indeks Lerner, semakin besar pula kekuatan monopoli pasar. Dalam pasar persaingan sempurna besarnya indeks Lerner adalah nol.
Menurut Adisarwanto 2014, permasalahan dalam produk kedelai disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor alam, faktor biotik, dan faktor sosial ekonomi.
Faktor alam terdiri dari iklim, tanah, dan hamparan pertanaman kedelai. Faktor biotik terdiri dari varietas tanaman kedelai, hama, penyakit, dan gulma. Faktor
sosial ekonomi yang sering menjadi kendala dalam upaya untuk meningkatkan produksi kedelai antara lain pemilikan lahan, status tanaman kedelai, modal,
risiko, tenaga kerja, dan pemeliharaan tanaman. Berdasarkan hasil evaluasi Kementrian Pertanian 2015 terhadap pembangunan
pertanian tanaman pangan yang telah dilaksanakan, persoalan mendasar yang diperkirakan masih dihadapi di sektor pertanian di masa yang akan datang
mencakup aspek seperti kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, infrastruktur, sarana prasarana, lahan dan air, kepemilikan lahan, sistem perbenihan dan
pembibitan nasional, akses petani terhadap permodalan kelembagaan petani dan penyuluh, keterpaduan antar sektor, dan kinerja pelayanan birokrasi pertanian.
2.3. Penelitian Terdahulu
Zetira 2013 meneliti dengan judul Analisis Supply Chain dan Lean Thinking Komoditas Kedelai di Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Metode analisis data yang digunakan: 1 secara deskriptif dengan menggunakan metode pengembangan mengikuti kerangka proses Food Supply Chain
Networking FSCN, 2 secara mapping dan root cause analysis, dan 3 secara modification Failure Mode Effect Analysis FMEA. Penelitian ini bertujuan
untuk: 1 menganalisis kondisi dan kinerja rantai pasok kedelai Simply Fresh 20
Universitas Sumatera Utara
Organic, 2 menganalisis faktor yang mempengaruhi pemborosan yang sering terjadi dan paling berpengaruh pada efisiensi operasional rantai pasok kedelai dan
3 menganalisis strategi alternatif mengurangi pemborosan pada manajemen rantai pasokan kedelai berdasarkan hasil evaluasi rantai pasokan. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan: 1 penerapan manajemen rantai pasok belum berjalan baik karena kesepakatan antara petani dan perusahaan masih seperti tata
niaga pada umumnya, 2 terdapat beberapa akar penyebab inefisiensi rantai pasok, antara lain tidak adanya peramalan permintaan yang dilakukan pihak
Simply Fresh Organic, komunikasi yang tidak lancar antara petani dan perusahaan, akses menuju lahan petani mengalami kerusakan, pengiriman kedelai
ke ritel mengalami hambatan berupa kemacetan lalu lintas dan jumlah sayuran yang melebihi kapasitas mobil, 3 mengadakan pelatihan terhadap tenaga kerja di
bidang pemasaran dan keuangan mengenai peramalan permintaan dari ritel, menambah cooler untuk menjaga kesegaran sayuran, menambah satu mobil
khusus untuk distribusi sayuran ke Sentul, mencari dukungan pemerintah untuk perbaikan akses jalan, dan membangun trust building antara petani dan
perusahaan dengan memberlakukan kontrak tertulis. Penelitian oleh Samosir 2010 berjudul “Analisis Pemasaran Ikan Mas di Desa
Ujung Serdang”. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: 1 menganalisis jumlah saluran pemasaran yang ada di daerah penelitian, 2 menganalisis struktur pasar
ikan mas yang ada di daerah penelitian 3 menganalisis fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing lembaga pemasaran ikan mas dan 4
menganalisis sebaran harga, besaran marjin pemasaran, dan share margin dari masing-masing lembaga pemasaran. Metode analisis yang digunakan untuk tujuan
Universitas Sumatera Utara
1 dan 3 dengan analisis deskriptif, untuk tujuan 2 dengan indeks Lerner, dan untuk tujuan 4 dihitung secara matematis menggunakan rumus. Hasil penelitian
diperoleh: 1 pola pemasaran di Desa Ujung Serdang ada dua jenis saluran pemasaran, 2 struktur pasar ikan mas yang terdapat di daerah penelitian
bukanlah pasar persaingan sempurna karena nilai I
L
lebih besar dari nol, yaitu sebesar 0,36, 3 setiap lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran ikan
mas di daerah penelitian melakukan fungsi pemasaran yang berbeda, dan 4 marjin pemasaran pada saluran pemasaran I lebih besar daripada saluran
pemasaran II.
2.4. Kerangka Pemikiran