Detachment Analisa Data Subjek

34 dari subjek tidak mempermasalahkan status subjek dan tetap menjalin hubungan seperti biasa dengan subjek. Ketika berkomunikasi, subjek berbicara dengan volume suara yang cukup kecil dengan Kecepatan bicara yang tidak stabil, ada saat dimana ia berbicara sangat lambat ada saat ia berbicara lumayan cepat. Waktu ia merespon untuk menjawab juga variatif, ada saat dimana ia dapat langsung merespon dan ada juga saat ia harus berfikir lama.

2. Analisa Data Subjek

a. Detachment

Sebelum memutuskan untuk menjadi ateis, banyak proses yang dialami partisipan dalam menjalani kehidupannya. Bermula dari rasa penasaran subjek mengenai Tuhan, muncul keraguan didalam diri subjek mengenai Tuhan. Rasa penasaran itu muncul sejak subjek kecil dan diajarkan agama Islam oleh orang tua subjek. Banyak pertanyaan yang muncul dibenak subjek mengenai Tuhan pada saat itu seperti darimana asal Tuhan, bagaimana Tuhan menciptakan dunia ini dll. Tetapi subjek merasa itu hanya pertanyaan-pertanyaan biasa yang akan ditanyakan semua anak dimuka bumi ini dan subjek tidak melanjutkan pertanyaannya dan tidak mencari jawabannya. Ketika memasuki masa sekolah menengah pertama SMP, pertanyaan yang dulu sempat membuat dia ragu dan dia lupakan kini kembali muncul dibenak subjek. “hmmm gini, dulu waktu SD, waktu kecil-kecil lah, kan orang tua juga ngajarkan agama, sempat juga penasaran sama tuhankan, ya namanya juga anak-anak, nanya-nanya juga kayak mana Tuhan, tapi Universitas Sumatera Utara 35 ya itu sebatas nanya karena penasaran, bukan karena ragu. Nah waktu smp aku nanya juga soal Tuhan, sebenarnya sih ini apa ya, semacam pertanyaan lanjutan dari sd, tapi ini aku nanyanya bukan karena sebatas penasaran, tapi kare na memang aku mulai ragu.” W2.A.P.06062016.J4 Subjek tidak tahu kenapa dia mulai ragu dan menanyakan kebenaran tentang Tuhan. Pertanyaan-pertanyaan yang membuat subjek ragu tersebut membuat subjek merasa bersalah dan berdosa. subjek berusaha menghilangkan pikiran buruknya tentang Tuhan. Pada saat itu juga subjek tetap menjalankan ritual agama seperti sholat, karena subjek merasa dirinya masih seorang muslim. “aku ngerasa takut juga, merasa bersalah, rasanya gimana ya, merasa berdosalah, kok bisalah aku mempertanyakan tuhan, kenapalah aku ragukan tuhan” W2.A.P.06062016.J24 “berusahalah hilangkan pikiran-pikiran buruk tentang Tuhan, tapi ya itu, aku ngerasa kalau aku tetap ngerasa kayak gitu, pertanyaanku tid ak akan terjawab, jadi aku tetap nyari jawabannya” W2.A.P.06062016.J26 “hmmmm tidak terlalu ingat sih, tapi ya waktu ragu itu aku mulai merasa tidak ada gunanya pun semua itu, hahaha tapi aku belum jadi ateis pada saat itu, aku tidak jalankan semua itu karena aku ragu, untuk apa sebenarnya ritual agama itu” W2.A.P.06062016.J18 Walaupun subjek merasa takut dan berdosa, tetapi subjek merasa harus mencari jawabannya. Keraguannya terhadap Tuhan membuat dia tidak nyaman dan terus berada pada pertanyaan yang sama sehingga dia mencari jawabannya. Subjek membaca berbagai literatur tentang Tuhan dan agama. Subjek juga bertanya kepada seseorang yang menurut dia memperlajari Universitas Sumatera Utara 36 tentang agama, tetapi subjek tidak cukup puas dengan jawaban yang dia temukan. “dari banyak sumberlah, ya tapi tidak kayak tong sam cong yang nyari kitab suci ke barat hahaha, tapi ya baca-baca artikel, nanya- nanya pandangan orang, diskusi-diskusi, dari situ akhirnya aku punya banyak data dan aku tarik kesimpulan berdasark an asumsiku sendiri” W2.A.P.06062016.J30 Subjek tidak secara langsung menemukan jawabannya, dari berbagai literatur serta data-data yang dia kumpulkan membuat subjek menemukan jawaban berdasarkan asumsinya sendiri dan menarik kesimpulan. Pandangan ilmu pengetahuan yang dia baca membuat dia semakin ragu terhadap ajaran agama yang dia terima selama ini. Subjek mulai setuju dengan berbagai pandangan yang diberikan oleh ilmu pengetahuan.

b. Doubt