Landasan Teori Analisis Supply Chain Komoditas Kedelai di Kabupaten Langkat

pada kebutuhan dan layanan pelanggan. SCM merupakan push system yang berusaha untuk menentukan kebutuhan pelanggan melalui peramalan yang akurat menuju efisiensi biaya dan kecepatan proses, DCM merupakan pull system yang bertolak dari kebutuhan pelanggan menuju efektivitas pelayanan. Pada prinsipnya, SCM mengelola proses pengadaan, produksi, logistik dan distribusi, baik di dalam maupun di luar perusahaan, sedangkan DCM megelola komunikasi tentang pengetahuan dan informasi tentang konsumen dan pasar ke perusahaan mitra. SCM merupakan kolaborasi antara pemasok, produsen, logistik, distribusi dan pelanggan. DCM merupakan kombinasi antara manajemen pemasaran, pelanggan dan kebutuhan pelanggan. DCM merupakan manajemen yang berkembang dari nilai kebutuhan pelanggan, berorientasi pada efektivitas kebutuhan pelanggan merupakan pelengkap bagi SCM yang berorientasi pada efisiensi proses produksi dan aliran barang. SCM dan DCM mennyeimbangkan penerapan sistem push and pull, bersama meningkatkan profitabilitas perusahaan mitra dan menciptakan hubungan seimbang antara semua perusahaan anggota jejaring Siahaya, 2013.

