Harga LapakKios di Pasar Induk

Gambar6 :bentuk lapak untuk pedagang eceran Sumber: dokumentasi pribadi Gedung ini masih kosong tidak ada orang berjualan disini, tetapi ada beberapa lapak yang memiliki cat hijau dan berbebeda dengan lapak yang lain karena lapak yang lain berwarna putih yang menandakan bahwa lapak ini sudah ada yang memiliki atau menyewa. Subgrosir berarti ini akan diisi oleh pedagang-pedagang eceran seperti yang ada di pasar-pasar lain yang direlokasi oleh pemerintah.

2.10. Harga LapakKios di Pasar Induk

Dengan kondisi pasar Induk yang terdiri dari 2 jenis bangunangedung, yaitu gedung untuk pedagang grosir dan gedung subgrosir. Harga yang ditetapkan pengelola juga beragam tergantung strategis tidaknya lapak yang diberikan dan fasilitas apa yang disediakan. Harga disini artinya menyewa bukan menjadi milik Universitas Sumatera Utara pribadi pedagang. Durasi kontrak atau sewa tergantung kesepakatan antara pengelola dan pedagang. Disediakan penyewaan untuk perbulan dan juga pertahun. Harga yang ditetapkan pengelola untuk lapak grosir mulai dari angka 15.000.000-30.000.000 tahun. Sewa pertahun ini dapat dicicil beberapa kali dengan durasi 4 bulan. Harga yang berbeda dengan lapakkios di gedung subgrosir eceran, harga lapaknya dapat disewa perbulan dengan harga paling murahnya Rp500.000bulan. Dengan demikian minimal harga lapak pertahunnya dikisaran Rp6.000.000tahun. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pasar berperan penting sebagai penggerak ekonomi mikro dibidang sektor informal.Di pasar kita dapat menemukan berbagai macam keperluan yang kita butuhkan sehari-hari.Pasar juga memiliki peran sebagai penyerap tenaga kerja yang besar. Masyarakat sudah sangat lama mengenal pasar, mulai dari sistem barter sampai sudah mengenal mata uang dan mulai dari pasar yang melakukan transaksi di atas kapal tradisional sampai pasar modern di dalam sebuah gedung. Di pasar tradisional cenderung memilki harga yang lebih murah dibandingkan dengan tempat-tempat lain seperti super market dan mini market, itu karena siklus atau proses masuknya barang kepajak tidak terlalu panjang karena para pedagang langsung berhubungan dengan toke-toke 1 Keberadaan pasar dewasa ini mulai berkurang, karena pola pikir masyarakat sekarang yang sudah berubah, sehingga masyarakat lebih mengutamakan soal kenyamanan, kebersihan dan kemudahan disaat berbelanja.Kita tahu bagaimana kondisi pasar kita, tidak bersih, bau dan waktu di pasar hanya dalam jam-jam tertentu.Itulah sebabnya banyak masyarakat yang enggan belanja dipasar. Padahal jika kita berbelanja di pasar tradisional kita akan lebih membantu dan memajukan para pedagang-pedagang kecil yang berjualan, atau juga pabrik barang, dan juga tidak ada tambahan biaya yang dibebankan kepada konsumen seperti kita berbelanja di pasar modern lainnya. 1 toke-tokeadalah distributor yang menampung dan menyalurkan barang. Universitas Sumatera Utara dan itu akan lebih meningkatkan perekonomian masyarakat saat ini, tidak seperti berbelanja di supermarket yang untungnya untuk para investor-investor yang memilki modal besar untuk membangun supermarket. Masayarakat lebih memilih supermarket karena, supermarket menawarkan apa yang diinginkan masyarakat saat ini, seperti kenyamanan, kebersihan, dan mudah untuk mengunjunginya kapan saja dibutuhkan. Untuk menjaga eksistensi pasar tradisional, pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui perpres No 112 tahun 2007 tentang penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan serta modern biasa disebut perpres pasar modern, akhirnya ditandatangani oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 27 Desember 2007 lalu, dan tentang Peraturan Daerah No 2 tentang perpasaran swasta, sudah diatur bahwa jarak antara pasara tradisional dengan pasar modern adalah 2.5 KM. Tetapi peraturan ini kurang dipatuhi, karena