memilih berbelanja ke Pasar Sutomo .
Dalam aksinya, para pedagang Pasar Sutomo sempat
memblokir Jalan di depan Kantor DPRD dan Kantor Wali Kota Medan. Pemblokiran tersebut pun menimbulkan
kemacetan panjang.Petugas Dinas Perhubungan dan Kepolisian pun harus melakukan rekayasa lalu lintas.
TTD
4.2.3. Pedagang Blokade Jalan
Setelah berbagai aksi demonstrasi di Kantor Pemerintahan dan kurang ditanggapinya aspirasi pedagang, Pedagang melakukan blockade jalan Sutomo. Blokade ini
bertujuan agar hak Pedagang didengarkan, Pedagang membakar ban sambil terus berteriak. Blokade ini terus dijaga oleh pihak Kepolisian dan apart lainnya. Seperti
yang diterbitkan oleh sutar kabar dibawah.
Protes relokasi, pedagang blokade Jalan Sutomo Medan Senin, 6 April 2015 11:58
Reporter :Yan Muhardiansyah
Pedagang blokade Jalan Sutomo Medan. ©2015 merdeka.comyan muhardiansyah
Merdeka.com - Ratusan pedagang di seputaran Jalan
Sutomo Medan terus menentang relokasi yang dilakukan Pemkot Medan. Sebagai bentuk protes, mereka
Universitas Sumatera Utara
memblokade persimpangan Jalan Sutomo-HM Yamin serta Jalan Sutomo-Perintis Kemerdekaan, Senin 64.
Blokade itu dilakukan dengan cara membakar ban bekas dan kayu-kayu dari bekas lapak-lapak pedagang. Mereka
juga melempari petugas Satpol PP yang melakukan penertiban.
Sejumlah pemuda melarang kendaraan melintas di kawasan itu.Beberapa di antaranya membawa balok kayu.Akibat
aksi ini, kemacetan tidak terhindarkan di Jalan Prof HM Yamin, Jalan Perintis Kemerdekaan, dan Jalan Sutomo
sekitarnya. Para pedagang menyatakan keberatan direlokasi ke Pasar
Induk khusus sayur dan buah di Jalan Bunga Turi, Kelurahan Lau Cih, Medan Tuntungan. Alasannya, lokasi
baru itu terlalu jauh dari keramaian, karena berada di pinggir kota
Seluruh pedagang di sini menolak. Kami semua menolak, karena tidak bisa cari makan di sana. Kami menolak
direlokasi, ucap Surliana, seorang pedagang.Usai
memblokade jalan, para pedagang konvoi. Menumpang sepeda motor dan becak bermotor mereka dikabarkan
menuju gedung PTUN Medan di Medan Sunggal. Aksi protes dilakukan pedagang sejak Satuan Polisi
Pamong Praja Satpol PP Pemkot Medan menertibkan lapak-lapak pedagang di sekitar Jalan Sutomo, Jalan
Bedagai dan Jalan Sei Kera mulai Sabtu 283 malam. Kawasan di sekitar Jalan Sutomo Medan dan Jalan Bedagai
merupakan pusat perdagangan sayur di Kota Medan sejak puluhan tahun lalu.Para pedagang biasanya beraktivitas
Universitas Sumatera Utara
pada dinihari hingga pagi.Mereka melayani pedagang sayur, kelontong dan pemilik warung makan di Kota
Medan.[hhw] 4.2.4. Bentrok dengan Aparat Pemerintah
Dengan adanya penjagaan yang dilakukan oleh pihak-pihak aparat Pemerintah, lokasi pasar yang biasanya ramai oleh pedagang menjadi sepi. Para
pedgang bergeser ketempat yang tidak dijaga oleh aparat, mereka membuat dagangannya diatas kendaraan mereka baik itu mobil pick up ataupun becak
bermotor. Dengan keadaan yang seperti itu aparat juga terus bergeser untuk mengangkut barang dagangan pedagang yang terus melawan dengan cara berdagang
ditempat lain. Dengan kejadian pedagang bentrok dengan aparat Satpol PP yang mengambil dagangannya. Banyak jorban luka-luka yang berjatuhan baik dari pihak
pedagang dan pihak Satpol PP. Berikut ini artikel yang memuat aksi yang terjadi.
