Dampak Rokok bagi Kesehatan

Tabel 2.1. Beberapa senyawa kimia yang ditemukan pada mainstream smoke dan sidestream smoke Mainstream smoke Asap Utama Sidestream smoke Asap Sampingan Karbon monoksida Nitrogen oksida Hidrogen sianida Ammonia Asetaldehid Akrolein Benzene Benzathracene Benzapyrene Toluena Fenol Cresol Acrylamide Nitrosonornicotin Nitrosoanatabine Karbon monoksida Nitrogen oksida Hidrogen sianida Ammonia Asetaldehid Akrolein Benzene Benzathracene Benzapyrene Nitrosonornicotin

2.9. Dampak Rokok bagi Kesehatan

Penggunaan rokok telah dikenal sebagai penyebab kesakitan dan masalah kesehatan global Bloch et al., 2008. Rokok juga memiliki efek terhadap berbagai sistem dalam tubuh kita. 2.9.1. Sistem Serebrovaskuler Sawar darah otak blood brain barrier berfungsi mempertahankan homeostasis otak. Sawar ini selektif terhadap berbagai substansi yang masuk ke otak, melindungi pengaruh eksogen maupun sistemik. Sawar darah otak secara dinamis merespon gangguan hemodinamik misalnya, iskemia fokal melalui pelepasan radikal bebas dan sitokin-sitokin. Hal ini juga memainkan peran penting dalam melindungi saraf terhadap neurotoksisitas. Disfungsi sawar darah otak terlibat dalam patogenesis dan perkembangan sejumlah gangguan neurologis termasuk stroke, sklerosis multipel, alzheimer, demensia, epilepsi, dan sebagainya. Asap rokok terbukti menyebabkan vasodilatasi serebrovaskular melalui aktivasi sistem simpatis. Nikotin mengaktivasi reseptor nikotin, yang memicu pelepasan Universitas Sumatera Utara asetilkolin dari endotel pembuluh darah melalui aktivasi endothelial nitric oxide synthase eNOS. NO adalah salah satu major endothelium-derived relaxing factors, yang berperan aktif dalam mengatur tonus mikrovaskular dan aliran daarah serebri dalam keadaan normal maupun patologis. NO juga meningkatkan permeabilitas sawar darah otak yang menyebabkan terganggunya homeostasis otak. Selain itu, paparan nikotin merusak fungsi sawar darah dengan menurunkan ekspresi ZO1, yang merupakan komponen penting tight junction pada sawar darah otak Mazzone et al., 2010. 2.9.2. Sistem Kardiovaskular Merokok merupakan faktor predisposisi beberapa sindrom arterosklerotik klinis yang berbeda, termasuk angina stabil, sindrom koroner akut, kematian mendadak, dan stroke. Berdasarkan penelitian epidemiologi, paparan asap rokok baik aktif maupun pasif merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas penting terhadap penyakit kardiovaskular. Paparan asap rokok memicu terjadinya disfungsi endotel, atherogenesis, dan trombosis multipel di pembuluh darah. Meskipun mekanismenya belum pasti, radikal bebas yang dimediasi oleh stres oksidatif tampaknya memainkan peran pada penyakit kardiovaskular—penyakit athero- trombitik Ambrose dan Barua, 2004. 2.9.3. Sistem Respirasi Lapisan epitel saluran pernapasan bagian atas bertindak sebagai garis pertahanan pertama terhadap agen invasif polutan, alergen, mikroorganisme. Hal itu menyebabkan gejala klinis pada saluran napas bagian atas. Agius dan rekan rekan menunjukkan bahwa kotinin, metabolit toksik dari nikotin, memiliki kemampuan signifikan dalam menurunkan silia sel epitel secara in vitro. Asap rokok juga dapat menyebabkan perubahan mekanisme produksi mukus. Paparan kronis terhadap asap rokok menyebabkan perubahan metaplastik pada mukosa saluran pernapasan dengan penambahan jumlah serta ukuran sel goblet. Sehingga konsekuensinya akan terjadi peningkatan sekresi mukus. Selain perubahan fungsi, perubahan struktural epitel juga terjadi. Beberapa penelitian menunjukkan asap Universitas Sumatera Utara rokok menyebabkan penurunan viabilitas sel dan menginduksi proses apoptosis pada hair cell respiration Tamashiro et al., 2009. 