2.1.5. Tanda dan Gejala
Di masa lalu, gejala klasik hipertensi adalah sakit kepala, epistaksis, dan pusing. Namun, studi menunjukkan bahwa gejala-gejala di atas tidak lebih sering
ditemukan pada populasi penderita hipertensi dibandingkan pupulasi umum. Gejala-gejala lain seperti flushing, berkeringat dan pandangan kabur lebih sering
ditemukan pada populasi penderita hipertensi disbanding populasi umum. Namun, kebanyakan pasien hipertensi tidak memiliki gejala dan didiagnosis melalui
pengukuran darah saat pemeriksaan fisik rutin oleh tenaga medis Lee et al., 2010.
2.1.6. Komplikasi
Patogenesis hipertensi sistolik dan diastolik meliputi perubahan struktur dalam arteriol yaitu remodeling dan hypertrophy. Perubahan ini terlibat dalam
arteriosklerosis pembuluh darah kecil yang bertanggung jawab terhadap kerusakan banyak organ jika hipertensi berlangsung lama Kaplan Flynn,
2006. Kerusakan organ yang disebabkan hipertensi menggambarkan derajat
lamanya tekanan darah tinggi sudah berlangsung. Kerusakan organ pada hipertensi dihubungkan dengan 1 beban kerja jantung yang semakin besar; dan
2 kerusakan pembuluh darah akibat peningkatan tekanan darah itu sendiri dan dipercepat oleh atherosclerosis. Trauma yang dihasilkan hipertensi kronis
terhadap endotelium memicu aterosklerosis kemungkinan disebabakan oleh gangguan terhadap mekanisme proteksi pembuluh darah yang normal seperi
sekresi Nitric Oxide. Atherosclerosis yang terjadi pada pembuluh darah besar mengurangi elastisitasnya Lee et al., 2010.
Secara umum komplikasi hipertensi dapat disebabkan oleh hipertensi atau aterosklerosis. Komplikasi hipertensi meliputi penyakit jantung hipertensi,
hipertrofi ventrikel kiri, disfungsi sistolik dan diastolik, gagal jantung kongestif, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrial, stenosis aorta, penyakit serebrovaskular,
gangguan kognitif dan demensia Kaplan Flynn, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.1.7. Pengukuran Tekanan Darah dan Kriteria Diagnostik Hipertensi