132
peserta lulusan diklat peningkatan kompetensi guru SMK mata pelajaran bimbingan konseling secara umum katagori baik dan setelah dianalisis
berdasarkan buku pedoman standar teknis evaluasi pengendalian pendidikan dan pelatihan diklat tahun 2007 Direktorat Pembinaan Diklat Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan PMPTK Depdiknas, tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana operasional kegitan
diklat tecapai dan
Product
penyelenggaan diklat berdampak positif dalam rangka peningkatan kompetensi guru SMK mata pelajaran bimbingan
konseling.
B. Implikasi
Banyaknya peraturan pemerintah yang mendukung terhadap pelaksanaan diklat di LPMP D.I Yogyakarta, sebagian pengelolapanitia telah
memahami peraturan diklat tersebut, namun sebagian lagi tidak mengetahui peraturan-peraturan dalam diklat. Peraturan tersebut bagi pengelola yang sudah
memahaminya dapat direalisasikan dengan baik, tetapi bagi yang tidak mengetahui, mereka melaksanakan diklat sesuai dengan kebiasaan yang telah
berjalan secara rutin dari tahun ke tahun serta beberapa panitia belum dapat bekerjasama secara optimal dengan semua unsur panitia lainnya dalam
melaksanakan tugas kepanitiaan, belum semua SDM yang terlibat dalam kepanitiaan memiliki komitmen dan dedikasi yang tinggi terhadap keberhasilan
tugas-tugas kepanitiaan. Sebagai implikasinya hendaknya panitiapengelola dalam melaksankan tugas dan fungsinya sebagai penegelola diklat memahami peraturan-
peraturan yang mendukung dalam pelaksanaan diklat, antara penatarwidyaiswara,
133
sesama panitia sering melakukan kominikasi dan koordinasi agar segala kebutuhan diklat segera dapat terpenuhi.
Panitia penyelenggarapengelola
telah menyiapkan
standar kompetensi guru, buku panduan, persiapan mengajar, bahan ajar, dan perangkat
administrasi diklat, namun deskripsi materi tidak dipersiapkan. Implikasinya panitiapengelola hendaknya berkoordinasi dengan Penanggungjawab Akademik
PJBA dan penatar sebelum pelaksanaan diklat, deskripsi materi agar disiapkan. Hasil penelitan memberikan gambaran bahwa hasil evaluasi akhir
pretest
belum digunakan sebagai acuan dalam mengungkap kompetensi awal peserta diklat dan masukan bagi widyaiswarapenetar dalam melaksanakan proses
pembelajaran dalam diklat. Implikasinya widyaiswarapenatar seharusnya menempatkan
pretest
sebagai fase yang penting dalam pelaksanaan diklat karena dengan
pretest
widyaiswarapenatar dapat mengetahui kemampuan awal yang dimiliki peserta dan hasil pretest dipergunakan sebagai masukan bagi
widyaiswarapenatar dalam melaksanakan pemebelajaran diklat. Hasil penelitian menemukan bahwa sistem evaluasi dalam diklat peningkatan
kompetensi guru SMK mata pelajaran bimbingan konseling di LPMP D. I Yogyakarta masih bersifat konvensional. Implikasinya widyaiswarapenetar dalam
melaksanakan evalusi terhadap peserta pada pelaksanaan kegiatan yang akan datang penilainnya tidak hanya dari aspek akademis namun juga menilai aspek
sikap dan perilaku peserta seperti kedisiplinan, kerjasama, kepemimpinan dan prakarsa sehingga pada evaluasi akhir dilakukan dengan memperhatikan hasil
evaluasi nilai akademis dan hasil evaluasi nilai sikap dan perilaku.
134
C. Saran-saran