Pola Ritem Gendang Bebano Teks Lagu Makan Sirih

tepukan tangan, tepukan badan, depakan kaki, teriakan atau instrumen tertentu yang dipegang atau diikatkan pada anggota badan penari. 2.Musik Sebagai Ilustrasi: Musik difungsikan untuk memberikan suasana koreografi sehingga peristiwa yang digambarkan mampu terbangun dalam persepsi penonton. Musik sebagai ilustrasi sangat diperlukan untuk membangun suasana. Adegan-adegan yang dibangun membutuhkan dukungan penyuasanaan, baik untuk menggambarkan lingkungan tertentu atau mengungkapkan suasana hati. Penggambaran ilustratif tersebut: - Gerak mengapur atau melipat sirih gerakan seolah-olah membersihkan sirih terlebih dahulu kemudian diberi kapur, pinang ,gambir pada sirih tersebut dengan kedua tangan berhadapan satu sama lain kemudian dibuka dan ditutup. - Gerak memakan sirih. - Badan berputar ke samping dan duduk jongkok kearah kanan mengayun perlahan-lahan. posisi badan memutar ke arah samping kanan membuat gerakan seperti mematik bunga

4.3 Pola Ritem Gendang Bebano

Universitas Sumatera Utara

4.4 Analisis Musik

Universitas Sumatera Utara Menurut Nettl, 1964:98 ada dua pendekatan berkenaan dengan pendeskripsian musik yaitu: 1 kita dapat mendeskripsikan dan menganalisis apa yang kita dengar; 2 kita dapat menuliskan berbagai cara keatas kertas dan mendeskripsikan apa yang kita lihat. Dari dua hal di atas untuk memvisualisasikan musik iringan Tari Persembahan, penulis melakukan transkripsi agar lebih mudah menganalisisnya terutama tangga nada, motif, kadensa, dan lain-lain. Sehingga dengan demikian diharapkan dapat membantu kita untuk mengkomunikasikan kepada pihak lain tentang apa yang kita pikirkan dari apa yang kita dengar. Dalam pentranskripsian, penulis menggunakan notasi Barat untuk memperlihatkan bunyi musikal yang terdengar. Sebagaimana dikatakan oleh Nettl, 1964:94 yang mengutip pendapat Seegers tentang penulisan notasi musik bahwa notasi musik terdiri dari dua bagian yaitu notasi deskriptif dan notasi preskriptif. Lebih lanjut dikatakan bahwa notasi deskriptif ialah notasi yang menggambarkan secara terperinci aspek-aspek musikal yang terdapat pada musik. Sedangkan notasi preskriptif hanya menuliskan bagian-bagian yang dianggap menonjol dalam suatu musik tanpa harus menuliskan secara lengkap hal-hal yang ada dalam musik. Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis menggunakan pendekatan yang pertama yaitu notasi deskriptif. Salah satu dari notasi deskriptif adalah penggunaan notasi balok. Hal ini didukung oleh keberadaannya yang dianggap secara efektif dalam pentranskripsian. Demikian pula tinggi rendahnya nada, simbol-simbol nada pada garis paranada, durasi, ritmis, dan lain-lain. Alasan dalam hal ini dikarenakan notasi Barat dapat mewakili nada-nada yang terdapat dalam musik iringan tarian ini, dan juga sering digunakan dalam penulisan suatu musik.Keberadaan musik iringan dalam Tari Persembahanmerupakan hal yang berkaitan, dimana tari ini mengikuti musik. Iringan musik menjadi pembentuk Universitas Sumatera Utara suasana, dan untuk memperjelas tekanan-tekanan gerakan begitu juga pergantian ragam dan pola-pola gerakan yang ada. Dalam mengiringi Tari Persembahan, lagu yang dimainkan bernama lagu Makan Sirih. Dalam menganalisa struktur musik pengiring Tari Persembahanini, penulis hanya menganalisa pada alat musik biola saja, hal ini dikarenakanalat musik ini berfungsi sebagai pembawa melodi. Penganalisisan musik yang penulis lakukan pada biola menggunakan teori William P. Malm yang dikenal dengan teori weighted scale dan hal-hal yang harus diperhatikandalam mendeskripsikan melodi, yaitu 1 tangga nada scale, 2 nada dasar pitch center, 3 wilayah nada range, 4 jumlah nada frequency of note, 5 jumlah interval, 6 pola kedensa cadence patterns, 7 formula melodik melody formula, dan 8 kontur contour Malm dalam terjemahan Takari 1993:13.

