PENGERTIAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN TUJUAN DAN MANFAAT PERLINDUNGAN KONSUMEN

Rancangan Undang-undang tentang Perlindungan Konsumen RUUPK itu bisa diterima pada masa pemerintahan Bj Habibie, yaitu pada tanggal 20 April 1999. Hal ini tentunya menjadi angin segar bagi semua gerakan-gerakan yang menyuarakan perlindungan konsumen dan khususnya bagi para masyarakat konsumen, dikarnakan melalui RUUPK tersebut jaminan atas perlindungan hak-hak konsumen di Indonesia diharapkan dapat terpenuhi dengan baik. Seiring perkembangan waktu, gerakan-gerakan konsumen banyak tumbuh dan berkembang di Tanah Air. Lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat LPSKM, sebagai lembaga yang bertugas untuk melindungi hak-hak konsumen, menjamur dimana-mana. Perkembangan tersebut patut disambut secara positif. 17 17 Ibid hal. 11

B. PENGERTIAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

Didalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen yaitu di dalam pasal 1 ayat 1 terdapat pengertian perlindungan konsumen. Dalam pasal tersebut dijelaskan, sebagai berikut: “Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen” Dan menurut para ahli memberikan pandangan tentang pengertian hukum perlindungan konsumen yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Menurut Mochtar Kusumaatmaja, hukum perlindungan konsumen adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya dengan para penyedia barang danatau jasa konsumen. 2. Menurut A. Z Nasution, hukum perlindungan konsumen adalah memuat asas-asas atau kaidah-kaidah bersifat mengatur, dan juga mengandung sifat yang melindungi kepentingan konsumen. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa antara perlindungan konsumen dengan hukum perlindungan konsumen sebenarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu mengarah kepada untuk melindungi segala kepentingan-kepentingan konsumen semata. Menurut saya antara hukum perlindungan konsumen dengan perlindungan konsumen mempunyai hubungan yang erat, dalam arti bahwa perlindungan konsumen tersebut adalah bagian dari hukum perlindungan konsumen. Hukum perlindungan konsumen adalah peraturan-peraturan yang mengatur tentang perlindungan konsumen itu sendiri, sedangkan perlindungan konsumen adalah bentuk pengaflikasian dari peraturan tersebut.

