60 orang-orang yang akan melayani menjadi pelayan. Tahapan tersebut harus terlebih
dahulu dilakukan dengan tahap registrasi atau pendaftaran, dimana pendaftaran pelayan-pelayan baru memiliki syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pihak
gereja yang harus dipatuhi tanpa adanya negosiasi. Perekrutan ini dilakukan oleh setiap deprtemen yang menaungi pelayanan tersebut. Semua standar dan proses
yang ada di GBI Rayon IV diatur oleh sistem manajemen ISO 9001 yang dimiliki oleh GBI. Adapun syarat-syarat tersebut adalah :
3.3.1. Syarat menjadi pelayan di GBI
Syarat umum Administratif : 1.
Memiliki KAJ Kartu Anggota Jemaat
KAJ merupakan bukti keanggotaan terdaftar di GBI Rayon IV Medan. KAJ juga merupakan syarat untuk melayani sebagai aktivispekerja GBI Rayon IV Medan.
Bagi jemaat yang ingin menjadi anggota terdaftar harus mengisi formulir KAJ dengan lengkap disertai dengan surat baptis dan surat pindah gereja bagi yang
sudah terdaftar di gereja lain 2.
Sertifikat KOM sebagai bukti telah lulus kelas KOM Komunitas Orientasi Melayani
KOM Komunitas Orientasi Melayani merupakan sebuah wadah dimana jemaat yang rindu melayani akan dibina dan diarahkan dengan cara menggali firman
Tuhan sebagai dasar-dasar kekristenan dan motivasi pelayanan yang baik sehingga bekal tersebut dapat menjadi acuan di dalam pelayanan. KOM bertujuan
untuk memperlengkapi pelayan dan jemaat dalam penegetahuan Alkitab maupun
Universitas Sumatera Utara
61 doktrin-doktrinnya. Kelas-kelas KOM terbuka bagi jemaat dari semua kalangan,
usia dan pendidikan. Kelas KOM GBI Rayon IV memiliki seri atau tingkatan seperti KOM 100, 200, 300, 400.
3. Sertifikat baptis selam bukti sudah mengikuti baptis selam
Sertifikat baptis selam merupakan syarat untuk menjadi pelayan di GBI baik perempuan maupun laki-laki sudah harus melakukan baptis selam. Tidak hanya
itu, jemaat GBI secara umum haruslah mengikuti baptisan selam yang hanya dilakukan sekali seumur hidup sebagai tanda menerima Yesus di dalam kehidupan
dan bersedia mengikut Yesus. Baptis Selam atau batisan berasal dari istilah Yunani „baptizo‟ yang arti
harfiahnya adalah diselam, dibenamkan, atau ditenggelamkan. Jadi, baptisan air adalah suatu peristiwa dimana seseorang mengikuti upacara diselamkan atau
ditenggelamkan ke dalam air. Baptisan air wajib diikuti oleh setiap orang yang mengakui Yesus sebagai Tuhan dalam kehidupan mereka karena baptisan air
merupakan baptisan langsung dari Tuhan Yesus. Seperti yang tertulis di Alkitab “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak
percaya akan dihukum” Markus 16:16
Makna baptisan selam adalah pengakuan bahwa seseorang telah dipersatukan dengan Tuhan Yesus Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Ketika
seseorang itu masuk ke dalam air, hal itu merupakan pernyataan komitmen untuk meninggalkan kehidupan lamanya atau mati terhadap kehidupan lamanya. Setelah
itu, ia akan ditenggelamkan ke dalam air sebagai lambang peristiwa penguburan Yesus. Sedangkan yang ketiga adalah keluar dari air yang berarti kebangkitan dari
Universitas Sumatera Utara
62 kematian dan hidup dalam kehidupan baru, tertulis di Alkitab Roma 6:3-5. Pdm.
Markus S., M.Th 2010 : 118-119 Selain syarat-syarat umum di atas terdapat juga syarat lainnya berupa syarat non-
administratif yang harus dipenuhi untuk menjadi pelayan, diantaranya adalah pelayan harus memiliki skill kemampuan dalam bidang pelayanan yang akan
digeluti. Misalnya seorang penari tamborin harus bisa menari dan memiliki kapasitas dalam bidang tersebut atau biasa disebut sebagai kasih karunia maupun
talenta. Demikian juga dengan bidang pelayanan lain yang ada di GBI. Syarat lainnya ialah pelayan GBI harus memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan,
sudah lahir baru dan Berbahasa Roh. Bahasa Roh dikenal dengan istilah glossolalia Yunani yang berasal dari kata
glossa, yang diterjemahkan dengan lidah atau bahasa. Kata kerjanya lalein yang berarti berbicara atau berkata-kata dengan menggunakan lidah
22
. Bahasa roh merupakan salah satu karunia Roh Kudus yang memuji Allah di dalam doa
dengan bahasa baru yang tidak dapat orang yang memakainya. Bahasa roh dalam GBI merupakan karunia roh, dimana roh kudus yang memberikan manusia
kemampuan dalam berbahasa roh. Tubuh manusia terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh. Roh dimiliki oleh setiap manusia, bahasa roh merupakan komunikasi dengan
Allah yang diperoleh dengan cara meminta dan berhikmat. GBI memakai bahasa roh untuk membangun diri sendiri dan berkomunikasi dengan Tuhan, dengan
dasar mengikuti semua yang dikatakan di dalam firman Tuhan. Alkitab
22
Jonar situmorang, Kamus Alkitab dan Theologi: Memahami Istilah-istilah Sulit dalam Alkitab dan Gereja Yogyakarta: Andi Offset, 2016, hal. 63-64.
Universitas Sumatera Utara
63 merupakan tafsiran yang benar. Apapun yang dilakukan diharapkan tidak lari dari
firman. Dasar daripada pengetahuan berbahasa roh adalah 1 Korintus 14:2, 39
“2. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata dengan manusia, tetapi
kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia. 39. Karena itu saudara-saudaraku,
usahakanlah dirimu untuk memperoleh karunia untuk bernubuat, dan janganlah melarang orang lain berkata-
kata dengan bahasa roh.”
Syarat-syarat tersebut di atas memang tidak ada sertifikatnya, namun beberapa poin tersebut menurut pihak gereja merupakan syarat wajib bagi seorang pelayan.
Jika sudah lulus syarat administrasi maka akan mengikuti tahap atau proses-proses lanjutan seperti training dan lain sebagainya tergantung prosedur tiap-tiap bidang
pelayanan. Hal-hal di atas dilihat potensinya melalui audisi yang dilakukan pihak gereja. Adapun pihak yang menyeleksi setiap calon pelayan adalah masing-
masing departemen yang bernaung di dalam pelayanan tersebut, misalnya untuk merekrut pendoa yang menangani atau merekreut adalah pihak Departemen Doa,
demikian juga yang lainnya ditangani oleh masing-masing departemen.
Universitas Sumatera Utara
64
3.3.2. Audisi