pasar-pasar modern tetap saja bebas mendirikan bangunan meskipun itu dekat dengan pasar tradisional.Dihampir setiap tempat keramaian ada mini market kecil yang mengisi segala kebutuhan masyarakat. Sama seperti halnya di Medan, pasar lebih dikenal sebagai pajak.Banyak sekali terdapat pasar-pasar tradisional yang menawarkan berbagai macam barang di Medan, baik pasar pakaian, sayur dan buah-buahan.Untuk pasar sayur dan buah-buahan yang paling terkenal adalah pajak sutomo.Meskipun bernama pasar sutomo, tetapi juga meliputi jalan Veteran, jalan Bulan, jalan Bintang dan jalan Seram. Pasar Sutomo beroprasi mulai dari subuh sekitar pukul02.00 WIB sampai Universitas Sumatera Utara dengan jam 09.00 WIB pagi. Konsumen yang berbelanja di pasar sutomo juga rata-rata merupakan pembeli yang ingin menjual kembali barang yang dibelinya. Berbeda dengan pasar-pasar umumnya yang berada di dalam sebuah gedung, pasar ini menggunakan bahu jalan sebagai tempat mereka berjualan, sehingga ruko-ruko yang ada di dalamnya banyak sekali yang tutup dikarena kan tidak efektif untuk tempat berjualan karena terhalang dari pedagang sayur dan buah tadi. Pada awalnya pasar ini terbentuk karena merupakan tempat sementara para pedagang yang lapaknya terbakar tetapi semakin hari semakin berkembang seiring dengan ramainya pembeli atau konsumen yang berbelanja.Dengan demikian jalan disekitaran pajak ini juga sangat macet karena jalan menjadi sangat kecil, padahal jalan ini merupakan jalan alternatif yang dilalui banyak kendaraan menuju jalan-jalan besar. Atas kejadian itu pemerintah pun mulai melakukan kebijakan seperti penertiban dan relokasi.Sejalan dengan itu pemerintah membangun sebuah pasar sebagai pusat penjualan sayur dan buah-buahan seperti kota-kota lainnya yaitu pasar induk.Pasar ini terletak simpang Lau Cih, Medan Tuntungan.Pemerintah berencana memindahkan para pedagang pajak Sutomo ke pasar induk, namun sebagian besar pedagang menolak untuk di relokasi dengan berbagai macam alasan yang kompleks, mereka memilih tetap bertahan dengan alasan mereka sendiri. Akibat dari ini pemerintah dengan tegas bertindak kepada pedagang yang memilih tetap bertahan, Pemerintah mengerahkan seluruh elemennya untuk berjaga-jaga dilokasi pajak sutomo agar para pedagang tidak lagi berjualan di Universitas Sumatera Utara tempat tersebut.Para pedagang juga tidak tinggal diam mereka semakin kuat bersama-sama untuk melawan tindakan yang dilakukan pemerintah, karena meganggap kebijakan untuk menggusur mereka dari pajak sutomo itu tidak tepat.Atas kejadian itu sempat beberapa kali terjadi konflik yang sangat tegang hingga terjadi bentrokan antara pedagang dan aparat satpol PP, Polisi, dan TNI.Pedagang dan aparat saling lempar batu yang berujung berjatuhan korban luka-luka baik dari pihak aparat maupun dari pihak pedagang. Sebenarnya kebijakan dari pemerintah ini sudah sangat baik, agar para pedagang lebih nyaman dalam melakukan kegiatan usahanya, dan dibuatlah sebuah solusi untuk merelokasi pedagang ketempat yang sesuai dengan peraturan pemerintah tentang pasar. Tujuan relokasi pedagang ini untuk menata kembali lokasi ini agar kembali bersih dan lalu lintas dilokasi pasar ini tidak lagi macet yang sangat panjang, kemacetan sendiri terjadi karena disekitaran pasar ada sekolah internasional yaitu sekolah Sutomo, rata-rata para siswa menggunakan mobil dan motor untuk datang ke sekolah dan mau tidak mau harus melintasi daerah pajak ini. Terutama di jalan Sutomo dan jalan bulan yang merupakan jalan paling ramai dilewati orang-orang. Tidak tahu siapa yang salah dari masalah ini, karena para pedagang meng klaim itu sebagai hak mereka berjualan dan juga penolakan yang dilakukan pedagang dikarenakan aspirasi mereka yang tidak di dengar oleh pemerintah dan juga mereka menyayangkan tindakan dari PD Pasar yang tidak melakukan sosialisasi dan pendekatan yang