Standar Kompetensi lulusan diklat.

100

4. Deskripsi

Product

a. Standar Kompetensi lulusan diklat.

Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumen dengan panitia penyelengara diklat peningkatan kompetensi guru SMK mata pelajaran bimbingan konseling di LPMP D. I Yogyakarta, mereka menyatakan bahwa diklat mengacu pada tujuan umum rencana operasional seksi fasilitasi sumberdaya pendidikan FSP tahun 2007 tentang pelaksanaan pendidikan dan pelatihan peningkatan Kompetensi Guru SMK 0013E 2007:4 menyebutkan bahwa tujuan umum pelaksanaan diklat peningkatan kompetensi guru SMK mata pelajaran bimbingan konseling diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru dan secara khusus di LPMP D. I Yogyakarta bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan wawasan guru SMK dalam menghadapi tugas sehari-harinya, seperti tersirat pada indikator-indikator meningkatnya pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan layanan bimbingan konseling, meningkatkan kemampuan teknik mengajar, meningkatnya pengetahuan tentang kurikulum tingkat satuan pendidikan, meningkatnya pengetahuan di bidang metodologi pembelajaran, dan meningkatnya pengetahuan di bidang media pembelajaran, serta meningkatnya pengetahuan di bidang evaluasi pembelajaran yang berbasis kompetensi. Tujuan tersebut di atas diaplikasikan di Sekolah Menengah Kejuruan SMK sehingga peserta diklat dapat menghasilkan dan mampu mengaplikasikan kembali materi diklat yang telah diperoleh dalam tugas di SMK masing-masing seperti tersirat dari indikator-indikator bahwa peserta memahami kurikulum 101 tingkat satuan pendidikan; memahami dan mampu menggunakan metodologi dan strategi mengajar; membuat dan menggunakan media pendidikan dalam pembelajaran; membuat evaluasi pendidikan berbasis kompetensi dan mempunyai kompetensi sebagai guru SMK sesuai program keahlian masing-masing, yakni program bimbingan konseling di sekolah. Sebagai titik berat implementasi diklat di SMK, peserta diklat diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan SMK, menerapkan hasil diklat yang didapat di LPMP D.I Yogyakarta dan mengembangkan SMK dengan menghasilkan lulusan yang profesional. Secara operasional di SMK, peserta ditekankan untuk melakukan kegiatan, antara lain membuat persiapan mengajar, mengajar dengan tatap muka, melakukan evaluasi hasil belajar yang benar, melakukan pengembangan sekolah, Produknya diharapkan peserta diklat memiliki sikap profesional sebagai guru bimbingan konseling SMK yang dicerminkan dalam etos kerja yang baik dan benar, mempunyai sikap mental dan disiplin kerja yang baik dan benar. Sedangkan untuk sistem pengujian diklat peningkatan kompetensi guru SMK mata pelajaran bimbingan konseling di LPMP D. I Yogyakarta menganut sistem konvensional. Sistem konvensional dimaksudkan adalah tidak mengacu kepada suatu standar yang baku dan teruji, tetapi didasarkan atas program-program atau mata tataran yang harus diberikan dan tercapai targetnya serta pelaksanaan diklat tersebut dimulai dari proses, pelaksanaan dan evaluasi dari setiap mata tataran diserahkan sepenuhnya kepada pengajar, yakni widyaiswara atau instruktur tanpa ada evaluasi dari pihak eksternal. Untuk itu, 102 diklat ini tidak menyiapkan suatu tim asesor penilai. Dengan kata lain, penilaian diserahkan penuh terhadap pengajar masing-masing. Dari uraian di atas penulis kritisi bahwa pendidikan dan pelatihan Diklat Peningkatan kompetensi guru SMK mata pelajaran bimbingan konseling di LPMP D. I Yogyakarta adalah tidak mengacu kepada standar kompetensi yang baku atau diklat tersebut mengacu pada sistem diklat yang masih konvensional. Hal ini tercermin pada batas nilai kelulusan diklat minimal 60,00. Artinya, seseorang dinyatakan berhasillulus apabila yang bersangkutan memiliki nilai rata-rata minimal 60,00. Hasil wawancara dengan panitia penyelenggara diklat menyatakan bahwa pelaksanaan diklat telah mengacu kepada standar kompetensi guru SMK yang memuat, kompetensi profesional, kompetensi personal, kompetensi sosial, dan kompetensi paedagogik sehingga peserta mampu mengajar di SMK sesuai dengan tugasnya pokok dan fungsinya sebagai guru bimbingan konseling. Sistem pengujian tidak menggunakan sistem uji kompetensi yang hanya melibatkan asesor internal amupun eksternal. Berdasarkan studi dokumen penulis teliti dengan cermat, pada dasarnya diklat peningkatan kompetensi guru SMK mata pelajaran bimbingan konseling di LPMP D. I Yogyakarta menggunakan sistem konvensional, yakni melalui tes tulisan, tes praktik, dan penilaian hasil kerja yang telah dibuat oleh masing-masing peserta diklat.

b. Prestasi Hasil Belajar Peserta Diklat