Tempat dan Waktu Penelitian Jenis Penelitian, Komponen yang Dievaluasi, dan

penguasaan bahan ajar, sedangkan yang paling rendaha adalah pernyataan guru terhadap pemahaman prinsip-prinsip penelitian pendidikan.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam menjawab rumusan masalah mengenai latar belakang, tujuan, sasaran, dampak yang ingin dicapai, kriteria input peserta, program, proses pembelajaran, standar kompetensi lulusan diklat dan prestasi hasil belajar peserta dari diklat peningkatan kompetensi guru SMK mata pelajaran bimbingan konseling, Penelitian akan dilaksanakan di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta, Jalan BPG Raya Km. 02 Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Untuk menjawab rumusan masalah mengenai kinerja lulusan diklat peningkatan kompetensi guru SMK mata pelajaran bimbingan konseling yang dilaksanakan di LPMP Daerah Istimewa Yogyakarta, penelitian akan dilaksanakan di sekolah antara lain di beberapa sekolah tepat bertugas alumni peserta diklat. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober sampai dengan bulan Januarai 2008.

B. Jenis Penelitian, Komponen yang Dievaluasi, dan

Need Assessment 1. Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan dan masalah penelitian, penelitian ini adalah untuk mengevaluasi program pendidikan dan pelatihan di LPMP Daerah Istimewa Yogyakarta. Oleh karena itu penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian evaluatif, dengan pendekatan Model Context, Input, Process, dan Product CIPP. Model ini berpandangan bahwa keberhasilan program pendidikan dipengaruhi beberapa faktor, seperti : karakteristik peserta didik dan lingkungan, tujuan program dan peralatan yang digunakan, prosedur dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi model ini bermaksud membadingkan kinerja performance dari berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu, untuk akhirnya sampai pada deskripsi dan judgment mengenahani kekuatan dan kelemahan program yang dievaluasi. Model ini dikembangkan oleh Stufflebearn 1972 mengolongkan program evaluasi pendidikan atas empat dimensi, yaitu : Context, Input, Process, dan Product . Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang dipadukan dengan pendekatan kuantitatif atau dengan sebutan metode campuran yang menitikberatkan pada kualitatif, dimana penelitian ini tidak akan menuji hipotesis dan tidak akan menguji hubungan variabel, tetapi dititikberatkan pada pengumpulan data dengan mendeskripsikan keadaan saat ini yang terjadi di lapangan. 2. Komponen yang dievaluasi a. Context adalah meliputi penggambaran latar belakang program yang dievaluasi, memberikan perkiraan kebutuan dan tujuan program, menentukan sasaran dan kebutuhan yang ingin dicapai oleh program, program dalam hal ini adalah program diklat peningkatan kompetensi guru SMK mata pelajaran bimbingan konseling. b. Input terdiri dari Input peserta dan program serta standar kompetensi lulusan. Input, meliputi kriteria calon peserta, proses pemilihan peserta, pemanggilan peserta, fasilitas pendukung dan dukungan dana. Program pembelajaran, meliputi kesiapan diskripsi program,stuktur program kesiapan bahan ajar, tenaga pengajar, fasilitas diklat administrasi diklat, kesiapan penyelenggaraan dikat. Sedangkan yang termasuk standar kompetensi lulusan adalah standar yang dipakai dalam menentukan kemampuan peserta, assesor atau penilai dan standar penilaian secara kuantitatif. c. Proses Pembelajaran , meliputi ketercapaian deskipsi program, tenaga pengajar disiplinketeladanan, penguasaan bidang keahliankeguruan, bahan ajar, fasilitas belajar, kualitas interaksi belajar mengajar, kualitas evaluasi dan supervisi, kualitas pembinaan yang dikemas dalam bentuk persiapan mengajar, penampilan mengajar widyaiswara instruktur dan administrasi diklat. d. Product adalah berfokus pada mengukur pencapaian tujuan selama proses dan pada akhir program Purwanto; Atwi Suparman, 1999: 21 Product ini terdiri dari output dan outcome . Output dimaksud dengan output adalah prestasi hasil belajar, meliputi: pengeuasaan kompetensi kognitif, affektif dan psikomotorik, kedisiplinan, etos kerja. Outcome , adalah dampak atau kinerja lulusan setelah mengikuti diklat yang meliputi penguasaan bidang studi yang ia ajarkan, keterampilan mengajar, kedisiplinan dalam bekerja, dan keteladanan. 3. Need Assessment Need Assessment dimaksudkan adalah sebuah prosedur sistematik yang dilakukan untuk tujuan membuat keputusan dan menentukan prioritas mengenai program atau peningkatan organisasi dan alokasi sumber daya. Need Assessment dalam kaitannya dengan keputusan peningkatan sumber daya diawali dengan Training Need Analysis yang dimulai dari analisis jabatan sebagai upaya dalam menganalisis tugas. Langkah-langkah penting dalam analisis jabatan sekurang-kurangnya meliputi: identifikasi jabatan; tinjauan latar belakang yang relevan mengenai latar belakang suatu lembaga; memilih posisi yang representatif untuk dianalisis; melakukan analisis jabatan secara sungguh-sungguh, dengan mengumpulkan data berdasarkan kegiatan jabatan; meninjau informasi dengan pemangku jabatan; mengembangkan suatu uraian jabatan dan spesifikasi jabatan. Setelah analisis jabatan dilakukan suatu analisis kinerja dalam arti memverifikasi apakah ada kemerosotan kinerja. Kemerosotan kinerja tersebut dapat dipulihkan melalui pelatihan atau melalui sarana lain seperti halnya pemindahan karyawan atau rotasi dalam satu instansi atau luar instansi. Keputusan yang diambil ternyata untuk meningkatkan kinerja melalui pendidikan dan pelatihan. Dengan demikian diperlukan suatu analisa kerja yang sekurang- kurangnya menempuh langkah-langkah antara lain: mengidentifikasi standar kerja; mengidentifikasi kinerja; mengidentifikasi dan merumuskan masalah; menentukan penyebab masalah; dan menentukan alternatif pemecahan masalah. Selanjutnya menetapkan diklat apa yang akan diberikan kepada pegawai atau guru tersebut. Upaya dalam efektivitas dan efisiensi pelaksanaan diklat sebelumnya diperlukan suatu perngukuran sampai sejauhmana kesiapan, kemampuan serta motivasi peserta dalam mengikuti diklat. Apabila sebelum diklat telah diketahui kemampuan awal dari peserta, serta diketahui tingkat motivasi peserta dalam mengikuti diklat, maka pelaksanaan diklat akan berjalan dengan baik dan akan menghasilkan suatu produktivitas yang baik dari peserta setelah mengikuti diklat serta diklat akan tepat guna di sekolah dimana peserta diklat bertugas.

C. Sumber Data