Bimbingan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia didalam kehidupannya menghadapi
persolan-persoalan yang datang silih berganti. Persolan yang satu dapat diatasi muncul persoalan yang lain. Manusia tidak sama antara yang satu dengan yang
lainya, ada yang sanggup mengatasi persolan tanpa bantuan pihak lain tetapi tidak sedikit manusia yang tidak sanggup mengatasi persolan tanpa bantuan pihak lain.
Khusussnya bagi yang terakhir inilah bimbingan konseling sangat diperlukan. Manusia perlu mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Dengan
mengenal diri sendiri manusia akan dapat bertindak tepat sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Namun demikiantidak semua manusia mampu
mengenal segala kemampuannya. Mereka memrlukan bantuan orang lain agar dapat mengeal diri sendiri lengkap dengan segala kemapuan yang dimilikinya, dan
bantuan ini dapat diberikan oleh bimbingan Konseling Bimo Walgito,2005:10. Dari pengertian diatas dapat dikemukakan bimbingan konseling sangat
diperlukan oleh individu dalam mengenali diri sendiri dan lingkungannya sehingga individu tersebut mampu menghadapi kehidupan dengan segala
permasalahannya.
G. Total Quality Management
1. Pengertian Total Quality Management Kualitas merupakan agenda paling utama dalampembicaraan mengenai
peningkatan mutu, dan telah menjadi isu paling penting yang adalah konsep yang membingungkan, terlalu rumit untuk didefinisikan dan sulit untuk diukur. Setiap
orang berbeda pendapatnya tentang kualitas dan hampir tidak ada dua orang
ilmuwan yang menemukan kesimpulan yang sama saat mereka berdiskusi mengenai cara membuat sekolah atau diklat yang baik.
Sallis 1993:34, menyatakan bahwa
Total Quality Management TQM is a philosophy of continous improvement, which can provide any educational
institution with a set of practical tools for meeting and exceending present and future customers needs, wants, and expactions.
Batasan ini dimaksudkan bahwa TQM adalah: sebuah filosofi tentang perbaikan yang berkelanjutan, yang dapat
memberikan seperangkat alat bagi lembaga-lembaga pendidikan untuk memenuhi bahkan melampaui keinginan, kebutuhan dan harapan konsumen saat ini atau di
masa yang akan datang. Pengertian diatas menunjukkan bahwa TQM adalah menyangkut fiolosofi
dan metodologi yang membantu lembaga mengelola perubahan dan membantu menata kegiatannya dalam hubungan dengan permintaan yang kadang berlebihan.
dalam bidang pendidikan TQM diyakini mampu melakukan transformasi sekalipun tidak akan memberikan hasil dalam waktu semalam. Dengan demikian
Inti dari Total Quality Management sebenarnya merupakan perubahan budaya. Perubahan budaya dalam sebuah lembaga adalah tidak mudah dan memakan
waktu lama, begitu juga perubahan pada manusianya yang tidak bisa terburu-buru. 2. Prinsip Total Quality Management
Di bawah ini ada beberapa prinsip yang dikemukakan oleh Deming Arcaro, 1995: 63-64 menyatakan bahwa ada beberapa prinsip kualitas yang
dapat diterapkan pada dunia pendidikan apa yang meliputi: buatlah suatu ketetapan tujuan; pakailah filosofi kualitas total; kurangi kebutuhan akan
percobaan; serahkan urusan sekolah pada cara baru; tingkatkan kualitas dan produktivitas
serta kurangi
pengeluaran; pembelajar
yang berlanjut;
kepemimpinan dalam pendidikan; singkirkan rasa takut; singkirkan rintangan- rintangan bagi kesuksesan; ciptakan budaya berkualitas; siapkan peningkatan;
bantulah siswa yang berhasil; komitmen; tanggung jawab. Di samping prinsip di atas, ada prinsip lain dalam
Total Qualiry Management
TQM yang dikemukakan oleh Scheuing dan Christopher Fandy Tjiptono Anastasia Diana, 2001: 14 yang menempatkan sasaran dalam
pengelolaan Diklaty akni kepuasan pelanggan, respek terhadap orang, melaksanakan manajemen berdasarkan fakta dan melaksanakan perbaikan yang
berkesinambungan. Prinsip pertama, kepuasan pelanggan, dimana konsep pelanggan diperluas
sehingga kualitas tidak lagi bermuara pada kesesuaian dengan spesifikasi. Kualitas tersebut dikemukakan oleh pelanggan internal dan pelanggan eksternal.
Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk ketepatan waktu. Oleh karenaitu segala aktivitas organisasi harus dikoordinasikan untuk memuaskan pelanggan.
