Bahasa TINJAUAN UMUM MASYARAKAT MELAYU DI KOTA SIAK

beragama Khatolik dan Kristen yang tinggi tersebut tidak lerlepas dari ramainya pencari kerja yang datang dari Provinsi Sumatra Utara. Sementara pertumbuhan penduduk yang beragama Budha dipengaruhi oleh ramainya perpindahan penduduk antara kabupaten yang memanfaatkan potensi pasar sebagai pedagang terutama China.

2.4 Bahasa

Riau merupakan negeri pusat perkembangannya budaya dan sastra melayu. Dari negeri inilah berkembang baahasa Melayu Riau yang merupakan pokok dari bahasa-bahasa negeri-negeri di Nusantara. Sebut saja Indonesia, Malaysia, Singapuura, Brunei Darussalam dan negeri-negeri lainnya. Perkembangan bahasa dan sastra Melayu mencapai puncak kejayaannya pada masa kerajaaan Riau-Lingga yang diangkat dan dikembangkan oleh Raja Ali Haji di pulau Penyengat. Dari pulau Penyengatlah bahasa Melayu itu menjadi gemilang di negeri Nusantara. Bahasa Melayu Riau ada sejak dahulu kala, perkembangannya semakin cemerkang mana kala dibukanya ada banyak nya bandar-bandar bau di negeri ini seiring berkembangnya kerajaan-kerajaan melayu yang terdapat di negeri ini seperti: Kerajaan Siak, Kerajaan Pekan Tua, Kerajaan Pelalawan, Kerajaan Indragiri, Kerajaan Kandis, Kerajaan Rokan, Kerajaan Kampar, Gunung Sahilin, Kuntu Darussalam dan lain-lain. Pada hakikatnya, pengucapan bahasa Melayu Riau sama dengan bahasa Indonesia sekarang. Masyarakat, para cendiakawan, tokoh, raja ataupun sultan yang memerintah negeri ini pun juga demikian. Universitas Sumatera Utara Dialek Melayu Riau dengan bahasa pergaulan dalam masyarakat sama dengan dialek Johor-Riau kini menjadi asas kepada pembentukan bahasa Melayu standar di Malaysia. • Ciri utama dialek ini adalah akhiran ‘a’ untuk kata-kata yang diadotasi dari perkataan Indonesia dikekalkan atau tidak diubah seperti sebutan asal: Anda- disebut Anda Merdeka-disebut Merdeka • Bunyi akhiran ‘r’ dihilangkan pada kata-kata, seperti berikut: Besar- disebut Besa dengan sebutan a yang betul Lebar-disebut Leba dengan sebutan a yang betul Sabar- disebut Saba dengan sebutan a yang betul • Bunyi ‘o’ digunakan menggantikan kata-kata yang berakhir dengan sebutan ‘ur’ Tidur-disebut Tido Telur-disebut Telo • Pengguguran dihilangkan bunyi ‘r’ ditengah kata sebelum huruf konsonan seperti berikut: Kerja- disebut Keja a menjadi sebutan ě Pergi- disebut Pegi Berjalan- disebut Bejalan Universitas Sumatera Utara Bagaimanapun terdapat variasi kecil di dalam dialek ini mengikut kawasan-kawasan tertentu. Di Provinsi Riau Riau daratan bahasa Melayu Riau dapat dibedakan menjadi dialeg Riau pesisir dan dialeg Riau pedalaman. Yang perlu diketahui, bahasa Melayu di Riau daratan sebetulnya tidak kenal dengan kata “dang” atau “do”, misalnya : “wuiih.. mantap dang” atau “Bukunya tak ada do..” kata- kata tersebut berasal dari bahasa Minang yang dibawa oleh para perantau minang ke Riau. Sehingga kata-kata itu ikut terserap di dalam bahasa masyarakat dan generasi mudanya. Di Kabupaten Siak, sama dengan bahasa Melayu di Bengkalis, selain banyak terdapat kata-kata yang berakhiran ‘e’ lemah juga cukup banyak kata-kata yang berakhiran ‘o’. Di Siak juga pernah ada kerajaan Siak yang merupakan kerajaan Melayu Islam terbesar di Sumatera yang turut andil dalam mengembangkan tradisi, adat-istiadat, budaya dan bahasa Melayu secra luas keseluruh pelosok-pelosok negeri-negeri yang yang di bawah naungan kerajaan Siak, seperti Siak, Bengkalis, Rokan, Pekanbaru, dan Kampar. Jika di Bengkalis dan Siak juga terdapat perubahan kata-kata sapaan tertentu, contoh: “Kamu =Miko “.

2.5 Sistem Kekerabatan