45
Walaupun tidak merasa berdosa dan bebas melakukan apa saja, bukan berarti subjek bertindak sesuka hati. Subjek menjalankan hidup dengan cara
humanis. Bagi subjek, asalkan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, itu sudah menjadi tindakan yang baik dalam menjalani hidup.
“aku bebas melakukan apa aja, aku bebas memikirkan apa aja, tidak perlu harus mikirin dosa kayak orang-orang beragama, tapi bukan
berarti aku aku suka-suka hatilah, aku hidup dengan cara humanis, kalau bisa nolong orang ya nolong orang lain, pokoknya lakukan
sesuatu itu yang penting tidak merugikan diri sendiri, tidak merugikan
orang lain juga” W2.A.P.06062016.J72
Bagi sebagian besar orang beragama, kitab suci merupakan pedoman dalam menjalankan hidup, tetapi hal ini tidak menjadi bagian dari diri
subjek. Tidak ada acuan ataupun pedoman hidup yang harus ditaati oleh subjek. Subjek melakukan sesuatu berdasarkan apa yang dia pikirkan dan
dia rasakan.
“tidak punya yang kayak gitu, aku jalani hidup berdasarkan apa yang aku, pikirk
an dan aku rasakan aja” W2.A.P.06062016.J76
d. Transision
Subjek yang sejak dulu menganut agama Islam dan kini telah memisahkan diri dari Islam, tidak menganut agama lain sebagai pahamnya.
Subjek menolak agama dan ajaran agama, memisahkan diri dari itu semua, bukan hanya memisahkan diri dari Islam saja. Kemudian subjek mencari
Universitas Sumatera Utara
46
orang-orang yang sepaham dengan subjek. Subjek menemukannya di media sosial facebook, yaitu sebuah komunitas ateis. Bermula dari membaca isi
dari komunitas itu, dan membuat subjek menjadi tertarik untuk mendalaminya, subjek pun bergabung dengan komunitas tersebut. Saat
bergabung, subjek masih belum menjadi seorang ateis. Subjek bergabung dikomunitas ateis bernama ABAM anda bertanya, ateis menjawab.
“aku nyari juga melalui facebook, disitu ada komunitas online yang mengaku sebagai komunitas ateis”
W2.A.P.06062016.J86 “aku sadar ateis susah untuk diterima secara umum, jadi tidak
mungkin ada orang yang secara terang- terangan bilang kalau „saya
adalah ateis‟.” W2.A.P.06062016.J88
“waktu itu aku belum ateis, tapi mungkin udah sangat sependapat dengan ateis itu, makanya aku baca-baca, lama-
lama gabung” W2.A.P.06062016.J92
Didalam komunitas tersebut, tidak hanya orang-orang ateis, tetapi orang beragama pun banyak yang bergabung didalamnya. Komunitas
tersebut membahas berbagai macam fakta dan fenomena dari berbagai sudut pandang. Didalam komunitas ini merupakan forum diskusi yang sangat
nyaman bagi subjek karena memiliki pertanyaan, asumsi serta jawaban yang sama. Subjek memandang positif komunitas serta anggota dari komunitas
tersebut. “lebih positiflah, orang-orang ateis didalamnya ngasih pandangan
yang masuk akal, tid ak dari sudut pandang yang pasif”
W2.A.P.06062016.J102
Universitas Sumatera Utara
47
“ya nyaman, karena juga sepaham sama apa yang aku pikirkan selama ini, apa yang aku tanya, apa yang aku asumsikan, apa yang
aku pikirkan, jawaban yang aku dapat, sebagian besar sama dan
masuk akal” W2.A.P.06062016.J106
e. Declaration