Pandangan Seorang Pendeta tentang Pelayanan Perempuan

71 7. Kisah Febe yang merupakan rekan sekerja Paulus dalam melayani Tuhan. Ia merupakan pemimpin yang melayani jemaat di Kengkrea, nats ini tertulis di Roma 16:1. 8. Maria dan Marta Lukas 10:38-42. Kisah Maria dan Marta merupakan suatu bukti nyata pelayanan yang dilakukan oleh Marta dengan melayani Yesus dan murid-muridNya. Sementara bentuk pelayanan Maria adalah duduk diam mendengarkan perkataan Tuhan yang bermakna patuh akan apa yang Tuhan katakan. Nama-nama di atas merupakan sebagian dari perempuan yang namanya tercatat dalam sejarah Alkitab. Selain itu banyak lagi perempuan-perempuan yang namanya masuk ke dalam Alkitab sebagai bentuk pelayanan perempuan. Dari hal di atas membuktikan bahwa perempuan juga memiliki potensi yang sama dengan laki-laki untuk melayani Tuhan. Sehingga menurut Pendeta Darsono Ambarita, jika ada gereja yang membatasi kualitas dan karunia talenta, sebaiknya harus kembali ke Alkitab agar berpatokan pada Alkitab.

3.6. Pandangan Seorang Pendeta tentang Pelayanan Perempuan

Pdm. Darsono Ambarita, M.Th. merupakan salah seorang gembala di GBI Rayon IV, ia juga merupakan salah satu pakar teologi dan juga merupakam dosen sekaligus Kepala Jurusan Teologi di STT Pelita Kebenaran. Berbicara tentang pelayanan perempuan masa kini, Pdm. Darsono Ambarita menjelaskan bahwa sudah jelas pelayanan perempuan tidak menyalahi Alkitab melihat dengan meninjau kembali banyaknya perempuan yang melayani yang tertulis dalam Alkitab. Dikuatkan dengan keberadaan Firman Tuhan yang tak pernah menyuruh Universitas Sumatera Utara 72 perempuan atau laki-laki saja yang melayani, namun semua ciptaan-Nya baik laki- laki maupun perempuan diutus untuk melayani dan memberitakan kebenarannya. Di hadapan Tuhan semuanya sama, itulah alasan mengapa ia menyetujui pernyataannya tersebut. Menurut Pdm. Darsono Ambarita, M.Th., adapun persentase peluang bagi perempuan untuk melayani di GBI Rayon IV adalah 100 , demikian juga sebaliknya dengan laki-laki. Artinya perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam melayani selama memiliki potensi untuk mendukung pelayanan gereja. GBI Rayon IV menerima pelayanan perempuan dalam setiap bidang maupun departemen. Sampai saat ini tidak ditemui bidang pelayanan yang tidak memperbolehkan perempuan bergabung di dalamnya. Tidak ada batasan, yang dilihat dalam diri seorang pelayan adalah talenta, kemampuan, dan keinginan untuk melayani tanpa melihat jenis kelaminnya. Kembali kepada Alkitab back to the Bible merujuk kembali kepada kebenaran Alkitab, demikianlah penafsiran GBI Rayon IV. Gereja ini sudah cukup terbuka baik dalam aspek ibadah ataupun dalam penyetaraan gender. Perempuan kini juga banyak menjadi pengaruh di gereja. Menurut Pendeta Darsono Ambarita sangat disayangkan sekali jika perempuan tidak dilibatkan atau diberdayakan dalam pelayanan gereja. Karena perempuan juga memiliki potensi yang cukup besar bahkan memiliki keinginan untuk melayani. Ia mengungkapkan bahwa ada perjalanan sejarah mengenai pergerakan perempuan atau yang disebut feminisme teologi. Gerakan ini merupakan gerakan yang menyatakan diri bahwa perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki Universitas Sumatera Utara 73 dalam sebuah gereja. Awalnya di beberapa gereja pada masa itu hanya laki-laki yang diutamakan dan diperhitungkan. Namun di GBI Rayon IV, teologi yang dipakai dalam memandang pelayanan perempuan sebagai suatu hal yang wajar bahwa perempuan memiliki hak yang sama dalam sebuah pelayanan. Dalam kisah yang tercatat di Alkitab ketika Yesus melayani, Dia tidak hanya mengutamakan kaum laki-laki dalam pelayananNya. Bahkan Dia mengijinkan dan tidak pernah menolak pelayanan yang dilakukan kaum perempuan di sekitar terhadapNya. Adanya gerakan feminisme karena adanya ketidakadilan pada masa lalu. Perempuan cenderung tidak diperhitungkan di dalamnya untuk terlibat menjadi dampak. Terdapat beberapa pada masa lalu yang sampai kini pun masih memiliki aturan-aturan yang membatasi perempuan dalam pelayanan gereja. Salah satu di antaranya adalah Gereja Baptis Indonesia, gereja ini tidak memperbolehkan dengan kata lain melarang perempuan ditahbiskan menjadi gembala. Gereja Pantekosta Tabernakel GPT atau aliran Kabar Mempelai juga merupakan salah satu gereja yang tidak memperbolehkan perempuan melayani di gereja. Di Gereja Katolik ditemukan perempuan terlibat dalam pelayanan, namun tidak ditemukan perempuan yang menjadi pemimpin jemaat atau menjadi pengajar dalam jemaat. Katolik lebih melibatkan perempuan dalam pelayanan kemanusiaan, yang mana hal ni termasuk mengkotakkan dan membatasi gerak dan potensi yang dimiliki oleh perempuan. Berbeda halnya dengan GBI Rayon IV yang memperbolehkan perempuan masuk dalam segala bidang pelayanan tanpa dibatasi satupun. Universitas Sumatera Utara 74 Secara pribadi Pdm. Darsono Ambarita mengungkapkan dukungan terhadap pelayanan yang dilakukan perempuan di gereja. Karena menurutnya perempuan merupakan penyeimbang, perempuan adalah penolong, dan perempuan memiliki kemampuan yang berbeda dengan laki-laki. Menurutnya perempuan memiliki kelebihan dalam suatu kondisi akan mampu memanajemen, sungguh-sungguh dalam melayani, memiliki semangat serta memiliki ciri khas tersendiri. Setiap gereja memiliki masing-masing aturan, serta memiliki tatanan doktrin yang berbeda-beda. Namun di dalam GBI Rayon IV memakai seutuhnya perintah Alkitab dan penerapannya di pelayanan gereja. Perempuan dan laki-laki hakikatnya adalah sama, yakni sama-sama diciptakan oleh Tuhan dan sama-sama memiliki karunia dari Tuhan, sehingga layaklah setiap ciptaan-Nya melayani-Nya. Perempuan harus tunduk pada otoritas orang yang di atasnya. Baik itu orang tua, suami, bahkan pendeta ataupun gembala gereja. Hal ini merupakan wujud ketaatan sebagai suatu dasar hidup orang Kristen. Perempuan melayani dimulai dari yang paling sederhana, membenahi keluarga, menjadi teladan. Jika seorang istri ingin melayani ia harus meminta izin pada suami, jika seorang perempuan ingin melayani hendaklah taat pada orang tua. Perempuan disarankan untuk membenahi keluarga terlebih dahulu agar bisa melayani di gereja maupun tempat lainnya. Universitas Sumatera Utara 75

3.7. Wanita Bethel Indonesia WBI Rayon IV Sumatera Resort