C. TUJUAN DAN MANFAAT PERLINDUNGAN KONSUMEN

Dalam undang-undang perlindungan konsumen pasal 3, disebutkan bahwa tujuan perlindungan konsumen sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri. 2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barangjasa. 3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen. 4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi. 5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha. 6. Meningkatkan kualitas barangjasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang danatau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen. 18 Ada beberapa manfaat dari perlindungan konsumen tersebut, diantaranya ialah: Manfaat Perlindungan Konsumen 18 Ibid hal. 18 Universitas Sumatera Utara 1. Menyeimbangkan Kedudukan Balancing Position Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan konsumen. Dengan diterapkannya perlindungan konsumen, maka keuntungan sebesar-besarnya, kini menjadi subjek yang sejajar dengan pelaku usaha. Dengan adanya undang-undang perlindungan konsumen, maka praktek- praktek yang merugikan konsumen tersebut akan dikenakan sanksi. Dengan kondisi demikian, maka kepentingan konsumen dapat terlindungi dari praktek-praktek yang merugikan pihaknya melalui gak gugat yang dimiliki konsumen. Sementara dengan dipatuhinya ketentuan-ketentuan dalam perlindungan konsumen, maka konsumen ditempatkan sebagai subjek di dalam bisnis, yang mempunyai hak-hak yang seimbang dengan pelaku usaha. Dengan posisi yang demikian, maka akan tercipta kondisi pasar yang sehat dan tentunya saling menguntungkan, baik bagi pihak konsumen karena yang sehat dan tentunya produk-produk yang berkualitas sebagaimana yang diharapkan maupun dari pihak konsumen karena tetap mendapatkan kepercayaan pasar yang tentunya akan mendukung kelangsungan usahanya di masa mendatang. 2. Memberdayakan Konsumen Universitas Sumatera Utara Faktor utama yang menjadi kelemahan daripada konsumen ialah tingkat kesadaran masyarakat konsumen akan hak-haknya yang masih rendah. Hal ini terutama disebabkan oleh tingkat pendidikan konsumen yang masih rendah. Oleh karna itu undang-undang perlindungan konsumen memberikan landasan baru bagi pemberdayaan konsumen melalui pembinaan dan pendidikan konsumen. Proses pemberdayaan sebagaimana dimaksud harus dilaksanakan secara integral, baik melibatkan peran aktif dari pemerintah, lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat maupun dari kemauan masyarakat konsumen itu sendiri untuk mengetahui hak-haknya. Jika kesadaran konsumen akan hak-haknya semakin baik, maka konsumen dapat ditempatkan pada posisinya yang sebenarnya, yaitu sebagai pasangan yang saling membutuhkan dan saling menguntungkan. 3. Meningkatkan Profesionalisme Pelaku Usaha Dengan perkembangan dunia bisnis yang terus berubah dengan cepat di satu sisi dan di sisi lain kesadaran konsumen yang semakin baik, maka pelaku usaha tidak mungkin lagi untuk bertahan dengan cara-cara yang tradisional. Pelaku usaha dituntut untuk menjalankan usahanya secara profesional. Pelaku usaha juga harus mengubah orientasi usahanya yang selama ini cenderung berorientasi untuk keuntungan jangka pendek yang cenderung Universitas Sumatera Utara memperdaya konsumen, yang dalam jangka panjang hal itu justru akan memetikan usahanya. Untuk itu profesionalisme pelaku usaha merupakan tuntutan yang harus dipenuhi untuk saat ini dan tidak dapat ditawar-tawar lagi jika pelaku usaha ingin tetap eksis dalam menjalankan usahanya. 19 19 Endang Sri Wahyuni, Aspek Hukum Sertifikasi dan Keterkaitannya dengan Perlindungan Konsumen Bandung: Citra Aditya, 2003, hal. 89 Dalam pasal 2 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen terdapat asas-asas yang mempunyai hubungan dengan manfaat perlindungan konsumen tersebut. Adapun asas-asas tersebut ialah : 1. Asas manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar- besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan. 2. Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil. 3. Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha dan pemerintah dalam arti materiiil ataupun spiritual. Universitas Sumatera Utara 4. Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang danatau jasa yang dikonsumsi atau digunakan. 5. Asas kepastian hukum dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara menjamin kepastian hukum. 20 “Setiap orang pemakai barang danatau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”. Asas-asas tersebut merangkul semua kepentingan-kepentingan antara pelaku usaha dengan konsumen, Tidak ada satu asaspun yang memihak kepada kepentingan sepihak semata baik itu konsumen ataupun pelaku usaha. Dengan adanya Undang- undang Perlindungan Konsumen ini bukan semata-mata mementingkan kepentingan konsumen saja, akan tetapi undang-undang tersebut juga merangkul semua hak-hak konsumen serta pelaku usaha.

D. HAK DAN KEWAJIBAN KONSUMEN

Dokumen yang terkait

Prosedur Mutasi Jabatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Ditinjau Dari Persektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pekerjaan Umum)

10 119 83

Pengoplosan Beras Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

11 144 123

Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Usaha Air Minum Depot (AMD) Isi Ulang Ditinjau Dari Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

3 124 97

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN SMART LAUNDRY ATAS KELALAIAN PELAKU USAHA YANG MENGAKIBATKAN KERUGIAN KONSUMEN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

1 2 72

Perlindungan bagi Konsumen Terhadap Usaha Waralaba (Franchise) Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Usaha Roti Cappie Medan)

0 0 11

Perlindungan bagi Konsumen Terhadap Usaha Waralaba (Franchise) Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Usaha Roti Cappie Medan)

0 0 1

Perlindungan bagi Konsumen Terhadap Usaha Waralaba (Franchise) Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Usaha Roti Cappie Medan)

0 0 15

Perlindungan bagi Konsumen Terhadap Usaha Waralaba (Franchise) Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Usaha Roti Cappie Medan)

0 0 35

Perlindungan bagi Konsumen Terhadap Usaha Waralaba (Franchise) Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Usaha Roti Cappie Medan) Chapter III V

0 0 56

Perlindungan bagi Konsumen Terhadap Usaha Waralaba (Franchise) Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Usaha Roti Cappie Medan)

0 0 3