Hasil penelitian ini sesuai dengan Kusumawati 2006 yang menyatakan bahwa seorang wanita yang memiliki riwayat kehamilan yang jelek pada kehamilan
sebelumnya, seperti keguguran, lahir belum cukup bulan, lahir mati, lahir hidup kemudian mati dalam waktu ≤7 hari akan meningkatkan risiko pada persalinan
berikutnya.
39
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Malpas dan Eastman yang menyatakan bahwa terjadinya abortus lagi pada seorang wanita yang pernah
mengalami abortus ialah 73 – 83,6.
13,26
5.2.4 Riwayat Tindakan Persalinan
Proporsi penderita abortus inkompletus di RSUD Dr.Pirngadi tahun 2010 –
2011 berdasarkan riwayat tindakan persalinan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
73 24
3
Normal Tindakan
Belum Pernah Bersalin Sebelumnya
Gambar 10. Diagram pie proporsi penderita abortus inkompletus di RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2010
– 2011 berdasarkan riwayat tindakan persalinan
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar.10 dapat dilihat bahwa berdasarkan riwayat tindakan persalinan, proporsi tertinggi penderita abortus inkompletus adalah normal, yaitu
dengan proporsi 73. Selebihnya riwayat tindakan persalinan penderita abortus inkompletus adalah tindakan dengan proporsi 24, dan belum pernah hamil
sebelumnya dengan proporsi 3. Artinya, dari 100 penderita abortus inkompletus yang datang berobat ke
RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2010 – 2011 terdapat 73 penderita yang
memiliki riwayat tindakan persalinan normal pada kehamilan sebelumnya. Selebihnya terdapat 24 penderita abortus inkompletus dengan riwayat tindakan
persalinan, yaitu sectio caesaria SC, dan 3 penderita abortus inkompletus dengan tidak ada riwayat tindakan persalinan karena belum pernah hamil sebelumnya.
5.2.5 Riwayat Kejadian Abortus
Proporsi penderita abortus inkompletus di RSUD Dr.Pirngadi tahun 2010 –
2011 berdasarkan riwayat kejadian abortus dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
70 30
Abortus Spontan Tidak Ada
Gambar 11. Diagram pie proporsi penderita abortus inkompletus di RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2010
– 2011 berdasarkan riwayat kejadian abortus
Berdasarkan gambar.11 dapat dilihat bahwa berdasarkan riwayat kejadian abortus, proporsi tertinggi penderita abortus inkompletus adalah abortus spontan,
yaitu dengan proporsi 70. Selebihnya penderita abortus inkompletus tidak memiliki riwayat kejadian abortus pada kehamilan sebelumnya dengan proporsi 30. Dapat
diartikan bahwa dari 100 penderita abortus inkompletus yang datang berobat ke RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2010
– 2011 terdapat 70 penderita yang memiliki riwayat kejadian abortus pada kehamilan sebelumnya dan semuanya adalah
abortus spontan. Hal ini sesuai dengan Prawirohardjo 2009 yang menyatakan bahwa setelah 1
kali abortus spontan, pasangan akan mempunyai risiko sebesar 15 mangalami keguguran lagi, sedangkan bila pernah 2 kali, risikonya akan meningkat 25, dan
setelah 3 kali mengalami abortus berturut-turut akan mempunyai risiko untuk keguguran lagi sebesar 30
– 45.
11
Universitas Sumatera Utara
5.2.6 Riwayat Penyakit