BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik Medan mengenai hubungan paparan asap rokok pada ibu hamil dengan kejadian bayi
prematur, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Dari total sampel yaitu 44 ibu diwawancarai secara langsung, hanya 1 orang 2,3 yang merupakan perokok aktif, sedangkan mayoritas 43
ibu tidak merokok 97,7.
2. Usia gestasi rata-rata bayi yang lahir prematur adalah 31,1 minggu dan bayi yang lahir normal adalah 38,1 minggu.
3. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji statistik chi square, terdapat hubungan antara paparan asap rokok pada ibu hamil
dengan kejadian bayi prematur. Selain itu, paparan asap rokok meningkatkan risiko kejadian bayi prematur sebanyak 12,36 kali lebih
besar dibandingkan dengan yang tidak terpapar.
4. Lamanya paparan asap rokok di tempat kerja, terpapar asap rokok di lingkungan umum, dan jumlah orang yang merokok ketika terpapar
asap rokok di lingkungam umum juga memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian bayi prematur.
6.2. Saran
1. Bagi Petugas Kesehatan dan Pemerintah Asap rokok merupakan masalah bersama yang harus diselesaikan
dengan kerjasama berbagai sektor. Dalam bidang kesehatan, tentunya diperlukan partisipasi petugas kesehatan seperti dokter ataupun bidan.
Bentuk pelayanan yang diberikan dapat berupa edukasi pada saat pemeriksaan antenatal ibu hamil. Peran petugas kesehatan disini
sebagai orang yang menjelaskan secara detail mengenai dampak buruk asap rokok terhadap kesehatan, terutama kelahiran prematur. Namun,
Universitas Sumatera Utara
agar pasien yang diedukasi memiliki compliance yang tinggi tentunya petugas kesehatan tersebut harus memberikan contoh untuk tidak
merokok ataupun menghindari paparan asapnya.
Selain petugas kesehatan, pemerintah juga memberikan andil yang sangat penting dalam mengurangi paparan asap rokok di
lingkungan umum. Peran pemerintah yang dapat membantu mengurangi paparan asap rokok berupa menyediakan tempat khusus
merokok di lingkungan umum, membuat undang-undang tentang larangan merokok, atau hal lain yang dapat dilaksanakan secara
langsung seperti koordinasi dengan media elektronik untuk memaparkan dampak rokok bagi kesehatan. Namun, dalam
kenyataannya tempat khusus merokok yang telah dibuat pemerintah setempat tidak efektif dikarenakan tidak adanya sanksi tegas terhadap
pelanggaran merokok di tempat umum. Apabila pemerintah dapat menekan angka penggunaan rokok, maka diperkirakan bahwa kualitas
sumber daya manusia di Indonesia akan semakin membaik pada masa datang.
2. Bagi Masyarakat Umum Seperti yang kita ketahui bahwa rokok memiliki dampak buruk bagi
kesehatan. Oleh karena itu, hindari penggunaan rokok baik secara aktif maupun pasif. Bagi perokok aktif memang sulit untuk
menghentikan kebiasaan merokoknya karena hal tersebut memerlukan waktu untuk membiasakan diri tanpa rokok. Namun, apabila hal
tersebut dapat terlaksana, maka tingkat kesehatan setiap individu akan lebih baik. Selain itu, bagi Ibu yang sedang hamil diutamakan untuk
menghindari paparan asap rokok agar bayi yang dilahirkannya sehat.
3. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini menjelaskan adanya hubungan paparan asap rokok
pada ibu hamil dengan kejadian bayi prematur. Namun, untuk peneliti
Universitas Sumatera Utara
lain apabila mengambil tema yang mirip dengan penelitian ini disarankan untuk menambahkan data karakteristik berupa pendapatan
orang tua untuk mengetahui apakah ada hubungan atau tidak dengan kelahiran prematur. Selain itu, diperlukan jumlah sampel yang lebih
besar agar hasil yang didapatkan lebih menggambarkan populasi yang lebih luas. Dalam penelitian ini, ditunjukkan bahwa paparan asap
rokok yang didapatkan ibu ketika hamil dominan berasal dari dalam rumah. Oleh karena itu, hal ini mungkin dapat dijadikan suatu acuan
untuk mengetahui hubungan paparan asap rokok yang berasal dari suami dengan kejadian prematuritas.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi dan Epidemiologi Kelahiran Prematur