Gejala dan Tanda Abortus Inkompletus Distribusi dan Frekuensi Abortus Inkompletus Berdasarkan Tempat

2.2 Abortus Inkompletus 2.2.1 Pengertian Abortus Inkompletus Abortus inkompletus adalah keluarnya sebagian hasil konsepsi dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal pada saat usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. 11

2.2.2 Gejala dan Tanda Abortus Inkompletus

11,13 Gejala dan tanda terjadinya abortus inkompletus ialah sebagai berikut: 1 Uterus lebih kecil dari usia kehamilan 2 Kramnyeri abdomen bagian bawah 3 Pada pemeriksaan vagina, ditemukan kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri 4 Pengeluaran sebagian hasil konsepsi 5 Adanya perdarahan 2.3 Epidemiologi Abortus Inkompletus 2.3.1 Distribusi dan Frekuensi Abortus Inkompletus Berdasarkan Orang Menurut penelitian Pasabi di RS Elim Rantepao Kabupaten Toraja Utara tahun 2009 bahwa terdapat kejadian abortus inkompletus sebesar 164 kasus dari total 172 kasus abortus dengan distribusi tertinggi pada kelompok usia 20 –35 tahun. 22 Menurut penelitian Panggabean di RS Haji Medan tahun 2010 bahwa paling banyak abortus terjadi pada kelompok usia 20 – 35 tahun, dan dari 81 wanita yang mengalami abortus, terdapat 52 kejadian abortus inkompletus dengan paritas 0 dan Universitas Sumatera Utara usia kehamilan 12 minggu. Hal ini berarti bahwa umur ibu tidak secara independen dapat menyebabkan abortus, tetapi bersamaan dengan paritas dan usia kehamilan. 23 Dari beberapa studi menunjukkan bahwa setelah 1 kali mengalami kejadian abortus spontan termasuk abortus inkompletus, pasangan akan mempunyai risiko 15 untuk mengalami abortus, sedangkan bila pernah 2 kali mengalami abortus, maka risikonya meningkat 25. Beberapa studi meramalkan bahwa risiko abortus setelah mengalami 3 kali abortus berurutan adalah 30 – 45. 12 Menurut Puslitbang Sistem dan Kebijakan Kesehatan 2013, karakteristik sosial penderita abortus terdapat 42,9 terjadi pada kelompok umur diatas 35 tahun, berpendidikan tamat SMA 44,5, tidak bekerja 49,1 dan 55,9 tinggal di wilayah perkotaan. 33

2.3.2 Distribusi dan Frekuensi Abortus Inkompletus Berdasarkan Tempat

Biasanya kejadian abortus dilaporkan dalam angka keguguran abortion rate, yaitu jumlah keguguran dalam setiap 1.000 kelahiran hidup. 13 Pada tahun 2008, abortion rate di dunia adalah sebesar 28 per 1.000 wanita usia 15 –44 tahun. Di Amerika Latin sebesar 32‰, di Afrika sebesar 29‰, di Asia sebesar 28‰, di Eropa sebesar 27‰, di Amerika Utara sebesar 19‰, dan di Oceania sebesar 17‰. 34 Indonesia memiliki abortion rate sebesar 37 per 1.000 wanita usia 15 –44 tahun, angka ini belum sesuai dengan abortion rate untuk negara berkembang, yaitu 29 per 1.000 wanita usia 15 –44 tahun. 35 Penelitian Sedgh.G 2012 menyebutkan bahwa pada tahun 2003, 78 dari total abortus dunia berada di negara berkembang dan meningkat menjadi 86 di tahun 2008. 36 Angka kejadian keguguran secara nasional adalah 4, bervariasi mulai dari 2,4 di Bengkulu sampai 6,9 di Papua Universitas Sumatera Utara Barat. Propinsi dimana wanita banyak melakukan abortus, berturut-turut adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. 33

2.3.3 Distribusi dan Frekuensi Abortus Inkompletus Berdasarkan Waktu