Keadaan Penduduk Gambaran Umum Kota Balige 1. Letak Geografis

Sebagai Ibukota Kecamatan, Balige berkembang dengan pesat dan menjadi pusat aktifitas masyarakat, seperti pusat jalur transportasi, pusat perdagangan ekonomi, pusat pendidikan dan juga sebagai pusat pemerintahan. Bukan hanya itu saja, akan tetapi masih banyak industri – industri kecil dan menengah yang beroperasi di Balige. Hal ini sangat bermanfaat bagi perkembangan ekonomi masyarakat dan pendapatan kota Balige. Dimana industri kecil dan menengah ini akan mengurangi pengangguran yang ada didaerah ini, dan kehidupan masyarakat bisa lebih berkembang dengan baik.

2.1.2. Keadaan Penduduk

Sebelum tahun 1966, secara resmi Indonesia belum memiliki kebijakan kependudukan yang komprehensif. Dalam rencana Pembangunan Nasional Semesta Berencana juga tidak pernah ada kebijakan kependudukan yang ditujukan untuk menurunkan angka kelahiran dan angka kematian yang akhirnya berpengaruh pada angka pertumbuhan penduduk 12 Pertumbuhan angka kelahiran penduduk di Balige memang cukup tinggi, hal ini dapat kita pahami oleh karena mata pencaharian penduduk yang paling dominan adalah bertani. Mata pencaharian sebagai petani dalam proses produksinya membutuhkan sumber tenaga. Sumber tenaga yang paling mungkin adalah dengan . Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali sangat berpengaruh bagi berhasilnya proses pembangunan nasional itu sendiri. Pertumbuhan jumlah penduduk memang cukup sulit untuk dapat diatasi. Butuh program–program yang tepat serta terarah agar pertumbuhan penduduk dapat diminimalisir. 12 Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada, Dinamika Kebijakan Dan Kependudukan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, hal. 21–22 Universitas Sumatera Utara memakai tenaga keluarga petani itu sendiri. Sehingga tidak mengherankan bila jumlah anak dalam satu keluarga dari kalangan petani bisa mencapai 8 sampai 10 orang anak. Dari segi etnis, agama, dan okupasi pendudukan, penggunaan, atau penempatan penduduk kota kecil balige dan sekitarnya dapat dibedakan ke dalam satu kelompok mayoritas dan empat kelompok minoritas. Kelompok mayoritas adalah etnis Batak Toba penduduk asli yang umumnya beragama kristen protestan dan katolik dengan bidang okupasi utama pertanian pangan, perdaganganjasa, dan industri tenun. Sedangkan kelompok minoritas meliputi kaum pendatang, yaitu etnis Cina yang beragama Budha dengan bidang okupasi utama perdaganganjasa, etnis batak mandailing, etnis Minangkabau, dan etnis Jawa yang umumnya beragama Islam. Tiga kelompok etnis ini umumnya bergerak dibidang usaha dagangjasa. Disamping lima kelompok etnis tersebut masih ada penduduk dari etnis lain, misalnya Nias, Batak Karo, Batak Pakpak, tetapi jumlahnya sangat kecil dan tidak memiliki okupasi yang spesifik. Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Jumlah Penduduk Kecamatan Balige Tahun Luas wilayah km Jumlah penduduk jiwa Kepadatan penduduk jiwakm Pria Wanita P + W 1960 - - - 30.336 - 1970 - - - 30.764 - 1980 - - - 35.810 - 1985 115,50 17.441 18.599 36.040 312 1990 115,50 18.164 19.153 37.317 323 Sumber:data sensus penduduk dalam analisa kependudukan serta kaitannya dengan pendidikan di Dati II Tapanuli Utara tahun 1990.

2.1.3. Sistem Sosial Masyarakat