2.9.4. Sistem Reproduksi Profesional di bidang kesehatan telah lama mempertimbangkan paparan asap rokok memiliki dampak terhadap reproduksi, mempengaruhi beberapa aspek seperti fertilitas, perkembangan anak, dan pregnancy outcome. Sekitar 10 pasangan yang merokok mengalami infertilitas dan 10-20 wanita yang merokok juga mengalami keguguran atau still birth, dan beberapa komplikasi selama kehamilan seperti kehamilan ektopiks, serta kelahiran prematur US. Department of Health and Human Services, 2010. Penelitian secara in vitro telah membuktikan bahwa konsentrasi kadmium yang tinggi dapat menginhibisi ekspresi dari gen pembelahan rantai Sitokrom P450, aktivitas aromatase, dan beberapa studi klinis mengonfirmasikan bahwa asap rokok memiliki efek antiestrogen pada wanita. Penjelasan lain yang mungkin adalah rendahnya level estradiol pada perokok yang dikarenakan peningkatan 2- hidroksilasi. Tingginya konversi katekoestrogen bisa mengurangi ketersediaan estradiol. Kotinin, metabolit utama nikotin, juga berhubungan dengan inhibisi fungsi sel granulosa-luteal melalui efek antimitosis dan efek apoptosis, menjadi penentu kemungkinan insuffisiensi luteal. Selain itu, stress oksidatif dikaitkan dengan sejumlah kelainan fisiologis dan struktural pada sperma manusia. Kapasitas fertilisasi berkurang karena kegagalan mengusir sisa sitoplasma spermatozoon, berkurangnya kematangan membran dan aktivitas acrosin, dan peningkatan kelainan struktural di bagian ekor sperma Soares, 2009. 2.10. Paparan Asap Rokok dengan Kelahiran Bayi Prematur Efek paparan asap rokok pada wanita hamil berhubungan dengan meningkatnya risiko abortus spontan, bayi berat lahir rendah, bayi prematur, kematian neonatus, dan sindroma bayi mati mendadak Puig et al., 2012. Rokok dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur sebanyak 2 kali. Terdapat lebih dari 3.000 jenis bahan kimia yang terdapat dalam rokok dan Universitas Sumatera Utara efeknya secara biologis masih perlu diteliti. Bagaimanapun, nikotin dan karbon monoksida yang terdapat dalam rokok merupakan vasokonstriktor kuat yang menyebabkan kerusakan plasenta dan menurunkan aliran darah uteroplasenta. Merokok juga berhubungan dengan respon inflamasi sistemik dan meningkatkan kelahiran prematur spontan melalui jalur tersebut Goldenberg et al., 2008. Level karbon monoksida perokok lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak merokok, hal itu meningkatkan kebutuhan oksigen dalam tubuh. Ikatan hemoglobin dengan oksigen pada perokok biasanya lebih sedikit dibandingkan dengan nonperokok. Rokok menginduksi hipoksemia kronik yang diperkirakan menjadi penyebab perluasan plasenta. Hal tersebut meningkatkan risiko plasenta mencapai serviks. Level asam askorbat plasma yang rendah juga merupakan faktor predisposisi terlepasnya plasenta lebih awal Amasha dan Jaradeh, 2012. Merokok berhubungan dengan kurangnya asam askorbat, zinc atau copper, yang memiliki dampak dalam penurunan jumlah kolagen III dan elastin, juga mengganggu integritas membran amniotik. Asap rokok meningkatkan produksi platelet activating factor dan prostaglandin E2, yang menyebabkan jaringan miometrium berkontraksi Burguet et al., 2004. Menurut Morris et al. 2001 dalam Burguet et al. 2004 perokok memiliki risiko 2-3 kali terkena bakterial vaginosis yang merupakan salah satu penyebab kelahiran prematur. Selain itu, Smart et al. 2004 dalam Burguet et al. 2004 juga menyatakan perokok meningkatkan risiko tersebut melalui efek pada flora vagina ataupun melalui deplesi sel langerhans yang menghasilkan supresi imun lokal. Perubahan pada profil sitokin servikal berhubungan dengan peningkatan risiko kelahiran prematur. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang