Hipertensi Kebiasaan Merokok dan Riwayat Penyakit

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Karakteristik n Jenis Kelamin - Laki-laki 21 28 - Perempuan 54 72 Pendidikan - Dasar SD-SMP 29 38,7 - Menengah SMA 30 40 - Perguruan Tinggi 16 21,3 Usia - Prasenilis 45 60 - Usia Lanjut 24 32 - Usia Lanjut Risiko Tinggi 6 8 Pekerjaan - Tidak bekerja 37 49,3 - Pekerja Kasar 30 40 - Pegawai 8 10,7 Dapat dilihat dari tabel di atas, bahwa dari seluruh responden yang menjadi sampel penelitian, mayoritas jenis kelamin responden adalah perempuan 72 dan sebagian besar pendidikan responden penelitian adalah menengah SMA dan sederajat. Kategori usia responden yang terbanyak adalah 45-59 tahun prasenilis dengan persentase 60. Usia responden yang paling muda adalah 45 tahun dan yang paling tua adalah 80 tahun dan rata-rata usia responden adalah 58,3 tahun. Pekerjaan responden yang terbanyak adalah tidak bekerja 49.3.

5.1.3. Hipertensi

Pada penelitian ini status hipertensi dinilai melalui pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dan penilaian riwayat hipertensi berdasarkan kriteria JNC VII. Seseorang dikatakan hipertensi jika tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Hipertensi derajat 1 meliputi tekanan darah sistolik 140-159 mmHg atau tekanan darah diastolik 90-99 mmHg, sedangkan hipertensi derajat 2 tekanan darah sisitolik ≥ 160 atau tekanan darah diastolic ≥ 10. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Hipertensi Status Hipertensi n Hipertensi 16 21.3 Hipertensi derajat 1 12 75 Hipertensi derajar 2 4 25 Normal 59 78,7 Total 75 100 Berdasarkan tabel di atas, perbandingan jumlah sampel yang mengalami hipertensi adalah 16 orang 21.3, dan 59 orang 78,7 untuk pasien yang normal. Selain itu, pada responden yang mengalami hipertensi, ternyata mayoritas hipertensi yang terjadi adalah hipertensi derajat 1 75 sedangkan hipertensi derajat 2 hanya 25 .

5.1.4. Kebiasaan Merokok dan Riwayat Penyakit

Beberapa kebiasaan dan penyakit dapat mempengaruhi kejadian hipertensi dan fungsi kognitif itu sendiri. Salah satu kebiasaan dan penyakit tersebut adalah kebiasaan merokok, penyakit diabetes dan penyakit hiperlipidemia. Data lengkap distribusi kebiasaan merokok, riwayat penyakit diabetes dan riwayat penyakit hiperlipidemia dapat dilihat pada Tabel 5.2. di bawah. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Merokok dan Riwayat Penyakit n Merokok - Merokok 16 21,3 - Tidak Merokok 59 78,7 Riwayat Diabetes - Diabetes 13 17,3 - Normal 62 82,7 Riwayat Hiperlipidemia - Hiperlipidemia 18 24 - Normal 57 76 Dari tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diamati bahwa dari total 75 responden yang ada, jumlah responden yang tidak merokok lebih banyak dibandingkan yang merokok yaitu hanya 16 orang 21,4. Hal ini mungkin Universitas Sumatera Utara disebabkan mayoritas jenis kelamin responden adalah perempuan dan hal ini berpengaruh terhadap kebiasaan merokok. Berdasarkan penelusuran riwayat penyakit, responden yang memiliki riwayat diabetes ada sebanyak 13 orang 17,3 dan responden yang memiliki riwayat hiperlipidemia ada sebanyak 18 orang atau 27. Tabel 5.4. Kebiasaan Merokok dan Riwayat Penyakit dengan Status Hipertensi Hipertensi Normal Total n n n Kebiasaan Merokok Merokok 3 18,8 13 81,3 16 100 Tidak Merokok 13 22 46 78 59 100 Riwayat Diabetes Diabetes 5 38,5 8 61,5 13 100 Normal 11 17,7 51 82,3 62 100 Riwayat Hiperlipidemia Hiperlipidemia 7 38,9 11 61,1 18 100 Normal 9 15,8 48 84,2 57 100 Berdasarkan data-data di atas dari 16 orang yang merokok, jumlah responden yang hipertensi adalah 3 orang 18,8 dan yang tidak hipertensi adalah 13 orang 81,3 . Sedangkan pada orang yang tidak merokok kejadian hipertensi adalah 13 orang 22 dan yang tidak hipertensi adalah 46 orang 78. Selain itu, jika dilihat jumlah orang yang mengalami hipertensi pada orang memiliki riwayat penyakit diabetes dan hiperlipidemia, kejadian hipertensi cenderung lebih tinggi pada orang yang memiliki riwayat penyakit dibandingkan yang tidak memiliki riwayat. Dari 13 responden yang memiliki riwayat penyakit diabetes ternyata 5 orang 38,5 mengalami hipertensi, sedangkan pada 62 orang yang tidak memiliki riwayat diabetes hanya 11 orang 17,7 yang mengalami hipertensi. Pada 16 orang yang memiliki riwayat hiperlipidemia, kejadian hipertensi lebih tinggi daripada orang yang tidak memiliki riwayat hiperlipidemia, yaitu 7 orang 38,9 pada orang dengan riwayat hiperlipidemia dan hanya 9 orang 15,8 persen pada orang yang tidak memiliki riwayat. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5. Kebiasaan Merokok dan Riwayat Penyakit dengan Fungsi Kognitif Terganggu Normal Total n n n Kebiasaan Merokok Merokok 10 62,5 6 37,5 16 100 Tidak Merokok 24 40,7 35 59,3 59 100 Riwayat Diabetes Diabetes 11 84,6 2 15,4 13 100 Normal 23 37,1 39 62,9 62 100 Riwayat Hiperlipidemia Hiperlipidemia 8 44,4 10 55,6 18 100 Normal 26 45,6 31 54,4 57 100 Pada tabel di atas, dapat diamati perbedaan frekuensi pada fungsi kognitif responden berdasarkan kebiasaan merokok, riwayat diabetes dan riwayat hiperlipidemia. Berdasarkan kebiasaan merokok, dapat dilihat bahwa kejadian fungsi kognitif yang terganggu lebih besar pada orang yang merokok dibandingkan yang tidak. Dari 16 orang yang merokok ternyata ada 10 responden 62,5 yang fungsi kognitifnya terganggu, sedangkan dari 59 orang yang tidak merokok ada 24 responden 40,7 yang fungsi kognitifnya terganggu. Dari 13 orang yang memiliki riwayat diabetes, sebanyak 11 responden 84,6 fungsi kognitifnya terganggu dan hanya ada 2 orang yang fungsi kognitifnya normal, sedangkan pada 62 responden yang tidak memiliki riwayat diabetes hanya ada 23 orang 37,1 yang fungsi kognitifnya terganggu dan selebihnnya normal. Kejadian fungsi kognitif yang terganggu pada 16 responden yang memiliki riwayat hiperlipidemia adalah 8 orang 44, tidak terlalu berbeda dengan 57 responden yang tidak memiliki riwayat hiperlipiemia yaitu 26 orang 45,6. Universitas Sumatera Utara

5.1.5. Fungsi Kognitif