KESIMPULAN Perlindungan bagi Konsumen Terhadap Usaha Waralaba (Franchise) Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Usaha Roti Cappie Medan)

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Perlindungan Konsumen Terhadap Usaha Waralaba franchise menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Studi pada Usaha Roti Cappie Medan dapat disimpulkan: 1 Bahwasanya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen memberikan bentuk perlindungan hukum yang jelas kepada konsumen yang mengalami kerugian akibat mengkonsumsi barang danatau jasa yang diperdagangkan atau dipasarkan oleh pelaku usaha. Adapun bentuk perlindungannya diatur dalam Undang-undang nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Hal tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu. a. Perlindungan Hukum Dari Aspek Hukum Administratif Bentuk perlindungan hukum yang dilakukan melalui hukum administratif terhadap konsumen yang mengalami kerugian akibat mengkonsumsi makanan dan minuman ataupun barang danatau jasa milik pelaku usaha yang melanggar tanggung jawabnya, maka terhadap pelaku usaha dibebankan untuk memberikan ganti rugi kepada konsumen yang dirugikan oleh makanan dan minuman yang diperdagangkan olehnya. Universitas Sumatera Utara Saksi administratif yang dijatuhkan bagi pelaku usaha yang melanggar Pasal 19 ayat 2 UUPK tersebut berupa penetapan ganti rugi paling banyak Rp. 200.000.000,00,- dua ratus juta rupiah, sedangkan pihak yang berwenang untuk menjatuhkan sanksi administratif terhadap pelaku usaha adalah Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK. Dalam hal ini diatur dalam pasal 60 ayat 1, 2 dan 3 Undang-undang Perlindungan Konsumen. b. Perlindungan Hukum Dari Aspek Hukum Pidana Secara umum pelaku usaha seharusnya menjaga mutu barang danatau jasa yang dipasarkan sehingga tetap sepadan dengan pengeluaran konsumen yang ingin mendapatkan produk tersebut, hal ini berarti pengaturan dibidang perlindungan konsumen harus sejalan dengan peraturan dibidang perlindungan bisnis yang sehat dan jujur. Terhadap konsumen yang mengalami kerugian akibat memakai, menggunakan atau mengkonsumsi makanan dan minuman serta barang danatau jasa yang diperdagangkan oleh pelaku usaha, maka bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen dapat dilakukan melalui penuntutan pidana terhadap pelaku usaha sebagaimana diatur dalam Pasal 62 UUPK. Adapun dalam pasal 62 UUPK tersebut dikatakan, bahwa: 1. Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat 2, Pasal 15, Pasal 17 ayat 1 huruf a, huruf b, huruf c,huruf e, ayat 2 dan Pasal 18 dipidana dengan pidana Universitas Sumatera Utara penjara paling lama 5 lima tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 dua milyar rupiah. 2. Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Pasal12, Pasal 13 ayat 1, Pasal 14, Pasal 16, dan Pasal 17 ayat 1 huruf d dan huruf f dipidana penjara paling lama 2 dua tahun atau pidana denda paling banyakRp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah. 3. Terhadap pelanggaran yang mengakibatkan luka berat, sakit berat, cacat tetap atau kematian diberlakukan ketentuan pidana yang berlaku. 2. Ketentuan mengenai tanggung-jawab franchisee terhadap konsumen yang mengalami keracunan dan kerugian akibat mengkonsumsi Roti Cappie terdapat dalam klausula kontrak antara franchisor dengan franchisee. Ketentuan tersebut terdapat di dalam pasal 3 ayat 6, dalam kontrak tersebut dikatakan “bahwa franchisor akan melayani komplain dan memberikan solusinya dari mitra waralaba”. Perlu diketahui bahwa apabila konsumen mengalami kerugian akibat mengkonsumsi produk Roti Cappie di wilayah franchisee, maka franchisor ikut bertanggung-jawab terhadap kerugian konsumen tersebut. Franchisee wajib memberitahukan komplain konsumen tersebut kepada franchisor, supaya franchisor dapat memberikan solusi yang tepat kepada konsumen sesuai dengan ketentuan pasal 3 ayat 6 klausula kontrak Roti Cappie. Universitas Sumatera Utara Adapun bentuk pertanggung-jawaban dari pihak Roti Cappie terhadap konsumen yang mengalami kerugian dan keracunan akibat mengkonsumsi Roti tersebut ialah: a. Pemilik Roti Cappie akan memberikan ganti rugi kepada konsumen dengan membayar dua kali lipat harga makanan yang dibeli oleh konsumen. b. Jika konsumen harus mendapat penanganan melalui pengobatan medis atau masuk rumah sakit, maka pihak Roti Cappie bertanggung-jawab untuk membayar biaya perobatan konsumen. Tetapi disini Rumah Sakit ditentukan oleh pihak Roti Cappie, dan konsumen tidak bisa menentukan sendiri Rumah Sakit mana yang akan merawatnya. 3. Adapun peran Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dalam menyelesaikan sengketa konsumen ialah: a. Melalui mediasi, dimana BPSK akan menjadi mediator bagi kedua belah pihak yakni pelaku usaha dengan konsumen. BPSK akan mendengarkan segala keluhan dari konsumen dan juga pembelaan dari pihak pelaku usaha. Setelah mendengarkan beberapa keluhan dari kedua belah pihak, maka mediator akan mencoba mencari jalan kata damai bagi kedua belah pihak. b. Melalui Arbitrase, dimana pihak konsumen yang dirugikan akan menunjuk satu orang arbiter dan pelaku usaha menunjuk satu orang arbiter serta pihak BPSK akan menunjuk juga arbiter dari bagian pemerintahan untuk menyelesaikan sengketa kedua belah pihak. Universitas Sumatera Utara

B. SARAN

Dokumen yang terkait

Prosedur Mutasi Jabatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Ditinjau Dari Persektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pekerjaan Umum)

10 119 83

Pengoplosan Beras Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

11 144 123

Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Usaha Air Minum Depot (AMD) Isi Ulang Ditinjau Dari Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

3 124 97

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN SMART LAUNDRY ATAS KELALAIAN PELAKU USAHA YANG MENGAKIBATKAN KERUGIAN KONSUMEN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

1 2 72

Perlindungan bagi Konsumen Terhadap Usaha Waralaba (Franchise) Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Usaha Roti Cappie Medan)

0 0 11

Perlindungan bagi Konsumen Terhadap Usaha Waralaba (Franchise) Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Usaha Roti Cappie Medan)

0 0 1

Perlindungan bagi Konsumen Terhadap Usaha Waralaba (Franchise) Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Usaha Roti Cappie Medan)

0 0 15

Perlindungan bagi Konsumen Terhadap Usaha Waralaba (Franchise) Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Usaha Roti Cappie Medan)

0 0 35

Perlindungan bagi Konsumen Terhadap Usaha Waralaba (Franchise) Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Usaha Roti Cappie Medan) Chapter III V

0 0 56

Perlindungan bagi Konsumen Terhadap Usaha Waralaba (Franchise) Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada Usaha Roti Cappie Medan)

0 0 3