BAB V ANALISIS DATA
Dalam bab ini penulis memaparkan tentang penganalisan dari seluruh data secara sistematis yang diperoleh selamat penelitian, baik melalui hasil wawancara,
cacatan lapangan dan dokumentasi, dan observasi atau melihat fenomena langsung di lapangan yang ada kaitannya dengan implementasi Sistem
Perbendaharaan Anggaran Negara SPAN kemudian dianalisa dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkannya ke dalam unit unit,
dan menyusunnya ke dalam pola sehingga dapat dipahami baik oleh peneliti sendiri maupun orang lain.
Pada penelitian ini, penulis melihat Implementasi Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara SPAN dari 5 variabel yang menjadi sorotan dengan yaitu
standard dan sasaran dari Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara SPAN dalam mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara, komunikasi, disposisi atau
sikap, sumber daya, dan struktur birokrasi ditambah dengan tanggapan satuan kerjasatker sebagai pengguna jasa pelayanan perbendaharaan dengan Sistem
Perbendaharaan Anggaran Negara SPAN.
Universitas Sumatera Utara
5.1 Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada KPPN Medan I
Berdasarkan pemaparan hasil wawancara yang telah dideskripsikan pada bab sebelumnya, ada lima hal yang peneliti kelompokkan untuk memudahkan
dalam memahami hasil wawancara. Dan hasil wawancara tersebut diinterpretasikan dengan hasil observasi dan dari studi kepustakaan yang ada,
peneliti akan mencoba menganalisis bagaimana sesungguhnya implementasi Sistem Perbendaharaan dan Angganan Negara dalam Mendukung Pelayanan
Perbendaharaan pada KPPN Medan I.. Sebagaimana yang diketahui bahwa implementasi kebijakan merupakan
tahapan penting dalam suatu kebijakan, tanpa adanya implementasi maka suatu kebijakan hanya akan menjadi impian bagus yang tersimpan rapi dalam arsip
wahab, 2008:64. Untuk itu dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk menganalisis data yang berkaitan dengan proses implementasi Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara SPAN dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I,
baik itu yang diperoleh dari studi kepustakaan, wawancara dan observasi terhadap fenomena fenomena yang ada di lapangan.
Dalam pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara SPAN, sosialisasi menjadi sangat penting dilakukan kepada semua subjek agar
semua pelaksana kebijakan bekerja sesuai dengan rincian tugas dan prosedur yang ada. Disamping itu, komunikasi yang terjalin di antara pegawai KPPN Medan I
dan Satuan Kerjaharus berdampak juga koordinasi yang baik, sehingga dalam
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan SPAN ini memberikan dampak yang baik terhadap pelayanan perbendaharaan negara
Dengan analisis data ini peneliti mencoba untuk menjawab tentang permasalahan yang sesungguhnya terjadi di lapangan dengan model implementasi
kebijakan dari model pendekatan George C Edward III dan 1 dari variabel Van Horn yaitu Standard dan sasaran. Model ini dipilih karena variabel – variabel dari
model implementasi ini dapat menjelaskan secara komperensif tentang proses implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I.
5.1.1 Standar dan Sasaran
Implementasi akan berjalan efektif bila standar dan sasaran dipahami oleh individu-individu yang bertanggung jawab dalam pencapaian kebijakan. Dengan
demikian, sangat penting untuk memberi perhatian yang besar kepada kejelasan standar dan sasaran kebijakan. Standar dan sasaran kebijakan tidak dapat
terlaksana kecuali jika standar dan sasaran kebijakan tersebut dinyatakan dengan cukup jelas, sehingga para pelaksana dapat mengetahui apa yang diharapkan dari
standar dan sasaran kebijakan tersebut Winarno, 2012:112 Untuk mewujudkan terbentuknya e-government di lingkup Kementerian
Keuangan dan memungkinkan tercapainya profesionalitas dan kualitas pengelolaan keuangan negara, maka pemerintah melaksanakan sebuah proyek
penyempurnaan manajemen keuangan dan administrasi penerimaan pemerintah Dalam bidang Manajemen Keuangan Publik, perubahan yang terbesar adalah
dalam hal modernisasi anggaran dan perbendaharaan negara, yang diwujudkan
Universitas Sumatera Utara
dalam bentuk implementasi SPAN. membuat sistem baru yaitu yang dapat merangkum semua sistem – sistem itu, penyatuan dan pengintegrasian sistem
yang tujuan untuk mempermudah manajemen sehingga muncul Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara.