Bentrok Berdarah di Pasar Jalan Sutomo Petugas Satpol PP dan Pedagang Jadi Korban
March 31, 2016
MEDAN|SUMUT24 Penertiban pedagang Pasar Sutomo yang dilakukan petugas
Universitas Sumatera Utara
gabungan dari TNI, Polri, Satpol-PP dan SKPD Kota
Informasi yang diperoleh di lapangan, menerangkan dalam bentrokan tersebut terdapat korban dari petugas Satpol-PP
dan pedagang mengalami luka-luka. Medan kembali bentrok di Jalan Rakyat, Kecamatan Medan
Perjuangan, Rabu 303 sekira pukul 05.00 WIB.
“Ada dua orang petugas Satpol-PP yang terluka dan seorang pedagang juga ikut jadi korban,” terang salah
seorang warga sekitaran Jalan Rakyat. Diungkapkan warga, bentrokan yang terjadi karena para
pedagang tetap bertahan berjualan di sekitaran Jalan Rakyat semenjak Pasar Sutomo diduduki petugas gabungan.
“Mereka pedagang menolak direlokasi ke Pasar Induk.Makanya pedagang itu melakukan perlawanan
kepada petugas dan bentrok pun tidak dapat dihindari.Korban sudah dibawa ke RS Pirngadi,”
ungkapnya. Kasatpol PP Kota Medan, M.Sofyan, saat dikonfirmasi
terkait bentrok tersebut belum memberikan keterangan. Diketahui, waktu penertiban pedagang Pasar Sutomo yang
sebelumnya hanya selama 30 hari. Kini melihat para pedagang yang masih tetap bersikeras berjualan petugas
gabungan akan menambah waktu penertiban selama dua bulan ke depan.
Dalam penertiban yang dilakukan Pemerintah Kota Medan menghabiskan dana sebesar Rp 3,1 miliar.
Anggota komisi C Dewan Perwakilan Rakyat kota Medan, Hasyim meminta tim penertiban Pasar Sutomo tidak hanya
berkonsetrasi menjaga Jalan Sutomo. Akibatnya pedagang
Universitas Sumatera Utara
kembali membuka lapak di Jalan Perjuangan, Veteran, Bedage dan lainnya.“Seharusnya dijaga di semua titik biar
seimbang,” katanya,Hasyim mengatakan akibat petugas yang hanya berkonsentrasi penjagaan di Jalan Sutomo, para
pedagang dengan leluasa membuka lapak di jalan Veteran, Perjuangan dan lainnya. Padahal awalnya petugas
gabungan menjaga di titik tersebut. Pantauan tribun, pedagang mulai menjamur di lokasi-lokasi
tersebut setelah penjagaan mengendur di sekitar jalan Sutomo sekitar pukul 09.00 WIB.Para pedagang terlihat
leluasa menggelar dagangannya karena tanpa adanya penjagaan.
Camat Medan Perjuangan, Dedi Jaminsyahputra Harahap mengaku wilayahnya, terutama Jalan Perjuangan dan Jalan
Rakyat telah digunakan para pedagang eks Jalan Sutomo dan sekitarnya untuk lokasi berjualan. Meski tim gabungan
telah berulang kali melakukan penertiban namun para pedagang masih kucing-kucingan.
Begitu melihat tim gabungan datang, pedagang langsung menyembunyikan barang dagangannya di rumah penduduk.
“Satu jam saja ada waktu, para pedagang langsung memanfaatkannya untuk berjualan,” jelas Dedi BS.
Dari artikel ini memang dapat diambil kesimpulan bahwa para pedagang memang kecewa atas kebijakan dari pemerintah ini, maka dari itu para pedagang
menyuarakan aspirasi mereka untuk tidak dipindahkan ke Pasar Induk dan diberikan lagi kesempatan untuk berjualan di pasar Sutomo. Dari artikel ini dapat disimpulkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa para pedagang memiliki power untuk melawan kebijakan ini karena mereka bersatu sesama pedagang untuk menentang.
Para pedagang dapat bersatu karena mereka menganggap diri mereka senasib jadi tidak ada salahnya mereka bersatu untuk mendapatkan apa yang mereka
inginkan, seperti yang diutarakan informan berikut.
“Waktu udah ada kabar mau digusur kami, kami semua pedagang ngumpullah ngomong gimana nasib kami, terus sepakat kami kalau
kami memang harus jualan disini, gamau mau kami digusur, yauda beranilah kami sama-sama ngelawan waktu datang satpol PP itu,
kami hadang orang itu, bakar-bakar ban kami ditengah jalan itu. Itu wujud kecewa kami sama pemerintah ini yang gak mau dengar
aspirasi kami”
4.3. Penggusuran Lapak Pedagang sebagai Bentuk Penegasan Kebijakan Relokasi