tidak tepat kepada para pedagang dan dinilai tidak memihak kepada para pedagang. Universitas Sumatera Utara Penolakan yang dilakukan para pedagang tersebut membuat pemerintah sangat sulit merelokasi, sepertinya pedagang memiliki power kekuatan untuk menolak kebijakan itu.Sebenarnya dari mana pedagang memiliki kekuatan untuk melawan pemerintah?Fenomena apakah ini, atau adakah pihak-pihak asing yang terlibat atau memiliki kepentingan sendiri dengan keberadaan pajak ini?Mungkin saja ini bisa terjadi, karena kita tahu banyak organisasi-organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan yang sejatinya seperti orang yang mengamankan pajak ini dan meminta uang restribusi dan uang keamanan kepada pedagang. Bisa saja organisasi ini juga ikut turut serta atas konflik perlawanan pedagang atas kebijakan pemerintah atas perelokasian pajak sutomo ini atau adakah organisasi lain yang dari pihak pemerintah atau lainnya yang berkepentingan terhadap kelanjutan dari aktifitas pajak ini. Seperti terbitan Koran Tribun Medan online pada senin, tanggal 28 maret 2016 di katakan, ratusan pedagang menggelar aksi di depan kantor DPRD Medan menolak relokasi mereka ke pasar induk, penolakan ini bukan tanpa alasan, mereka mengatakan bahwa tidak sanggup berjualan di sana karena pasar yang sepi dan sewa toko yang sangat mahal Rp 30 juta padahal penghasilan sangat minim. Berarti permasalahan dari relokasi ini yaitu tempat relokasi atau lokasi pedagang yang baru tidak strategis dan sangat sepi dan juga memperoleh tempat sangat sulit dicapai oleh pedagang-pedagang bermodal kecil. Dari informasi yang beredar, tidak banyak pedagang dari pajak sutomo ini yang berjualan di pasar induk akan tetapi lokasi atau toko di pasar induk Medan Tuntungan ini sudah penuh terisi. Universitas Sumatera Utara Disini dapat dikatakan bahwa perelokasian yang dilakukan pemerintah kurang berjalan tepat sasaran. Seperti penelitian yang dilakukan sebelumnya, dikatakan bahwa para pedagang telah senang dan nyaman berjualan dipasar ini, karena mereka dapat menggantungkan hidupnya dipasar ini dan memperoleh hidup juga disini.Ini berarti menggambarkan bahwasanya sebelum di relokasi keadaan pasar ini aman- aman saja, banyak orang yang mendapatkan pekerjaan dari pasar ini, baik itu pedagang dan para tukang becak yang menjual jasanya membawa barang dagangan pedagang kelokasi pasar. Kemudian informasi yang didapatkan dilapangan setelah relokasi yang berujung konflik tersebut, para pedagang sebagian tidak lagi berjualan dan sebagian besar tetap bertahan. Mereka berjualan jika tidak dijaga oleh aparat dan jika dijaga mereka memilih untuk berjualan ditempat yang lain, ada yang memilih berjualan di jalan-jalan yang tidak begitu jauh dari pasar dan ada juga yang memilih berjualan di jalan aksara dan juga jalan pancing. Inilah fakta yang terjadi dilapangan bahwasanya para pedagang tidak setuju untuk direlokasi dan adanya resistensi dari masyarakat atas kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Karena permasalahan ini sudah sangat lama terjadi, sepertinya juga pemerintah setengah hati dalam penggusuran dan pemindahan dari para pedagang, karena apabila pemerintah sungguh-sungguh dalam penanganan kasus ini, relokasi ini dapat dengan cepat diatasi.Kita tidak tahu apakah ada faktor kepentingan setiap lapisan atau unsur pemerintah yang memiliki kepentingan di pasar ini, sehingga relokasi ini sangat alot terjadi. Universitas Sumatera Utara Seperti yang kita ketahui, setiap terjadi konflik pasti ada perbedaan tujuan dan keinginan ditengah-tengah masyarakat yang memicu terjadinya perselisihan dan perbedaan pendapat yang memicu perpecahan atau pemberontakan.Jika ada benar faktor-faktor kepentingan didalam permasalahan ini, dimanakah atau di lapisan mana saja faktor kepentingan tersebut? Penulis juga belum mengetahui hal tersebut

1.2. Tinjauan pustaka