Kabupaten Langkat, Tahun 2016
No. Pengalaman Bertani Tahun
Jumlah Jiwa Persentase
1 1 – 10
14 31,11
2 11 – 20
10 22,22
3 21 – 30
10 22,22
4 31 – 40
5 11,11
5 40
6 13,33
Jumlah 45
100
Sumber: Analisis Data Primer, Lampiran 3
Status Kepemilikan Lahan
Status kepemilikan lahan yang diusahakan oleh petani sampel di daerah penelitian ada yang merupakan lahan milik sendiri, pinjam maupun sewa. Mayoritas status
kepemilikan lahan di daerah penelitian adalah milik sendiri. Status kepemilikan lahan berpengaruh terhadap pendapatan usahatani.
Pada Tabel 11 yang telah disajikan dapat diketahui bahwa status kepemilikan lahan yang diusahakan petani yang berupa sewa lahan sebanyak 5 orang atau
sebesar 11,11 dari jumlah petani sampel dan yang berupa milik sendiri sebanyak
39 orang atau sebesar 86,66 dari jumlah petani sampel. Tabel 11. Distribusi Status Kepemilikan Lahan Petani Sampel di Kabupaten
Langkat,Tahun 2016 No
Status Kepemilikan Lahan Jumlah jiwa
Persentase
1 Sewa
5 11,11
2 Milik Sendiri
39 86,66
3 Pinjam
1 2,22
Jumlah 45
100
Sumber: Analisis Data Primer, Lampiran 3
Jumlah Tanggungan
Perbedaan jumlah tanggungan petani sampel akan mempengaruhi jumlah penggunan tenaga kerja dalam mengelola usahatani keluarga yang nantinya dapat
berdampak pada jumlah pendapatan yang diterima petani. Semakin banyak jumlah 39
Universitas Sumatera Utara
anggota keluarga yang ditanggung oleh petani sampel maka akan semakin meningkat pula kebutuhan keluarga, hal ini akan membuat biaya hidup
meningkat. Hal ini dapat dilihat dari Lampiran 1 dimana tanggungan petani rata- rata adalah sebanyak 2 orang. Klasifikasi jumlah tanggungan keluarga petani
dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Jumlah Tanggungan Petani Sampel di Kabupaten Langkat, Tahun 2016
No. Kelompok Jumlah Tanggungan
Jiwa Jumlah
Jiwa Persentase
1 0 – 2
24 48,97
2 3 – 5
19 42,22
3 5
2 4,44
Jumlah 45
100
Sumber: Analisis Data Primer, Lampiran 3 Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa jumlah tanggungan keluarga petani sampel
terbesar di daerah penelitian berada pada kelompok jumlah tanggungan antara 0-2 orang yaitu sebanyak 24 petani atau sekitar 48,97 dari jumlah tanggungan petani
sampel di Kabupaten Langkat. Sedangkan jumlah tanggungan petani sampel pada kelompok 3-5 orang yaitu sebanyak 19 petani atau sekitar 42,22 dari jumlah
tanggungan petani sampel di Kabupaten Langkat. Kelompok tanggungan terkecil yaitu pada kelompok dengan 5 orang tanggungan, yaitu sebanyak 2 orang atau
sekitar 4,44 dari jumlah tanggungan petani sampel di Kabupaten Langkat.
4.2.2. Karakteristik Ekonomi