Prinsip kedua, respek terhadap setiap orang; dalam organisasi kualitasnya kelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta
dan kreativitas khas. Ini berarti bahwa karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling berhargabernilai. Oleh karena itu setiap orang dalam
organisasi harus diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan, karyawan akan merasa lebih
bertanggung jawab terhadap hasil keputusan yang merupakan keputusan bersama, sehingga keputusan akhir akan menjadi bulat yang didukung oleh semua lapisan.
Prinsip ketiga, manajemen berdasarkan fakta; organisasi kelas dunia berorientasi pada fakta. Ini berarti bahwa keputusan yang diambil didasarkan pada
fakta, bukan pada perasaan. Ada dua konsep yang berkaitan dengan ini. Pertama, adanya prioritas, dan kedua konsep yang berkaitan dengan ini. Pertama, adanya
prioritas, dan kedua, variasi. Prioritas merupakan suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat
keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karenaitu dengan menggunakan data maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada
situasi tertentu yang vitasl. Sedangkan variasi dimaksud adalah validitas kinerja manusia yang memberikan gambaran pada sistem organisasi. Dengan demikian,
manejemen dapat memprediksikan hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.
Selanjutnya perbaikan kesinambungan sebagai prinsip keempat adalah untuk dapat sukses setiap organisasi melakukan proses yang sistematis dalam
melaksanakan perbaikan yang berkesinambungan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.
3. Makna Kualitas Menurut Arcaro 1995: 55 kualitas
is a structured process for improving the output producet
, artinya kualitas merupakan suatu proses yang terstruktur untuk meningkatkan hasil yang diproduksi. Henry Sallis, 1993: 125 menyatakan
kualitas
is about customer delight rather than customer satisfaction
. Dengan
demikian bahwa kualitas adalah bagaimana membuat konsumen merasa senang, bukan semata-mata membuat konsumen merasa puas saja. Kualitas berfokus pada
usaha-usaha positif oleh seorang individu dan setiap rangkaian kerja merupakan proses unik yang memberi kontribusi pada penciptaan hasil.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada masalah kualitas dan mutu, baik itu produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan kualitasmutu
adalah suatu kebutuhan masa depan dari setiap pelanggan ke dalam pengukuran karakteristik produk dan desain yang dapat dihasilkan untuk memberikan
kepuasan pada pelanggan dengan harga dan kemampuan mereka untuk membayar. Mencermati pendapat di atas makna kualitas memiliki beberapa
kesamaan yaitu kualitas meliputi usaha memenuhi atau sesuai harapan konsumen bahkan melebihinya dan kualitas merupakan upaya yang dilakukan secara terus
menerus yang mencakup jasa, manusia, proses, lingkungan serta kualitas merupakan standar pekerja. Dengan demikian kualitas dapat disimpulkan bahwa
ukuran produk dan jasa adalah sejauhmana produk dan jasa tersebut dapat memenuhi keinginan para pelanggan atau konsumen yang lebih dari harapan
mereka. Jadi bahwa kualitas adalah penilaian subyektif konsumen. Penilaian ini ditentukan oleh konsumen yang tidak tetap.
Penelitian terhadap kualitas memiliki 5 lima dimensi kualitas yaitu: bukti langsung
tangible
meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai dan sarana komunikasi; kehandalan
reliability
kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan; tanggapan
responsivnes
yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan
dengan tanggap; jaminan asurance mencakup kemampuan kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-
raguan, serta memahami
emphaty
meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memenuhi kebutuhan para pelanggan
Untuk menilai suatu produk atau jasa berkualitas atau tidak sesuai dengan harapan fisiknya, kehandalannya dapat memberikan pelayanan dengan tanggap,
penjaminan bahwa produk itu betul-betul berkualitas dan memahami kebutuhan apa yang diinginkan oleh pelanggan yang berbeda-beda. Tidak kalah pentingnya
juga bahwa dalam menentukan kualitas pelayanan lebih sulit dari pada menentukan kualitas produk-produk yang berwujud benda, karena menyangkut
hal-hal yang bersifat subjektif. Faktor-faktor penentu baik-buruknya kualitas pelayanan sangat berbeda dengan faktor penentu kualitas barang. Dengan kata lain
