juta ha atau 35.3 dari lahan kering yang tersedia untuk tanaman pangan Purwanto, 2010.
2.1.2. Tinjauan Ekonomi Tanaman Kedelai
Tanaman kedelai selain bijinya dimanfaatkan sebagai makanan manusia, daun dan batangnya yang sudah agak kering dapat digunakan sebagai makanan ternak dan
pupuk hijau. Sebagai barang dagangan, kacang kedelai dapat disimpan berbulan- bulan lamanya, asal biji kedelai tersebut dalam keadaan baik, kering sempurna,
sehat, bebas hama dan penyakit serta disimpan dengan baik AAK, 1989.
1. Margarine 2. Kue-kue
1. Susu
1. Kertas 3. Tinta
2. Vetsin
2. Cat air 4. Kosmetik
3. Kue-kue
3. Tinta cetak 5. Insektisida
4. Gula-gula 4. Tekstil
6. Pabrik kulit 5.
Daging 5. Mikrobiologi
7. Plastik 6.
Nabati 1. M. Goreng
1. Enamel 8. Farmasi
2. Margarine 2. Minyak cat
3. Shortening 3. Tinta
bahan lemak 4. Pernis
Gambar 1. Manfaat Ekonomis Tanaman Kedelai
Kedelai berperan penting sebagai sumber protein nabati yang sangat penting dalam rangka peningkatan gizi masyarakat karena aman bagi kesehatan dan
murah harganya. Manfaat ekonomis tanaman kedelai dapat dilihat pada Gambar 1. Kacang kedelai
Tepung kedelai Protein kedelai
Minyak kedelai
Industri makanan
Industri bukan
makanan Gliserida
Lethicin
Industri bukan
makanan Industri
makanan 10
Universitas Sumatera Utara
Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kebutuhan bahan industri olahan pangan Balitbang, 2012.
Produktivitas kedelai di Indonesia pada tahun 2009-2013 mengalami fluktuasi. Produktivitas kedelai pada tahun 2009 yaitu sebesar 1,348 tonha mengalami
peningkatan pada tahun 2013 yaitu sebesar 1,416 tonha BPS, 2013. Menurut Adisarwanto 2014, produktivitas tersebut masih sekitar 50 dari potensi hasil
varietas unggul yang dianjurkan 2,00 – 3,50 tonha. Produksi kedelai nasional selama tahun 2009-2013 mengalami penurunan.
Produksi kedelai tahun 2013 sebesar 779.992 ton turun jika dibandingkan dari tahun 2009 yaitu sebesar 974.992. Laju penurunan produksi tersebut antara lain
disebabkan oleh berkurangnya luas areal panen. Luas panen pada tahun 2009 yaitu sebesar 722.791 ha mengalami penurunan pada tahun 2013 yaitu sebesar
550.793 ha Badan Pusat Statistik, 2013 Indonesia melakukan ekspor dan impor kedelai. Selama 2008-2012, volume
ekspor terus menurun secara drastis, yaitu dari 1.025 ton pada tahun 2008 menjadi hanya 523 ton pada tahun 2011. Pada tahun 2012 terjadi kenaikan signifikan
menjadi 33.950 ton. Sebaliknya, volume impor terus meningkat selama 2008- 2012 sebesar 1.173.097 ton pada tahun 2008 menjadi 2..128.763 ton pada tahun
2012. Defisit perdagangan Indonesia selalu terjadi selama tahun 2008-2012 Bappenas, 2013.
Menurut data Kementrian Perdagangan, secara rata-rata harga jual kedelai lokal sejak tahun 2010 hingga tahun 2013 mengalami peningkatan yaitu Rp 8.564kg
pada tahun 2010 menjadi Rp 10.668kg pada tahun 2013. Demikian pula halnya 11
Universitas Sumatera Utara
dengan harga kedelai impor pada kurun waktu yang sama, terjadi peningkatan harga yaitu Rp 8.092kg pada tahun 2010 dan Rp 10.675 pada tahun 2013. Secara
rata-rata harga kedelai impor lebih murah dibandingkan dengan harga kedelai lokal.
Menurut data Badan Pusat Statistik 2013, produktivitas kedelai di Indonesia pada tahun 2009-2013 mengalami fluktuasi. Produktivitas kedelai pada tahun
2009 yaitu sebesar 1,348 tonha mengalami peningkatan pada tahun 2013 yaitu sebesar 1,416 tonha.
2.1.3. Supply Chain