4.4.1 Model Notasi

Dalam transkripsi kedua mantra menggunakan notasi Barat, hal ini dilakukanagar dapat dipahami secara universal. Ada beberapa simbol yang digunakan, yaitu: 1. Garis paranada yang memiliki lima buah garis paranada dan empat buah spasidengan tanda kunci G. Universitas Sumatera Utara 2. Merupakan not ½ yang bernilai dua ketuk. 3. Merupakan not ¼ yang bernilai satu ketuk. 4. Merupakan not 18 yang bernilai setengah ketuk. 5. Merupakan dua buah not 18 yang digabung menjadi satu ketuk. Simbol-simbol di atas merupakan simbol-simbol yang terdapat dalam lampiran partitur yang perlu diketahui agar pembaca memahami makna- maknanya. Berikut hasil transkripsi musik iringan Tari Persembahan: Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

4.4.2 Tangga Nada

Universitas Sumatera Utara Nettl,1964 : 1945 mengemukakan bahwa cara-cara untuk mendeskripsikan tangga nada adalah menuliskan nada-nada yang dipakai tanpa melihat fungsi masing-masing dalam musik. Tangga nada tersebut kemudian digolongkan menurut beberapa klasifikasi, yaitu menurut jumlah nada yang dipakai. Diatonic dua nada,tritonic tiga nada, tetratonic empat nada, pentatonic lima nada, hexatonic enam nada, heptatonic tujuh nada. Dua nada yang mempunyai jarak satu oktaf biasanya dianggap satu nada saja. Yang dimaksud tangga nada dalam tulisan ini yaitu nada-nada yang terdapat pada melodi yang dihasilkan biola. Hal ini dilakukan pada pembagian nada-nada mulai dari nada yang tertinggi hingga nada yang terendah. Penulis mengurutkan nada-nada yang terdapat dalam melodi biola dari nada terendah sampai nada tertinggi. G A B C D E F G

4.4.3 Nada Dasar

Dalam menentukan nada dasar melodi biola, penulis mengacu pada hasil rekaman video yang penulis dapatkan di lapangan saat pelaksanaan acara, yang telah ditranskripsikan ke dalam notasi Barat. Maka hasil nada dasar dalam melodi biola yang didapatkan adalah nada dasar G.

4.4.4 Wilayah Nada

Metode untuk menentukan wilayah nada berdasarkan ambitus suara yang terdengar secara alami yang ditentukan oleh media penghasil bunyi itu sendiri, Universitas Sumatera Utara ialah dengan memperhatikan nada yang paling rendah hingga nada yang paling tinggi. Wilayah nada melodi biola yang diurutkan dari nada terendah sampai nada tertinggi adalah : D B

4.4.5 Frekuensi Pemakaian Nada

Frekuensi pemakaian nada dapat dilihat dari banyaknya jumlah nada yang dipakai dalam suatu musik atau nyayian. Banyaknya jumlah nada yang terdapat dalam melodi biola : D E Fis G A B C Cis D Dis E Fis F G A Bes B D 13 E 19 Fis 47 Universitas Sumatera Utara G 63 A 67 B 53 C 52 Cis 6 D 52 Dis 3 E 39 F 7 Fis 17 G 28 A 16 Bes 6 B 2

4.4.6 Jumlah Interval

Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada yang lain terdiri dari interval naik maupun turun. Berikut adalah interval dari melodi biola: No. Nama Jenis Jumlah Nada Jarak Universitas Sumatera Utara I Prime Perfect Murni 1 II Sekunda Mayor 2 1 III Tets Mayor 3 2 IV Kwart Perfect Murni 4 2 1 2 V Kwint Perfect Murni 5 3 1 2 VI Sekta Mayor 6 4 1 2 VII Septime Mayor 7 5 1 2 VIII Oktaf Perfect 8 6 Interval Jumlah Prime Perfect 50 - - Sekunda Mayor 185 106 79 Sekunda minor 110 54 56 Sekunda Augumented 2 - 2 Tets Mayor 44 13 31 Tets minor 73 32 41 Kwart Perfect 2 - 2 Universitas Sumatera Utara Kwart Augumented - - - Kwint Perfect 2

2 -

Kwint Augumented - - - Sekta Mayor - - - Sekta minor - - - Septime Mayor - - - Septime minor - - - Oktaf Perfect 4 4 -

4.4.7 Formula Melodik

Untuk memperjelas bagaimana bentuk dari melodi biola, penulis menggunakan pendapat Nettl yang mengatakan bahwa ada beberapa karakter yang perlu diperhatikan untuk menentukan bentuk dari suatu komposisi, yaitu dengan memperhatikan unsur-unsur melodi yang terkandung berdasarkan pengulangan frasa, tanda diam, pengulangan pola ritem, transposisi, kesatuan dari teks yang ada dalam musik 1964:150. Formula melodik yang akan dibahas tulisan ini meliputi bentuk, frasa, dan motif. Bentuk adalah gabungan dari beberapa frasa yang terjalin menjadi satu pola melodi. Frasa adalah bagian-bagian kecil dari melodi. Motif adalah ide melodi sebagai dasar pembentukan melodi. Secara garis besar, bentuk, frasa, dan motif yang terdapat dalam melodi biola adalah sebagai berikut: 1. Bentuk pada melodi biola memiliki Universitas Sumatera Utara 2. Frasa pada melodi biola, yaitu : ab ab

