Pemasaran Sarung Dan Ulos

dengan ukuran yang diinginkan, maka dilakukan pemotongan. Pemotongan dilakukan secara manual dengan menggunakan gunting dan alat ukur. Setelah didapatkan lembaran sarung dan ulos sesuai dengan ukuran, Kemudian dilakukan penjahitan. Untuk sarung kedua ujungnya disatukan, sedangkan ulos kedua ujung rumbai- rumbainya dirapikan agar sama panjang. Kemudian sarung dan ulos dilipat dan di beri cap perusahaan dan kemudian dimasukkan dalam alat packing agar lipatannya rapi. Kemudian dibungkus dalam plastik transparan dan siap untuk dipasarkan. Untuk setiap pemasaran satuan yang digunakan adalah 1 kodi berisi 20 lembar kain.

3.2.8. Pemasaran Sarung Dan Ulos

Pemasaran merupakan suatu proses perpindahan suatu barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. Seiring dengan perjalanan sejarah manusia dalam memenuhi kebutuhannya, ada pihak yang meminta dan ada pihak yang menawarkan. Pada awal sejarah bahwa pemasaran dilakukan dengan cara pertukaran barang barter dan terus berkembang menjadi perekonomian dengan menggunakan uang sampai dengan pemasaran yang modern. Dalam rangka memasarkan barang-barang produksi, produsen selalu berhubungan dengan konsumen. Konsumen inilah yang membeli barang-barang produksinya, tanpa konsumen barang-barang yang diproduksi akan percuma saja, maka untuk menarik hati para konsumen maka produsen akan membuat berbagai macam stategi agar kegiatan produksi tetap berjalan atau bahkan mendapat keuntungan. Universitas Sumatera Utara Pemasaran merupakan aspek yang biasanya paling penting dalam sebuah industri. Pemasaran pada dasarnya dapat diartikan sebagai transaksi jual-beli. Artinya pemilik barang menjual kepada pembeli pada tingkatan harga yang telah disepakati dari lokasi yang satu ke lokasi lain atau pada lokasi yang sama. Tetapi karena penjual sering kali mengalami kesulitan mencari pembeli dan sebaliknya, pembeli kesulitan mencari penjual, maka muncullah agen-agen pemasaran. Di sini bermunculan tengkulak, pedagang perantara, pedagang pengumpul dan sebagainya . Proses pemasaran kain tenun sarung dan ulos dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung ke konsumen. Pemasaran secara langsung biasanya terjadi bilamana konsumen mendatangi langsung usaha tenun untuk membeli atau memesan kain sarung dan ulos yang diinginkan. Melalui distribusi secara langsung ini, konsumen biasanya mendapatkan harga relatif murah dibanding jika membeli melalui toko atau pasar, pedagang kecil dan juga pedagang besar. Konsumen yang menempuh cara seperti ini biasanya yang berlokasi di dekat usaha tenun itu sendiri. Sedangkan pemasaran tidak langsung dilakukan dengan cara menyalurkan hasil produksi melalui saluran-saluran perantara, seperti butik, toko, pasar tradisional dan pedagang besar dan pedagang kecil. Cara seperti ini biasanya dilakukan melalui perjajian antara perusahaan dengan pedagang perantara jauh hari sebelum transaksi penjualan di lakukan Jaringan perdagangan untuk memasarkan hasil produksi tekstil awalnya hanya mencakup daerah Balige, Laguboti, Porsea saja. Seiring dengan perkembangan yang terjadi dalam indistri tenun, cakupan untuk daerah pemasaran tidak hanya daerah Universitas Sumatera Utara Balige saja tetapi juga mencakup daerah Medan, Siantar, Kisaran, Dairi, Samosir, Tarutung, Siorong-Borong, Pekanbaru, Palembang, dan bahkan sampai ke Pulau Jawa. Pemasaran di disekitar daerah, umumnya merupakan tanggung jawab pembeli atau pemesan. Pembeli atau pemesan yang berasal dari luar Kota Balige umumnya adalah para pedagang besar yang khusus menjual barang-barang pakaian. Ada beberapa pembeli datang langsung ke tempat perusahaan dengan membawa kendaraan sendiri membawa pick-up atau truk dan mengadakan transaksi dengan perusahaan. kedatangan mereka secara tetap, tergantung pada barang-barang di toko mereka. Karena itu pemesanan disekitar Balige atau kabupaten Tapanuli Utara, pengangkutannya menjadi tanggungjawab pembeli karena biasanya para pedagang kain khususnya para pedagang kecil dan pedagang besar pedagang profesional berpindah yang sepanjang minggu berkeliling