menyediakan jasa pelayanan sangat berbeda dengan melakukan kegiatan produksi. 4. Langkah-langkah Dalam Mengimplementasikan TQM
Organisasi yang efektif membutuhkan strategi yang kuat dan memiliki arah yang jelas agar mampu bersaing dalam iklim yang sangat kompetitif dan
berorientasi pada hasil. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Sallis 1993: 125 bahwa
effective institutions need strong and purposeful strategies to deal with the competitive and result-orientated climate of the 1990s
. Oleh karena itu ada beberapa langkah yang disarankan Sallis dalam mengimplementasikan Total
Quality Management TQM yakni: kepemimpinan dan komitmen; membuat konsumen merasa senang, penunjukkan pegawai atau fasilitator yang berkualitas;
pembentukan tim pengarah yang berkualitas; menunjuk koordinator yang handal;
mengadakan pertemuan; menganalisa dan menentukan diagnosis keadaan terkini; menggunakan model yang dikembangkan di tempat lain; mempekerjakan
konsultan dari luar; mengadakan pelatihan untuk meningkatkan mutu; mengkomunikasikan; keuntungan dan kerugian; menggunakan alat-alat dan teknik
yang berkualitas; dan mengevaluasi program secara periodik. Secara rinci dari langkah-langkah yang dikemukakan oleh Sallis tersebut
dapat penulis uraikan: pertama, kepemimpinan dan komitmen untuk meraih mutu harus datang dari atas. Semua model mutu menekankan bahwa tanpa adanya
arahan dari manajemen senior, upaya-upaya untuk meraih mutu hanya akan bersifat sementara saja; kedua, membuat konsensus merasa senang adalah tujuan
TQM. Hal ini dapat dicapai melalui usaha terus menerus untuk memenuhi harapan dan permintaan konsumen, baik untuk konsumen internal maupun konsumen
eksternal. Kebutuhan dapat diketahui dengan melalui pengumpulan data secara teratur; ketiga, Penunjukkan pegawai atau fasilitator yang berkualitas. Tanpa
memperhatikan posisi sesungguhnya dari orang-orang ini dalam struktur organisasi, penting kiranya bagi mereka untuk bertanggung jawab dan melaporkan
hasil kerjanya langsung kepada Kepala Sekolah. Tugas mereka adalah mensosialisasikan program-program sekolah terhadap seluruh staf sekolah;
keempat, Pembentukan tim pengarah yang berkualitas. Tim harus mewakili kepentingan utama dan harus ada perwakilan dari manajemen senior. Peran yang
dijalankan adalah mengarahkan dan mendukung proses-proses peningkatan mutu. Langkah kelima, menunjuk koordinator yang handal. Sangat penting dalam
setiap pekerjaan untuk memiliki anggota tim yang mampu melatih dan menasehati
anggota tim lain. Para koordinator tidak mungkin mengerjakan semua hal sekaligus; keenam, mengadakan pertemuan dengan manajemen senior untuk
mengevaluasi kemajuan. Manajemen senior tidak akan pernah menyatu dengan perogram-program yang dijalankan kecuali mereka mendapatkan penjelasan
tentang metode yang digunakan dan filosofi yang mendasari pelaksanaan program tersebut; ketujuh, menganalisa dan menentukan pelaksanaan program tersebut;
alat yang dibutuhkan adalah perencanaan strategis untuk pencapaian mutu. Langkah kedelapan, menggunakan model yang dikembangkan di tempat
lain. Dalam hal ini kita dapat mengadopsi hasil karya salah seorang guru yang berkualitas; kesembilan, mempekerjakan konsultan dari luar. Cara ini sangat
populer terutama di dunia industri; kesepuluh, mengadakan pelatihan untuk meningkatkan mutu pegawai. Pengembangan staf dapat dianggap sebagai cara
yang penting untuk membangun kesadaran dan pengetahuan akan kualitas; kesebelas, mengkomunikasikan. Strategi yang relevan dan keuntungan TQM
sudah selayaknya dijelaskan kepada semua pegawai. Hal ini ada kemungkinan kesalahpahaman mengenai tujuan yang ingin dicapai melalui pengingkatan mutu;
keduabelas, keuntungan dan kerugian. Penting artinya bagi kita untuk mengetahui keutnungan penerapan peningkatan mutu pendidikan dan kerugian bila tidak
menerapkannya; ketigabelas, menggunakan alat-alat danteknik yang berkualitas melalui pengembangan kelompok kerja yang efektif. Pendekatan ini memusatkan
perhatian pada terselesaikannya semua pekerjaan dengan baik dan pencapaian sukses.
Memusatkan perhatian pada hal-hal yang menurut organisasi perlu untuk diperbaiki dengan segera dan memilih alat yang tepat untuk menanganinya;
keempatbelas, mengevaluasi program secara periodik. Ada kemungkinan program TQM yang sedang dijalankan menyimpang dari tujuan semula. Untuk mengatasi
hal itu diperlukan evaluasi dan pemeriksaan yang teratur dan periodik sebagai bagian integral dari program tersebut.
H. Penelitian yang Relevan