4.4.8 Pola Kadensa

Kadensa adalah nada akhir dari suatu bagian melodi lagu. Pola kadensa dapat dibagi atasa dua bagian, yaitu : semi kadens half cadence dan kadens penuh full cadence. Semi kadens adalah suatu bentuk istirahat yang tidak lengkap atau tidak selesai complete dan memberi kesan adanya gerakan ritem yang lebih lanjut. Kadens penuh adalah suatu bentuk istirahat di akhir frasa yang terasa selesai complete sehingga pola kadens seperti ini tidak memberikan kesan untuk menambah gerakan ritem. Pola kadensa melodi biola yaitu : a. Pola kadensa sempurna. 1 Pada bar 86. 2 Pada bar 12. b. Pola kadensa tidak sempurna. 1 Universitas Sumatera Utara

4.4.9 Kontur

Kontur adalah garis melodi dalam sebuah lagu. Malm dalam irawan 1997 : 85 membedakan beberapa jenis kontur, yaitu : 1. Ascending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk naik dari nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi. 2. Descending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk turun dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah. 3. Pendulous yaitu garis melodi yang bentuk gerakannya melengkung dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah, kemudian kembali lagi ke nada yang lebih tinggi atau sebaliknya. 4. Conjuct yaitu garis melodi yang sifatnya bergerak melangkah dari satu nada ke nada yang lain baik naik maupun turun. 5. Terraced yaitu garis melodi yang bergerak berjenjang baik dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah atau dimulai dari nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi. Universitas Sumatera Utara 6. Disjuct yaitu garis melodi yang bergerak melompat dari satu nada ke nada yang lainnya, dan biasanya intervalnya di atas sekonde baik mayor maupun minor. 7. Static yaitu garis melodi yang bentuknya tetap yang jaraknya mempunyai batas-batasan. 1. Ascending Pada bar 9 dan 10. 2. Terraced Pada bar 11 dan 12. Garis kontur yang terdapat pada melodi biola dalam tulisan ini pada umumnya adalah ascending dan terraced. Pergerakannya nadanya berbentuk naik, dari nada rendah ke nada tinggi ascending. Lalu, garis melodi yang bergerak berjenjang baik dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah atau dimulai dari nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi. Universitas Sumatera Utara

4.5 Teks Lagu Makan Sirih

Makanlah sirih ujung-ujungan Ujunglah ujungan aduhai lah sayang, Kuranglah kapur tambahlah ludah Makanlah sirih ujung-ujungan Ujunglah ujungan aduhai lah sayang, Kuranglah kapur tambahlah ludah Hidupku ini untunglah untungan aduhailah sayang, Seharilah senang seharilah susah. Hidupku ini untunglah untungan aduhailah sayang, Seharilah senang seharilah susah. Makanlah sirih, kami silahkan. Dalam tari ini menggunakan instrumen vokal yang berfungsi sebagai pengiring selama tarian berlangsung, yang dibawakan oleh seorang penyanyi perempuan.Maknanya adalah dalam kehidupan orang Melayu di kenal sebagai sebuah tradisi yang yang disebut dengan berkapur sirih, yaitu tradisi makan sirih yang diramu dengan kapur dan pinang. Tradisi makan sirih sudah ada sejak 300 tahun yang lalu. Sirih memiliki lambang sifat rendah hati, memberi, serta selalu memuliakan orangWawancara Tengku Rahimah, 16 Februari 2015. Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya maka ada beberapa kesimpulan yang didapat oleh penulis, yaitu sebagai berikut. Tari Persembahan merupakantarian adat yang khusus ditarikan pada acara penyambutan tetamu yang dihormati atau diagungkan dengan mempersembahkan tepak sirih berisi sirih pinang yang lengkap, dan bagi tetamu yang disuguhkan tepak sirih tersebut haruslah mengambil dan memakan sirih sebagai tanda ikhlas datang ke negeri atau ke tempat yang dikunjungi. Dalam perkembangannya Tari Persembahan ini mengalami perubahan, perbaikan untuk memperindah bentuk penyajian Tari Persembahan dengan menata kembali gerak, desain lantai, tata rias dan busana, tempat pertunjukan, dan properti tari yang tidak meninggalkan bentuk keaslian dari Tari Persembahan itu sendiri. Adapun yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut: -Pola geraknya mempunyai delapan belas ragam, -Pola lantai mempunyai tujuh pola lantai, -Busana yang dipakai adalah kebaya laboh cekak musang, -Tata rias yang digunakan tidak boleh berlebihan. -Aksesoris yang dipakai adalah ramen, bunga goyang, anting-anting, bros, pending, dan tampan-tampan. Universitas Sumatera Utara