2.2. Landasan Teori

Supply chain atau rantai pasok adalah semua kegiatan atau usaha yang melibatkansemua pihak baik yang memproduksi danatau menghasilkan barang atau jasa, mulai dari produsen danatau supplier bahan baku sampai pada konsumen akhir. Supply chain management atau manajemen rantai pasok adalah kegiatan mengelola penawaran dan permintaan, termasuk di dalamnya pengadaan bahan baku, input produksi, kegiatan atau pengelolaan inventory, proses Universitas Sumatera Utara pengiriman dan penanganannya, serta distribusi sampai kepada delivery ke konsumen akhir Lakollo, 2012. Gambar 2. Supply Chain Actors Pada Gambar 2 memberikan ilustrasi sebuah supply chain yang sederhana. Dalam supply chain terdapat pelaku-pelaku seperti input supplier, farm, processors, market intermediaries, retailer, dan customer. Supply chain melibatkan dua atau lebih perusahaan yang melakukan penyaluran barang, uang, dan informasi dengan tujuan untuk melayani konsumen Chandrasejaran dan Raghuram, 2014. SCM merupakan pengintegrasian sumber-sumber bisnis yang kompeten baik di dalam maupun di luar perusahaan untuk mendapatkan sistem suplai yang kompetitif dan berfokus kepada sinkronasi aliran produk dan informasi untuk menciptakan nilai pelanggan yang tinggi. Sumber-sumber bisnis yang dintegrasikan meliputi pemasok, pabrikan, gudang, pengangkut, distributor, retailer dan konsumen yang bekerja secara efisien sehingga produk yang dihasilkan dan didistribusikan memenuhi tepat jumlah, kualitas, waktu dan lokasi. Merancang jaringan rantai pasok merupakan keputusan yang sangat penting, karena merupakan strategi jangka panjang dan memerlukan biaya besar apabila terjadi perubahan yang memerlukan perbaikan dan penyesuaian. Kegiatan ini menyangkut penentuan lokasi produksi, lokasi gudang, pemilihan pemasok dan distributor. Tujuan dari jaringan rantai pasok ini untuk mengurangi biaya supply Input suppliers Farm Market intermediaries Retailers Customer Processors 16 Universitas Sumatera Utara chain yang meliputi biaya inventori, transportasi, gudang, distribusi, operasional, informasi dan meningkatkan kemampuan layanan pelanggan Siahaya, 2013. SCM yang baik mengatur hubungan kerja sama dengan pemasok dengan tujuan mengurangi biaya produksi, mencegah kesalahan spesifikasi pengiriman bahan baku, mengurangi jumlah bahan baku yang tidak terpakai, serta mengurangi biaya pergudangan dan transportasi Mussry dkk, 2007. Koordinasi dan kolaborasi antar perusahaan sangat diperlukan pada supply chain karena perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu supply chain pada intinya ingin memuaskan konsumen akhir yang sama, mereka harus bekerja sama untuk membuat produk yang murah, mengirimkannya tepat waktu, dan dengan kualitas yang bagus. Hanya dengan kerja sama antara elemen-elemen pada supply chain tujuan tersebut akan bisa dicapai Pangabean, 2009. Struktur pasar menggambarkan tingkat persaingan di suatu pasar barang atau jasa tertentu. Karakteristik pasar yang paling penting adalah jumlah dan ukuran distribusi pada pembeli dan penjual serta tingkat diferensiasi produk yang diperjualbelikan di pasar tersebut Arsyad, 2000. Menurut Sudiyono 2004 terdapat empat karakteristik pasar yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan struktur pasar: 1. Jumlah penjual dan pembeli, apakah penjual relatif banyak; 2. Keadaan produk yang diperjualbelikan, apakah produk tersebut homogen, berbeda corak ataukah produk tersebut unik; 3. Kemudahan keluar dan masuk pasar; 4. Pengetahuan konsumen terhadap harga dan struktur biaya produksi. 17 Universitas Sumatera Utara Pada umumnya karakteristik jumlah penjual dan pengetahuan konsumen terhadap harga merupakan karakteristik utama dalam menentukan struktur pasar. Menurut Tasman 2013, pasar dapat diklasifikasikan menjadi dua macam berdasarkan sifat dan bentuknya, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna yang dijabarkan sebagai berikut : 1. Pasar Persaingan Sempurna Pada pasar persaingan sempurna diasumsikan bahwa perusahaan dapat mengubah tingkat produksi dan penjualannya dalam batas yang mungkin tanpa menimbulkan efek yang berarti pada harga barang yang dijual. Pasar persaingan sempurna secara nyata tidak pernah ada adalah bentuk organisasi pasar dengan mana : a Terdapat banyak pembeli dan penjual, sehingga jumlah komoditas yang dibeli oleh seorang pembeli atau jumlah komoditas yang dijual oleh seorang penjual sangat kecil kontribusinya dibandingkan dengan jumlah total yang ada di pasar; b Pembeli atau penjual adalah penerima harga price taker, perusahaan terlalu kecil dapat mempengaruhi harga dari produk; c Produk homogen, jenis komoditas yang dijual pada jenis pasar ini harus sama; d Mobilitas sumber daya sempurna, barang atau jasa dalam aktivitas ekonomi sesuai dengan prinsip ekonomi yang bergerak pada pasar yang memberikan keuntungan; e Informasi pasar sempurna, semua unit ekonomi mempunyai keuntungan yang sempurna mengenai harga. 2. Pasar Persaingan Tidak Sempurna a. Pasar Persaingan Monopolistik Karakteristik dari pasar persaingan monopolistik yaitu : 18 Universitas Sumatera Utara a Terdapat cukup banyak perusahaan; b Adanya diferensiasi komoditas;q c Hambatan memasuki industri rendah; d Perusahaan memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan membentuk harga. b. Pasar Persaingan Oligopoli Karakteristik dari pasar persaingan oligopoli yaitu : a Terdiri dari beberapa produsen yang menghasilkan seluruh atau sebagian besar total output di pasar; b Menghasilkan produk standar atau komoditas corak berbeda; c Terdapat hambatan bagi perusahaan baru untuk memasuki pasar; d Kekuasaan menentukan harga ada kalanya lemah dan ada kalanya tangguh. c. Pasar Persaingan Monopoli Karakteristik dari pasar persaingan monopoli yaitu : a Terdiri dari satu perusahaan sehingga komoditas yang dihasilkan tidak dapat dibeli dari tempat lain; b Komoditas yang dihasilkan perusahaan monopoli tidak dapat digantikan oleh komoditas lain yang ada dalam pasar; c Tidak dimungkinkannya perusahaan lain masuk industri karena adanya hambatan yang bersifat legal, undang-undang, teknologi, modal yang besar; d Perusahaan monopoli merupakan satu-satunya perusahaan di pasar, yang menentukan harga price maker. Kekuatan monopoli dapat diukur secara kuantitatif dengan menggunakan indeks Lerner. Nilai indeks Lerner bervariasi antara nol dan satu. Semakin besar nilai 19 Universitas Sumatera Utara indeks Lerner, semakin besar pula kekuatan monopoli pasar. Dalam pasar persaingan sempurna besarnya indeks Lerner adalah nol. Menurut Adisarwanto 2014, permasalahan dalam produk kedelai disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor alam, faktor biotik, dan faktor sosial ekonomi. Faktor alam terdiri dari iklim, tanah, dan hamparan pertanaman kedelai. Faktor biotik terdiri dari varietas tanaman kedelai, hama, penyakit, dan gulma. Faktor sosial ekonomi yang sering menjadi kendala dalam upaya untuk meningkatkan produksi kedelai antara lain pemilikan lahan, status tanaman kedelai, modal, risiko, tenaga kerja, dan pemeliharaan tanaman. Berdasarkan hasil evaluasi Kementrian Pertanian 2015 terhadap pembangunan pertanian tanaman pangan yang telah dilaksanakan, persoalan mendasar yang diperkirakan masih dihadapi di sektor pertanian di masa yang akan datang mencakup aspek seperti kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, infrastruktur, sarana prasarana, lahan dan air, kepemilikan lahan, sistem perbenihan dan pembibitan nasional, akses petani terhadap permodalan kelembagaan petani dan penyuluh, keterpaduan antar sektor, dan kinerja pelayanan birokrasi pertanian.

2.3. Penelitian Terdahulu