dari satu ke onan lain mengikuti hari- hari besar onanpasar besar diberbagai kota disekitar Tapanuli bahkan sampai pada daerah Dairi dan Simalungun. Maka dalam setiap sekali seminggu para pedagang akan mandatangi daerah onan Balige dan mereka juga sekalian singgah dan melakukan pemesanan kainsarung dan ulos kepada perusahaan.. Pelanggan produk tenun ulos dan kain sarung yang ada di luar kota biasanya melakukan transaksi jual beli tiga kali dalam sebulan ke perusahaan. Sedangkan pelanggan ulos dari luar kota sering menelepon perusahaan agar ulos dan kain sarung dikirim ke daerah pelanggan, karena keterbatasan waktu dan untuk meminimkan biaya pengiriman. Biaya pengiriman biasanya dilakukan melalui bank, dimana pelanggan luar kota langsung Universitas Sumatera Utara mentransfer uang ke nomor rekening perusahaan. Dalam hal pengiriman ulos dan kain sarung ke luar kota perusahaan biasanya memanfaatkan perusahaan jasa pengiriman. Universitas Sumatera Utara BAB IV KEBERADAAN PERTENUNAN BOI-TULUS TEKSTIL DI KECAMATAN BALIGE 4.1. Keberadaan Pertenunan Boi-Tulus Tekstil Terhadap Masyarakat 4.1.1. Penyediaan Kebutuhan Sandang Sarung Dan Ulos Manusia dalam kelangsungan hidupnya sangat memerlukan berbagai jenis barang yang mudah dan dapat dipergunakannya. Kebutuhan manusia yang sangat beragam baik kebutuhan primer dan sekunder yang berupa sandang, pangan dan kebutuhan lainnya sesuai dengan kemajuan zaman dan peradapan manusia. Oleh karena itulah dalam kehidupan sehari-hari secara nyata dapat kita lihat adanya peredaran berbagai jenis barang dalam masyarakat untuk memenuhi berbagia macam kebutuhan manusia. Sandang merupakan kebutuhan pokok manusia yang sangat perlu dipenuhi, setelah pangan dan papan. Dalam hal ini pertenunan Boi-Tulus memiliki fungsi pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam penyediaan sandang berupa kain sarung dan ulos terutama bagi masyarakat Balige dan sekitarnya secara khusus. Penggunaan kain sarung bagi masyarakat sangat penting dan beragam. Sarung sudah menjadi kebutuhan sehari-hari umat muslim, khususnya para pria yang hendak beribadah. Bahkan di beberapa daerah, sarung menjadi pilihan busana pria sehari-hari, dan bukannya celana panjang. Ada beberapa daerah yang kaum prianya memakai sarung untuk upacara-upacara adat yang dikombinasikan dengan baju daerahnya, termasuk pada masyarakat adat batak yang selalu membawa sarung di Universitas Sumatera Utara pundaknya jika sedang terlibat dalam acara adat. Sarung bisa juga dikenakan pada saat santai di rumah. Perempuan yang sudah masuk golongan ibu dan calon ibu, biasanya memakai sarung. Apalagi kalau menghadiri pertemuan atau acara-acara di seputaran kampung. Jika ada acara keluarga, tidak biasa perempuan mengenakan hanya celana panjang, atau mengenakan gaun saja. Mereka selalu melapisinya dengan kain sarung. Sedangkan penggunaan ulos didominasi oleh masyarakat Batak. Ulos adalah kain tenun khas Batak berbentuk selendang. Benda sakral ini merupakan simbol restu, kasih sayang dan persatuan, sesuai dengan pepatah Batak yang berbunyi: “Ijuk pangihot ni hodong, Ulos pangihot ni holong, yang artinya jika ijuk adalah pengikat pelepah pada batangnya maka ulos adalah pengikat kasih sayang antara sesama. Berbagai jenis dan motif ulos menggambarkan makna tersendiri. Tergantung sifat, keadaan, fungsi, dan hubungan tertentu. Kapan digunakan, diberikan kepada siapa, dan dalam upacara adat yang bagaimana. Bahkan, berbagai upacara adat seperti pernikahan, kelahiran, dan kematian, dan ritual lainnya tak dapat terlaksana tanpa ulos. Melihat peran sentral kain ulos tersebut, nampaknya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa ulos menjadi bagian dari kehidupan orang batak. Meskipun jumlah tenunan ulos dari tahun ketahun cukup banyak, tetapi permintaan masyarakat khususnya untuk kegiatan upacara adat Batak masih tetap ada. Ini disebabkan bahwa dalam adat Batak ulos yang digunakan untuk acara adat tidak lazim digunakan lebih dari satu kali. Sehingga permintaan akan ulos akan tetap ada. Universitas Sumatera Utara

4.1.2. Menciptakan Lapangan Kerja