sehingga produksi tidak maksimal. Selain pergantian alat tenun mesin alat pembantu lainnya mengalami pergantian seperti alat penggulung benang sorha dan anian
hanian dengan alat mesin kelos dan mesin hani. Pergantian ini dipengaruhi oleh kecepatan mesin tenun dalam beroperasi sehingga harus diimbagi persediaan bengan
lusi dan benang pakan karena keberhasilan pertenunan sangat dipengaruhi oleh setiap bidang proses pertenunan baik mulai dari persiapan benang dari mangiran,
pencelupan, pengkelosan, pemaletan, penghanian, pengebooman, pencucukan hingga proses penenunan. Proses ini saling bergantung satu sama lainnya dalam proses
produksi kain sarung dan ulos. Keberhasilan setiap unit menentukan hasil akhir dari kualitas dan kuantitas produksi. Sehingga dalam industri dipergunakan pembagian
kerja baik itu dalam penggunaan ATBM dan juga ATM.
3.2.2. Pemindahan Lokasi Pabrik
Keberadaan perkembangan kota kecil Balige dalam rentan tahun 1980 telah mengalami perkembangan yang pesat yang ditandai dengan pembangunan disegala
bidang
35
35
kabupaten Tapanuli Utara dibagi menjadi 5 lima wilayah pembangunan yang bersifat Administratif yakni wilayah: Wilayah Pembangunan I Silindung berpusat di Tarutung, Wilayah
Pembangunan II Humbang Timur berpusat di Siborong-borong, Wilayah Pembangunan III Humbang Barat berpusat di Dolok Sanggul, Wilayah Pembangunan IV Toba berpusat di Balige,
Wilayah Pembangunan V Samosir berpusat di pangururan
. Hal itu dikarenakan kota Balige merupakan jalur lintas Sumatera. Kondisi tersebut lambat laun membuat kota Balige berkembang dengan merespon kebutuhan
para pendatang maupun yang akan maenyebrang, dengan memberikan jasa maupun usaha dagang dan membangun kios – kios maupun toko yang pada akhirnya
membentuk suatu area bisnis. Hal ini mangakibatkan pemusatan pembangunan yang
Universitas Sumatera Utara
terpusat disekitar jalan utama kota yakni jalan Sisingamangaraja dan jalan Tarutung sebagai jalan utama yang membelah kota. Dengan perkembangan ini merupakan
kebijakan pemerintah guna pemaksimalan daya kinerja pemerintah dalam pelayanan masyarakat. Seiring dengan perkembangan pembangunan kota Balige, yang
merupakan daerah pemerintahan kecamatan, Balige berkembang dengan pesat dan menjadi pusat aktifitas masyarakat, seperti pusat jalur transportasi, pusat perdagangan
ekonomi, pusat pendidikan dan juga sebagai pusat pemerintahan. Dengan melihat perkembangan tersebut perusahaan pertenunan Boi-Tulus
memperluas usahanya dan pindah kedaerah pusat pembangunan tersebut yakni dijalan Tarutung. Letak ini dipilih karena perusahaan telah berkembang menjadi perusahaan
yang digolongkan dalam industri sedang. Pembangunan gedung-gedung baru yang dilakukan Perusahaan Boi-Tulus untuk produksi tentunya tidak terlepas dari
penempatan mesin-mesin yang cukup membutuhkan areal yang cukup luas. Mesin- mesin pertenunan yang cukup banyak dan bervariasi bentuk membutuhkan juga
syarat-syarat penentuan tempat untuk penyaluran material produksi. Selain itu, lokasi ini juga dekat dengan pasar, lebih luas dan lebih strategis
dari lokasi mula-mula yaitu di Lumban Silintong. Sebelum melakukan pemindahan tersebut perusahaan telah mempertimbangkan hal tersebut seperti diatas.Pemindahan
ini terjadi karena perusahaan ketika itu telah memfasilitasi usahanya dengan berbagai peralatan tenun mesin sehingga membutuhkan lokasi yang luas.
Universitas Sumatera Utara
3.2.3. Struktur Organisasi Perusahaan