Tahap Pencatatan Data Prosedur Penelitian

27 narasi yang baik dan menyusunnya berdasarkan alur pedoman wawancara yang digunakan saat wawancara.

e. Menarik kesimpulan, membuat diskusi dan saran

Setelah analisa data selesai dilakukan, peneliti menarik kesimpulan untuk menjawab rumusan permasalahan. Kemudian peneliti menuliskan diskusi berdasarkan kesimpulan dan data hasil penelitian. Setelah itu, peneliti memberikan saran-saran sesuai dengan kesimpulan, diskusi dan data hasil penelitian.

3. Tahap Pencatatan Data

Untuk memudahkan pencatatan data, peneliti menggunakan alat perekam sebagai alat bantu agar data yang diperoleh dapat lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebelum wawancara dimulai, peneliti meminta izin kepada subjek untuk merekam wawancara yang akan dilakukan dengan tape recorder. Dari hasil rekaman ini kemudian akan ditranskripsikan secara verbatim untuk dianalisa. Transkrip adalah salinan hasil wawancara dalam bentuk rekaman suara yang dipindahkan ke dalam bentuk ketikan di atas kertas atau disebut juga dengan verbatim. Setelah seluruh pencatatan data telah selesai, langkah selanjutnya adalah membuat koding data berdasarkan teori yang digunakan dalam penelitian. Hasil koding tersebut berguna untuk memudahkan peneliti dalam menganalisa dan menginterpretasikan data yang diperoleh. Universitas Sumatera Utara 28 Berikut contoh koding yang digunakan: W1.A.L.12092015.J2. W1 berarti wawancara yang pertama kali; A merupakan kode untuk inisial subjek; L berarti jenis kelamin subjek; 12092015 berarti tanggal dan wawancara dilaksanakan; J2 berarti kutipan jawaban yang tertera pada verbatim.

F. Prosuder Analisa Data

Beberapa tahapan dalam menganalisis data ku alitatif menurut Poerwandari 2007, yaitu:

1. Koding

Koding adalah proses membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan dan mensistemasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan dengan lengkap gambaran tentang topik yang dipelajari. Semua peneliti kualitatif menganggap tahap koding sebagai yang penting, meskipun peneliti yang satu dengan peneliti yang lain memberikan usulan prosedur yang tidak sepenuhnya. Pada akhirnya, penelitilah yang berhak dan bertanggung jawab memilih cara koding yang dianggapnya paling efektif bagi data yang diperolehnya Poerwandari, 2007.

2. Organisasi Data

Highlen dan Finley dalam Poerwandari, 2007 menyatakan bahwa organisasi data yang sistematis memungkinkan peneliti untuk : Universitas Sumatera Utara