3.4.4 Tempat Pertunjukan
Tari Persembahan merupakan tarian penyambutan tamu yang dihormat maka tempat pertunjukan Tari Persembahan dilakukan didalam gedung, di istana,
atau dibalai-balai pertemuan. Dalam aturannya Tari Persembahan ini tidak ditampilkan di halaman atau di tempat terbuka seperti di jalan, atau halaman.
Kalau pergelaran Tari Persembahan di lapangan upacara, haruslah dibuat tenda kehormatan balai-balai dan para penari naik diatas bentangan permadani yang
tersedia berukuran sepantasnya Wawancara dengan Tengku Rahimah, 16 Februari 2015.
3.4.5 Properti
Sesuai dengan adat Melayu serta nilai – nilai yang terkandung di dalam adat melayu, tepak sirih adalah perlambang adat yang sering dipergunaan pada
setiap upacara adat di negeri Riau, baik dalam upacara adat perkawinan, adat meminang, adat mengantar dan adat menerima tamu, tepak sirih adalah
memegang peranan penting di dalam kehidupan bermasyarakat di masyarakat Melayu Riau.
Penyuguhan tepak yang berisikan sirih, adalah suatu tanda penghormatan dari tuan rumah atau yang punya negri kepada tamu yang dihormatinya. Kalau
dalam suatu upacara adat, tepak sirih yang berisi perlengkapannya itu ada yang disebut tepak sirih pendatang dan tepak sirih menanti.
Tepak sirih sebagai alat properti Tari Persembahan dalam rangka penyambutan tamu yang dihormati harus dilengkapi sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Daun sirih secukupnya tersusun rapi dalam keadaan terlungkup dengan
gagangnya mengarah keatas. Tumbuhan ini tumbuhnya memanjat atau melekat pada tunbuhan
atau tembok dan tidak merusak tanama ini. Rasa daun sirih pedas dan maknanya berani. Dengan menyodorkan tepak sirih maka maknanya orang
mendatangi majelis itu adalah mereka yang merendahkan dirinya dan sengaja memuliakan orang-orang yang dihadapinya. Akan tetapi jangan
lupa bahwa orang-orang yang menyorongkan sirih itu adalah mereka yang memiliki sifat pemberani dan penawar.
2. Lima atau tiga bungkus sirih yang telah dikapur, siap untuk dijamah dan
disantap. Telah kita ketahui asal-usul dari kapur dan jika dimasukkan ke
mulut terasa payau. Makna kapur yang putih warnanya itu berarti orang- orang yang datang itu hatinya suci dan bersih, tahan dileburdiuji, namun
jika diusik dapat marah dan melukai lawannya. 3.
Gambir diracik se-cembul. Barang ini terbuat dari getah tumbuhan tertentu dan warnanya
kuning serta rasanya kelatsepat dan agak pahit. Gambir ini sebagai simbol adanya sifat-sifat yang uletkeuletankeliatan.
4. Pinang diracik se-cembul.
Sebangsa palem, tinggi dan lurus batangnya, dan buahnya bulat dibalut oleh serabut. Pinang yang merupakan salah satu zat yang
digunakan untuk menyamak kulit, sifatnya keras, dan rasanya juga kelat. Buah pinang yang bulat itu mesti dibelah dengan kacip lalu diiris-iris kecil
Universitas Sumatera Utara
baru dimakan. Pinang itu sebagai simbol bahwa mereka adalah orang yang baik-baik tinggi dan lurus, selalu bersifat terbuka dengan hati yang penuh
kesungguhan. 5.
Tembakau se-cembul. Daun tembakau diiris-iris kecil-kecil atau sampai sangat kecil dan
dikeringkan. Rasanya pahit dan dapat memabukkan. Tembakau sebagai perlambang akan adanya ketahanan atas berbagai cobaan dan rela
berkorban. Jika perlu dapat diarahkan kepada yang baik atau sebaliknya, guna membuang sifat-sifat yang jahat. Dalam berbagai acara baik pihak
datang atau yang menanti menyiapkan tepak sirih lengkap dengan isinya seperti telah diuraikan di atas.
6. Kacip sebuah.
Dalam penampilan pembawa tepak sirih dalam Tari Persembahan dihadapan tamu yang dihormati merupakan fokus utama oleh seorang
penari yang terpilih. Penari terpilih sebagai penari utama yang menyuguhkan tepak sirih
kepada tamu yang dihormati beserta istri, sedangkan penari utama pembawa tepak sirih tersebut dalam posisi duduk berlutut dalam arti
setengah berdiri, didampingi oleh dua penari sebelah kanan dan kiri yang disebut gading-gading, dengan wajah senyum ramah dan sopan santun.
Gading-gading yang berdiri sebelah samping kiri membuka tutup tepak sirih dan gading–gading sebelah kanan mempesilahkan tamu yang
dohormati untuk mengambil sirih dan perlengkapannya yang telah dikemas dengan bungkusan daun sirih, kapur, gambir dan pinang, atau
Universitas Sumatera Utara
tamu hanya memetik daun sirih ataupun gagang daun sirih tersebut, pertanda tamu telah menghormati penyambutan tersebut.
Tepak sebagai alat properti utama dalam Tari Persembahan ini, perlu ditata dengan baik dan indah. Tepak merupakan salah atu
perlengkapan adat di masyarakat Melayu, perlu dijaga keindahannya dengan perlengkapa yang cukup, bersih dari noda – noda, sehat dan
dikawal dengan keamanan jangan sampai adanya niat buruk dari orang – orang yang bemaksud jahat.
Tepak yang penuh ukiran dan ditutup dengan kain beludru berwarna merah darah burung atau beledru berwarna hijau lumut, atau
warna kuning keemasan untuk pimpinan negara atau sultan yang penuh bertekad yang bernama tekad laut keemasan ataupun berkelingkan,
beruntai emas, berbunga cina bertabur bunga cengkeh, pertanda hati bersih menerima tamu.
Tepak sirih ada yang dibuat dari kau jati yang diukir, ada yang dibuat dari perak, emas melayu ataupun tembaga yang diukir dengan
ornamen yang bermotif ukiran melayu.
Universitas Sumatera Utara
Gambar-12 Tepak Sirih pada masa sekarang
Dokumentasi Prinsa Agnest, 2015
Gambar-13 Tepak sirih pada masa dahulu
Dokumentasi: Melayuonline 2014
3.5 Fungsi Tari Persembahan
Teori fungsionalisme adalah salah satu teori yang dipergunakan dalam ilmu sosial, yang menekankan pada saling ketergantungan antara institusi-institusi
pranata-pranata dan kebiasaan-kebiasaan pada masyarakat tertentu Lorimer et al, 1991.
Tari Persembahan dalam kebudayaan Melayu, baik di Riau termasuk Kota Medan, memiliki fungsi di dalam masyarakatnya. Fungsi kegiatan atau
pertunjukan tari ini adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di dalam kehidupan sosial dan budayanya. Kebutuhan itu dapat dipenuhi oleh praktik Tari
Persembahan. Misalnya tarian ini memenuhi kebutuhan masyarakat Melayu di Kota Siak Sri Indrapura untuk memelihara tradisi dan adat istiadatnya. Tari
Universitas Sumatera Utara