2.3.5 Komplikasi Abortus Inkompletus
11,13
Risiko komplikasi akibat abortus inkompletus antara lain: 1
Perdarahan Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2 Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi,
laparotomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada uterus. 3
Syok Syok adalah suatu keadaan klinis yang akut akibat berkurangnya perfusi
jaringan dengan darah karena gangguan pada sirkulasi mikro. Kekurangan perfusi apabila berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan hipoksia jaringan yang akan
merusak sel-sel dan pada akhirnya menyebabkan kematian. 4
Infeksi Infeksi dari bakteri yang merupakan flora normal dari genitalia eksterna dan
vagina dapat juga menyebabkan syok yang dinamakan syok septik atau syok endotoksin. Peristiwa infeksi yang dapat menimbulkan syok septik adalah abortus
infeksiosa terutama yang dilakukan pada abortus kriminalis.
Universitas Sumatera Utara
2.3.6 Risiko Kesehatan dan Keselamatan Secara Fisik
40
Menurut B.Clowes dalam bukunya “The Facts of Life” 2001, beberapa risiko yang akan dihadapi saat dan setelah melakukan aborsi, yaitu:
1 Kematian mendadak karena perdarahan hebat
2 Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3 Kematian secara lambat akibat infeksi serius di sekitar kandungan
4 Uterine perforation atau rahim yang sobek
5 Cervical laceration atau kerusakan leher rahim yang dapat menyebabkan
gangguan pada anak berikutnya berupa gangguan perkembangan mata, otak, pernapasan serta pencernaan.
6 Infeksi rongga panggul
7 Infeksi pada lapisan rahim Endrometriosis
2.3.7 Risiko Gangguan Psikologi Mental
41
Selain memiliki risiko tinggi bagi kesehatan dan keselamatan fisik, aborsi dapat juga mengakibatkan dampak yang hebat pada mental pelaku aborsi. Secara
psikologi dikenal dengan Post-Abortion Syndrome PAS yang termasuk dalam Post- Traumatic Stress Disorder atau Kelainan Pasca-Trauma Berat. Menurut Reardon,
pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal sebagai berikut:
1 Kehilangan harga diri
2 Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
3 Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual
4 Berteriak-teriak histeris
Universitas Sumatera Utara
5 Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang
6 Ingin melakukan bunuh diri
2.3.8 Penanganan Abortus Inkompletus a. Penanganan Tanpa Komplikasi