bertempat tinggal di luar Kota Medan adalah penderita dari Kabupaten Deliserdang, Simalungun, dan Aceh Timur.
Namun, hal ini bukan berarti bahwa wanita yang bertempat tinggal di Kota Medan lebih berisiko tinggi terhadap kejadian abortus inkompletus daripada wanita
yang bertempat tinggal di Luar Kota Medan, tetapi hanya berkaitan dengan jarak tempuh dari tempat tinggal menuju fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia.
Adapun penderita abortus inkompletus yang tercatat bertempat tinggal di luar Kota Medan biasanya adalah penderita yang kebetulan sedang datang ke Kota Medan
kemudian mengalami kejadian abortus inkompletus dan mencari pengobatan ke RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan.
5.2 Faktor Mediko Obstetrik Penderita Abortus Inkompletus
5.2.1 Usia Kehamilan
Proporsi penderita abortus inkompletus di RSUD Dr.Pirngadi tahun 2010 –
2011 berdasarkan usia kehamilan dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
8 17
30 38
4 2
1 5
10 15
20 25
30 35
40
5 minggu 7 minggu
8 minggu 9 minggu 10 minggu 12 minggu 16 minggu
Usia Kehamilan P
ro p
o rs
i
Gambar 7. Diagram bar proporsi penderita abortus inkompletus di RSUD
Dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2010
– 2011 berdasarkan usia kehamilan
Berdasarkan gambar.7 dapat dilihat bahwa berdasarkan usia kehamilan, proporsi tertinggi penderita abortus inkompletus adalah pada usia kehamilan 9
minggu, yaitu sebesar 38. Selebihnya adalah penderita pada usia kehamilan 8 minggu dengan proporsi 30, 7 minggu dengan proporsi 17, 5 minggu dengan
proporsi 8, 10 minggu dengan proporsi 4, 12 minggu dengan proporsi 2, dan 16 minggu dengan proporsi 1.
Bila ditinjau dari data penderita yang mengalami abortus inkompletus pada usia kehamilan 9 minggu dikarenakan penderita memang memiliki riwayat kehamilan
keguguran pada kehamilan sebelumnya, memiliki paritas multipara atau grandemultipara dimana paritas tersebut termasuk paritas yang tidak aman, serta
mungkin disebabkan oleh adanya riwayat penyakit menular maupun tidak menular bahkan mungkin disebabkan adanya trauma sehingga menurunkan keadaan penderita.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini sesuai dengan Chalik 1998 bahwa abortus inkompletus memang terjadi pada usia lebih dari 8 minggu karna villi koriales telah tumbuh dan menembus
lapisan desidua jauh lebih tebal sehingga pelepasannya biasanya tidak sempurna dan masih ada bagian yang tersisa melekat di dinding rahim.
13
Hasil penelitian Panjaitan 2011 dimana abortus inkompletus merupakan kejadian yang paling banyak di RS
Martha Friska Medan juga menunjukkan bahwa berdasarkan umur kehamilan yang tercatat proporsi tertinggi adalah penderita pada usia kehamilan 7
– 9 minggu dengan proporsi 32,7.
26
5.2.2 Paritas