Tabel 5.9. Distribusi frekuensi paparan asap rokok yang dikelompokkan
n Kumulatif
Rendah Sedang
Tinggi 16
3 25
35,4 6,8
56,8 35,4
43,2 100
Total 44
100 Berdasarkan Tabel 5.9. dapat diinterpretasikan bahwa lebih dari setengah
sampel masuk ke dalam kelompok paparan tinggi yaitu 25 orang 56,8. Paparan sedang hanya sekitar 3 orang 6,8, sedangkan paparan rendah atau
tidak terpapar sebanyak 16 orang 35,4. Apabila dikelompokkan menjadi terpapar dan tidak terpapar, maka jumlah sampel yang terpapar asap rokok adalah
28 orang sedangkan tidak terpapar sebanyak 16 orang.
5.1.5. Analisis data Data yang telah dikumpulkan dari kuesioner berasal dari 44 responden. Seluruh
data tersebut telah melewati beberapa proses seperti editing, coding, data entry, dan juga uji statistik. Namun untuk analisis selanjutnya, hanya 43 data yang akan
dianalisis untuk melihat berbagai hubungan dengan variabel lain. Hal ini dikarenakan adanya kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan dalam Bab
4, salah satunya kriteria ekslusinya adalah menderita Diabetes Mellitus. Dengan demikian, dari 44 responden hanya 43 yang masuk dalam kriteria inklusi dengan
penjabaran sebagai berikut yaitu, 23 responden memiliki bayi yang lahir prematur dan 20 responden memiliki bayi yang lahir normal.
Data yang terkumpul tersebut dianalisis dengan menggunakan uji statistik chi-square dengan bantuan perangkat lunak SPSS Stastical Product and Service
Solution for Windows. Jika hasil p0,05 dengan Confident Interval 95 maka dinyatakan ada hubungan.
Berdasarkan uji statistik tersebut dan juga dengan menggunakan bantuan tabel cross-tab dalam SPSS, dapat diketahui beberapa hubungan yang cukup
signifikan berhubungan dengan usia bayi yang dikelompokkan, yaitu bayi prematur dan normal.
Universitas Sumatera Utara
Banyaknya rokok yang digunakan di dalam rumah ternyata mempunyai hubungan yang cukup signifikan dengan usia bayi yang dikelompokkan, yaitu
dengan nilai p= 0,046 p0,005.
Tabel 5.10. Analisis distribusi jumlah batang rokok per hari yang digunakan di
dalam rumah dengan usia bayi yang dikelompokkan Usia Bayi yang telah dikelompokkan
Prematur Normal
p Pertanyaan 3
Tidak ada 1-5 batang rokok
5-9 batang rokok 10-19 batang rokok
20 batang rokok atau lebih 6
2 2
10 3
14 2
1 2
1 0,046
Total 23
20 Tabel 5.10. menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah batang rokok
yang digunakan di dalam rumah merupakan faktor risiko terjadinya bayi prematur. Berbeda dengan bayi yang dilahirkan normal atau tepat pada waktunya,
hubungan linear ini menampilkan bahwa bayi normal lebih tidak terpapar asap rokok di dalam rumah dibandingkan dengan bayi prematur.
Selain jumlah batang rokok yang digunakan di dalam rumah, lamanya paparan asap rokok di tempat kerja juga memberikan nilai yang bermakna untuk
menyatakan suatu hubungan dengan usia bayi yaitu dengan nilai p=0,028 p0,005.
Tabel 5.11. Analisis distibusi paparan asap rokok di tempat kerja dengan usia
bayi yang dikelompokkan Usia Bayi yang telah dikelompokkan
Prematur Normal
p Pertanyaan 4
Tidak pernah Kurang dari 1 jamhari
1-4 jamhari 7
7 9
8 11
1 0,028
Total 23
20
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 5.11. dapat diinterpretasikan bahwa bayi yang lahir prematur memiliki riwayat ibu terpapar asap rokok di tempat kerja selama 1-4 jam hari
sembilan kali lebih banyak dibandingkan dengan bayi berusia normal. Jumlah tersebutlah yang menyebabkan hasil analisis cross-tab chi square ini signifikan.
Hubungan antara frekuensi paparan asap rokok di lingkungan luar rumah juga berpengaruh terhadap kejadian bayi prematur dari sampel yang diambil di
RSUP H. Adam Malik Medan. Hal ini tentu dapat dilihat langsung pada Tabel 5.12. berikut.
Tabel 5.12. Analisis distribusi paparan asap rokok di lingkungan luar rumah
dengan usia bayi yang telah dikelompokkan Usia Bayi yang telah dikelompokkan
Prematur Normal
p Pertanyaan 6
Jarang 1 kali dalam seminggu
Beberapa kali seminggu Setiap hari
9 9
5 17
1 1
1 0,006
Total 23
20 Berdasarkan Tabel 5.12. dapat kita simpulkan bahwa bayi yang dilahirkan
prematur lebih sering terpapar asap rokok di lingkungan luar rumah, yaitu 9 responden terpapar beberapa kali dalam seminggu dan 5 responden lainnya
hampir setiap hari terpapar di lingkungan di luar rumah. Hal ini bertolak belakang dengan responden yang bayinya lahir secara normal, yaitu sebanyak 17 responden
lebih jarang terpapar dengan asap rokok di lingkungan di luar rumah. Tentunya dengan nilai p= 0,006 p0,05 dapat kita simpulkan bahwa hal ini memberikan
makna yang cukup penting terhadap kejadian bayi prematur.
Berdasarkan Tabel 5.13, dilihat bahwa sekitar 10 responden yang bayinya prematur terkena paparan asap rokok di lingkungan umum yang berasal lebih dari
3 orang perokok disekitarnya, sedangkan 2 responden terpapar dengan asap rokok yang berasal lebih dari 3 perokok.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.13. Analisis distribusi jumlah orang yang merokok ketika terpapar di
lingkungan umum dengan usia bayi yang telah dikelompokkan Usia Bayi yang telah dikelompokkan
Prematur Normal
p Pertanyaan 7
1-2 orang 3-4 orang
5 orang atau lebih 13
8 2
18 2
0,044
Total 23
20 Tabel tersebut jelas menggambarkan adanya hubungan yang signifikan
antara jumlah orang yang merokok di lingkungan umum terhadap usia bayi dengan nilai p= 0,044 p0,05.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan paparan asap rokok pada ibu hamil dengan kejadian bayi prematur di RSUP H.
Adam Malik Medan. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dibuat tabel seperti di bawah ini.
Tabel 5.14. Analisis paparan asap rokok yang telah dikelompokkan dengan
usia bayi yang telah dikelompokkan Usia Bayi yang telah dikelompokkan
Prematur Normal
p OR
Paparan yang dikelompokkan Terpapar
Tidak terpapar 20
3 7
13 0,000
12,36 Total
23 20
Dari Tabel 5.14 terdapat 20 responden dengan bayi prematur yang masuk dalam klasifikasi terpapar, sedangkan dari responden dengan bayi normal
sebanyak 7 orang. Jumlah responden dengan bayi prematur dan normal masing- masing 3 orang dan 13 orang. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan chi-
square didapatkan nilai p=0.000 p0,05 dan nilai Odds Ratio=12,36. Hasil tersebut menginterpretasikan adanya hubungan yang sangat kuat antara paparan
asap rokok dengan kejadian bayi prematur. Nilai odds ratio juga menggambarkan suatu faktor risiko dapat meningkatkan 12,36 kali terhadap terjadinya suatu
kejadian, dalam hal ini prematuritas.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Pembahasan