Berdasarkan gambar.4 dapat dilihat bahwa berdasarkan pekerjaan, proporsi tertinggi penderita abortus inkompletus adalah penderita dengan pekerjaan sebagai
ibu rumah tangga IRT, yaitu dengan proporsi 69. Selebihnya tercatat dengan pekerjaan sebagai PNS 13, Karyawan Swasta 7, Wiraswasta 7, dan pelajar 4.
Hal ini kurang sesuai dengan hasil penelitian Mutmainah 2008 bahwa kejadian abortus inkompletus yang tercatat di RSUD’45 Kuningan adalah peran
ganda ibu hamil yang disebabkan kondisi sosial-ekonomi rendah di daerah kuningan sehingga memaksa ibu hamil membantu suaminya mencari nafkah, seperti membantu
di sawah dan di ladang serta menjadi pembantu rumah tangga.
24
Dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini bukan berarti ibu rumah tangga sebagai proporsi tertinggi berdasarkan pekerjaan lebih berisiko tinggi terhadap
kejadian abortus inkompletus, akan tetapi hal ini hanya menunjukkan bahwa pekerjaan penderita abortus inkompletus yang datang berobat ke RSUD Dr.Pirngadi
Kota Medan tahun 2010 – 2011 mayoritas tercatat sebagai ibu rumah tangga. Hal ini
sama dengan hasil penelitian Panjaitan 2011 di RS Martha Friska Medan bahwa 74,3 penderita abortus adalah ibu rumah tangga, dimana abortus inkompletus
menempati proporsi tertinggi 57,4 dari semua kejadian abortus di RS Martha Friska.
26
5.1.5 Agama
Proporsi penderita abortus inkompletus di RSUD Dr.Pirngadi tahun 2010 –
2011 berdasarkan agama dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
56 44
Islam Kristen
Gambar 5. Diagram pie proporsi penderita abortus inkompletus di RSUD
Dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2010
– 2011 berdasarkan agama
Berdasarkan gambar.5 dapat dilihat bahwa berdasarkan agama, proporsi tertinggi penderita abortus inkompletus adalah beragama Islam sebesar 56.
Selebihnya adalah penderita abortus inkompletus beragama Kristen dengan proporsi 44. Dalam penelitian ini tidak ditemukan penderita beragama budha, hindu, dan
konghuchu. Dapat dikatakan bahwa bukan berarti wanita yang beragama Islam
mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami abortus inkompletus. Agama bukanlah hal penyumbang tinggi-rendah risiko terjadinya abortus inkompletus.
Dalam penelitian ini, terdapat 56 penderita abortus inkompletus yang datang berobat ke RSUD Dr.Pirngadi adalah bergama Islam dan angka tersebut tidak jauh berbeda
dengan jumlah penderita abortus inkompletus beragama Kristen yaitu sebanyak 44 orang.
Universitas Sumatera Utara
Besar kecilnya proporsi agama pada catatan pelayanan kesehatan bergantung pada banyaknya penderita penganut suatu agama yang datang berobat ke pelayanan
kesehatan tersebut. Hasil penelitian oleh Panjaitan 2011 juga menunjukkan bahwa penderita abortus, dengan proporsi tertinggi abortus inkompletus, di RS Martha
Friska adalah beragama Islam sebesar 73,8.
26
5.1.6 Tempat Tinggal
Proporsi penderita abortus inkompletus di RSUD Dr.Pirngadi tahun 2010 –
2011 berdasarkan tempat tinggal dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
78 22
Kota Medan Luar Kota Medan
Gambar 6. Diagram pie proporsi penderita abortus inkompletus di RSUD
Dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2010
– 2011 berdasarkan tempat tinggal
Berdasarkan gambar.6 dapat dilihat bahwa berdasarkan tempat tinggal, proporsi tertinggi penderita abortus inkompletus adalah bertempat tinggal di Kota
Medan sebesar 78. Selebihnya adalah penderita abortus inkompletus yang bertempat tinggal di luar Kota Medan dengan proporsi 22. Penderita yang tercatat
Universitas Sumatera Utara
bertempat tinggal di luar Kota Medan adalah penderita dari Kabupaten Deliserdang, Simalungun, dan Aceh Timur.
Namun, hal ini bukan berarti bahwa wanita yang bertempat tinggal di Kota Medan lebih berisiko tinggi terhadap kejadian abortus inkompletus daripada wanita
yang bertempat tinggal di Luar Kota Medan, tetapi hanya berkaitan dengan jarak tempuh dari tempat tinggal menuju fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia.
Adapun penderita abortus inkompletus yang tercatat bertempat tinggal di luar Kota Medan biasanya adalah penderita yang kebetulan sedang datang ke Kota Medan
kemudian mengalami kejadian abortus inkompletus dan mencari pengobatan ke RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan.
5.2 Faktor Mediko Obstetrik Penderita Abortus Inkompletus