Nikotin Nikotin yang struktur kimianya menyerupai neurotransmitter asetilkolin bekerja Karbon Monoksida Karbon monoksida merupakan komponen penting dari fase gas. Ia dapat

2.8. Komposisi ZatSenyawa dalam Rokok

Asap rokok merupakan campuran substansi kimia yang kompleks, beberapa dari senyawa tersebut mempunyai efek proinflammasi, sitotoksik, dan karsinogenik. Merokok dapat dibagi menjadi 2 fase yaitu fase gas dan fase partikulat tar. Fase tersebut berisi ribuan komponen kimia yang bertanggung jawab terhadap kesehatan Kamholz, 2004.

2.8.1. Nikotin Nikotin yang struktur kimianya menyerupai neurotransmitter asetilkolin bekerja

pada reseptor stereospesifik nikotin kolinergik nAChRs di otak dan organ lain. Nikotin memiliki efek secara langsung maupun tidak langsung pada sistem endokrin. Awal fase stimulasi sistem saraf pusat oleh nikotin biasanya diikuti dengan fase depresi sistem saraf pusat. Aktivitas nikotin pada nAChRs menstimulasi pelepasan berbagai neurotransmitter dan hormon meliputi asetilkolin, norepineprin, dopamin, vasopressin, serotonin, dan beta-endorpin. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa merokok berhubungan dengan penurunan level monoamin oksidase MAO di otak. Namun, diperkirakan penurunan MAO disebabkan oleh bahan lain yang terkandung dalam asap selain dari nikotin. Penurunan MAO-A dan MAO-B di otak menghasilkan level dopamin yang lebih tinggi di otak. Nikotin meningkatkan level dopamin melalui aksinya di mesolimbik. Nikotin di sistem saraf pusat menyebabkan peningkatan kewaspadaan, meningkatkan memori, konsentrasi, dan menurunkan kecemasan Patel et al., 2010.

2.8.2. Karbon Monoksida Karbon monoksida merupakan komponen penting dari fase gas. Ia dapat

bergabung dengan hemoglobin membentuk karboksihemoglobin, yang dalam darah kadarnya akan meningkat 3-10 kali lipat pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok Kamholz, 2004. Luasnya pembentukan karboksihemoglobin tergantung pada kedalaman inhalasi dan fungsi paru selain jenis dan jumlah rokok yang dihisap. Adanya ikatan karboksihemoglobin Universitas Sumatera Utara mengurangi kapasitas pengangkutan oksigen oleh eritrosit sehingga sering menginduksi sebuah kompensasi eritrositosis dengan peningkatan hematokrit. Eritrositosis meningkatkan viskositas darah dan mengganggu aliran melalui kapiler Powell, 1998. 2.8.3. Polisiklik Aromatik Hidrokarbon Polisiklik aromatik hidrokarbon PAH, seperti benzo[a]pyrene dan nikotin turunan nitrosamin, berhubungan dengan sejumlah besar mutasi G-to-T transversion pada gen p53 yang menyebabkan kanker paru. Zat yang bersifat karsinogenik ini berasosiasi dengan penurunan kapasitas perbaikan DNA, yang juga meningkatkan risiko non-small cell lung cancer Kamholz, 2004. PAH dibentuk oleh pembakaran tidak sempurna dari bahan atau material yang mengandung karbon, dan PAH muncul sebagai komponen penting polusi lingkungan US. Department of Health and Human Services, 2010. 2.8.4. Nitrogen Oksida Nitrogen oksida merupakan radikal bebas, salah satu yang banyak dihirup oleh perokok. Radikal bebas yang diabsorpsi mengkatalisis oksidasi low density lipoprotein LDL yang memicu aktivasi endotel, makrofag, dan perkembangan arterosklerosis di percabangan arteri Powel, 1998.

2.8.5. Logam dan Metaloid Logam dan metaloid juga substansi yang banyak dalam tembakau. Mereka biasa