BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hipertensi
2.1.1.  Definisi
Menurut The Seventh Report of the Joint National Comitte on Prevention, Detection,  Evaluation,  and  Treatment  of  High  Blood  Pressure  JNC  7,  tekanan
darah  dapat  dikategorikan  menjadi  4  kategori,  yaitu:  tekanan  darah  normal, prehipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat 2.
Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah untuk Usia 18 Tahun atau Lebih Klasifikasi Tekanan Darah
Tekanan Darah Sistolik mm Hg
Tekanan Darah Diastolik mm Hg
Normal 120
dan 80 Prehipertensi
120-139 atau 80-89
Hipertensi Derajat 1 140-159
atau 90-99 Hipertensi Derajat 2
≥160 atau ≥ 100
Sumber: The Seventh Report of Joint National Comitee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment Of High Blood Pressure JNC VII 2003
Berdasarkan  klasifikasi  di  atas,  maka  seseorang  dikatakan  hipertensi  saat hasil pengukuran tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mm Hg
atau tekanan darah diastol lebih besar atau sama dengan 90 mm Hg. Menurut  kamus  kedokteran  Dorland  2000,  hipertensi  adalah  tekanan
darah  arteri  yang  meninggi,  penyebabnya  mungkin  tidak  diketahui  hipertensi primer atau mungkin disebabkan oleh penyakit lain hipertensi sekunder.
2.1.2.  Etiologi
Hipertensi  dapat  bersifat  primer  maupun  sekunder.  Hipertensi  primer merupakan  hasil  dari      interaksi  genetik  dan  lingkungan,    sedangkan  hipertensi
sekunder  dapat  terjadi  akibat  berbagai  etiologi  yang  jelas  termasuk  gangguan ginjal,  pembuluh  darah,  dan  endokrin.  Hipertensi  primer  atau  hipertensi  esensial
merupakan  penyebab  90-95  kasus  hipertensi  dan  hipertensi  sekunder  hanya terjadi pada 2-10 kasus Madhur et al., 2014.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.  Faktor Risiko
Berbagai  faktor  risiko  telah  dihubungkan  dengan  hipertensi,  termasuk umur,  seks,  ras,  aktifitas  fisik,  dan  status  sosio-ekonomi  Wang,  2005.  Gaya
hidup  modern  yang  salah    juga  berkontribusi  dalam  menyebabkan  hipertensi seperti  merokok,  komsumsi  alkohol,  stress,  kurangnya  aktivitas  fisik,  obesitas,
dan kurangnya mengkomsumsi buah dan sayur Kaplan  Flynn., 2006.
2.1.4.  Patogenesis