Sumber Bahan Baku Perkembangan Industri Pertenunan Boi-Tulus Tekstil 1. Teknologi Produksi

kepada pemerintah daerah agar mendirikan sebuah bank di balige. Usulan tersebut mendapat sambutan dari pemerintah daerah dan kemudian mendirikan bank BNI 1946 cabang pembantu di balige. Bank ini kemudian yang melayani kredit pengusaha tenun balige. Semua pengusaha tenun balige wajib menjadi nasabah pada bank ini karena mereka sendirilah yang mengusulkan pendirian tersebut. Pendirian bank itu dibalige tidak saja memperlancar kebutuhan kredit untuk modal usaha uutuk para pengusaha balige tetapi juga para pengusaha diluar pertenunan, dan secara langsung juga merangsang penduduk balige lebih sadar bank.

3.2.6. Sumber Bahan Baku

Untuk menjamin terlaksananya kegiatan proses produksi dalam suatu perusahaan harus ditunjang oleh tersediannya bahan baku yang cukup disamping faktor-faktor produksi yang lain. Dengan tersedianya bahan baku yang cukup diharapkan kegiatan operasional akan terus berkelanjutan. Bahan baku sendiri adalah sebagian bahan-bahan yang dimiliki oleh perusahaan yang belum dikerjakan dan digunakan dalam proses produksi dimana sifat maupun wujudnya belum berubah atau dengan kata lain bahan-bahan tersebut secara fisik diolah menjadi barang jadi. Bahan baku merupakan bahan langsung, yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk jadi. Bahan baku adalah bahan utama atau bahan pokok dan merupakan komponen utama dari suatu produk. Dalam industri tenun Boi-Tulus jenis bahan baku terbagi atas dua bagian yaitu Bahan baku utama Universitas Sumatera Utara dan bahan baku pembantu. Bahan baku utama yaitu benang catton. Benang tersebut terbagi atas dua jenis yaitu benang untuk sarung jenisnya catton 20s dan untuk ulos jenisnya catton 18s dan benang emas purada yang digunakan sebagai hiasan ulos. Sedangkan bahan baku pembantu yaitu bahan pewarna yang terdiri dari cat helanhreen hijau, biru dan violet, napthol AS, napthol ASG, sulfit, soda api, garam R, garam B, coustik soda, soafel, bahan pembantu lainnya seperti kanji, kaporit, air bersih, kayu bakar, minyak tanah, bahan ini diperoleh dari sekitar Balige. Semua bahan baku yang digunakan berasal dari dalam negeri. Benang dan bahan pewarna tersebut diperoleh dari pemasok dari Bandung yaitu dari PD. MUTIARA pemasok tersebut dipilih oleh perusahaan karena menawarkan kualitas benang yang sesuai dengan standar perusahaan. Disamping itu, harga benang masih tergolong wajar dan sesuai dengan kwalitas benang yang ditawarkan oleh pemasok. Benang yang digunakan oleh perusahaan Boi-Tulus adalah benang yang 100 persen terbuat dari serat kapas benang katun. Pemilihan atas benang katun adalah benang tersebut tahan lama dan tidak mudah putus. Pembelian benang dan bahan pembantu pewarna yang dilakukan oleh pertenunan Boi-Tulus kepada PD. MUTIARA, dilakukan dengan cara pemesanan dengan menentukan jumlah, biaya, dan waktu pengiriman. Sedangkan pembayaran dilakukan apabila pesanan telah sampai dan dikirim melalui rekening bank. Harga benang telah ditentukan oleh pemasok, sedangkan biaya pengiriman dibebankan kepada perusahaan. Sampai saat ini belum ada kerjasama secara tertulis dengan PD. MUTIARA dalam pembelian bahan baku benang dan obat pewarna, tetapi karena Universitas Sumatera Utara pertenunan BOI-TULUS membeli bahan baku secara rutin maka kerjasama kedua perusahaan berjalan dengan baik dari tahun 1970-an hingga sekarang. Perusahaan melakukan pembelian persediaan bahan baku setiap 3 minggu sekali untuk masing-masing jenis benang, obat pewarna dan jumlahnya tidak stabil. Hal ini karena tingkat produksi perusahaan tidak stabil pada setiap bulannya. Perusahaan terkadang membeli persediaan bahan baku lebaih banyak dari biasanya agar dapat digunakan sebagai stok jika suatu saat ada peningkatan permintaan pasar akan kain sarung dan ulos. Perusahaan Boi-Tulus merupakan produsen sarung tenun dan ulos yang memperoleh bahan bakunya dari pembelian kepada pemasok karena perusahaan ini tidak memproduksi sendiri bahan baku yang diperlukan. Prosedur pembelian bahan baku yang ada diperusahaan ini sangat sederhana dan tidak memerlukan banyak birokrasi. Kegiatan pembelian benang dilakukan oleh pemilik perusahaan berdasarkan permintaan dan informasi dari bagian produksi kususnya mandor. Secara umum proses pembelian bahan baku yang dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan melakukan pemesanan kepada pemasok yang dapat menyediakan bahan baku sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan seperti kualitas, kuantitas, harga dan jangka waktu pengiriman. 2. Membuat kesepakatan dengan pemasok tentang kriteria bahan baku yang ditetapkan perusahaan biasanya melalui kontak telepon. Universitas Sumatera Utara 3. Setelah kesepakatan terbentuk, pemasok mengirimkan bahan baku beserta nota jumlah bahan yang dikirim, jumlah harga yang akan dibayar oleh perusahaan. Proses pengiriman ini menggunakan jasa bus ALS, kemudian perusahaan melunasi biaya pengiriman. 4. Bahan baku diterima, kemudian diperiksa berdasarkan nota yang dikirim oleh pemasok, jika bahan sudah lengkap dan sesuai perusahaan melakukan pembayaran melalui rekening bank. Universitas Sumatera Utara Tabel 5. Harga Bahan Baku Benang Dan Obat Pewarna No Bahan Baku Satuan Harga 1 Benang: Catton 20s Catton 18s Emas Purada Bal Bal Pak Rp. 3.750.000 Rp. 2.260.000 Rp. 50.000 2 Cat helanhreen: hijau biru violet Kg Kg Kg Rp.63.000 Rp.65.000 Rp.60.000 3 Napthol AS Napthol ASG Kg Kg Rp. 62.000 Rp. 64.000 4 Garam merah R Garam merah B Kg Kg Rp. 36.000 Rp. 47.500 5 Sulfit, Kg Rp 32.000 6 Coustik soda, Kg Rp 11.000 7 Soafel, Kg Rp. 7.000 8 Fast scarlet R salt 20 Kg Rp. 45.000 9 Sulfur hitam Kg Rp. 20.000 Sumber: BOI-TULUS Tekstil Universitas Sumatera Utara

3.2.7. Proses Produksi