Dasar, standar, dan sasaran dari Implementsasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara adalah Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
154PMK.052014, Tentang Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara, yakni “Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara adalah sistem
terintegrasi seluruh proses yang terkait dengan pengelolaan APBN yang meliputi modul penganggaran, modul komitmen, modul pembayaran, modul penerimaan,
modul kas, dan modul akuntansi dan pelaporan.” Dimana dengan mengimplementasikan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara berarti
mendukung pelayanan perbendaharaan negara. Dan yang menjadi sasaran Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara
adalah otomasi proses operasional penganggaran dan pegelolaan kas, asset dan utang pemerintah, Peningkatan keandalan proses penganggaran dan pengelolaan
kas, asset dan utang pemerintah, peningkatan efektifitas dan efisiensi layanan kepada kementrian Negaralembaga, masyarakat dan perbankan, peningkatan
akuntabilitas melalui penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang lebih komprehensif, akurat dan tepat waktu, akurat, serta tepat waktu antara pemerintah
dan perbankan, penyediaan jejak audit audit trail untuk memfasilitasi proses audit akun pemerintah, mengintegrasikan data pada berbagai subsistem
manajemen keuangan pemerintah sesuai dengan modul SPAN.
Universitas Sumatera Utara
Selain standard dan sasaran Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara SPAN yang tercakup dalam adalah Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 154PMK.052014, Tentang Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara SPAN, dapat dilihat dari beberapa hal
yaitu proses tahapan pelaksanaan , manfaat yang diterima oleh satuan kerja yang mendapatkan pelayanan perbendaharaan negara dengan SPAN, dan kendala atau
hambatan dalam pelaksanaan implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara SPAN pada KPPN Medan I.
Tahapan pelaksanaan adalah mekanisme untuk mengatur bagaimana sebuah program dijalankan. Tahapan implementasi Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara pada KPPN Medan I sudah sesuai dengan tahapan yang ada. Pada Juni 2014 piloting SPAN uji coba dimulai pada KPPN Medan I. Kemudian
pada awal 2015 Sistem Perbendaharaan dan Anggaran mulai Roll out diseluruh KPPN termasuk KPPN Medan I, dan mulai meninggalkan sistem eksisting yang
lama yang mempunyai banyak aplikasi dan masing-masing aplikasi mempunyai database sendiri-sendiri dan proses sosialisasi kepada seluruh pegwai KPPN
Medan I dan seluruh satker. Manfaat yang dirasakan satker dari implementasi Sistem Perbendaharaan
dan Anggaran Negara SPAN ini adalah satker mendapatkan pelayanan yang prima dengan waktu yang lebih singkat dan SPAN yang sudah berbasis web yang
memfasilitasi satker dalam mengirim dan menerima Arsip Data Komputer ADK dari atau ke SPAN. Sehingga satker dapat menghemat waktunya untuk tidak perlu
ke KPPN. Dan kendala yang dihadapi KPPN Medan I dalam Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara adalah penyesuaian teknologi dan sistem
Universitas Sumatera Utara
baru, dimana satker yang cukup lama paham terhadap Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara, yang Sistem Perbendaharaan ini memakai sistem online dan
komputerisasi, sehingga keakuratan data harus dituntut, dan kendala muncul ketika data yang berasal dari satker yang tidak sesuai yang ada di database SPAN
, maka otomatis akan ditolak aplikasi SPAN.
5.1.2 Sumber Daya
Selain standard dan sasaran, sumber daya juga merupakan faktor penting lainnya yang mendukung pelaksanaan kebijakan. Dalam implementasi kebijakan,
sumber daya menjaga agar kebijakan tersebut dapat berjalan secara efektif. Walaupun isi kebijakan telah dikomunikasikan secara jelas dan tepat, namun
apabila implementor masih memiliki kekurangan dari segi sumber daya, maka kebijakan tidak akan bisa terlaksana dengan efektif. Dalam hal ini sumber daya
mengatur bagaimana semua aktivitas dapat berlangsung, adapun komponen Sumber Daya Manusia yaitu pegawai yang melaksanakan , dan fasilitas dan
peralatan pendukung yang dapat dipakai untuk melakukan pelaksanaan Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara.
Setiap kebijakan harus didukung oleh sumber daya yang memadai. Sumber sumber kebijakan mencakup sumber daya manusia maupun non-manusia
seperti dana dan fasilitasperalatan yang dapat mendorong yang dapat mendorong dan memperlancar implementasi kebijakan yang efektifWidodo,2011:98. Faktor
sumber daya memberikan pengaruh penting dalam pengimplementasian suatu program. Ketersediaan sumber daya dalam melaksanakan sebuah program
merupakan salah satu faktor yang selalu diperhatikan.
Universitas Sumatera Utara
Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang penting dalam implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada KPPN Medan I.
Ketersediaan SDM yang ada di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara sudah cukup untuk mengoperasiakan aplikasi SPAN. Namun terdapat beberapa kendala,
seperti sebanyak 54 jumlah pegawai di KPPN Medan I berusia diatas 50 tahun. Dimana pegawai tidak cukup mahir mengorasikan komputer SPAN, dikarenakan
pegawai tersebut tidak terbiasa bekerja menggunakan komputer. Tetapi KPPN berhasil menanggulangi masalah tersebut dengan mengadakan Gugus Kendali
Mutu GKM, yang diadakan 2 kali seminggu yaitu Selasa dan Kamis untuk menjamin kinerja pegawai dan meningkatkan kompetensi pegawai. Dan untuk
meningkatkan kemampuan pegawai, KPPN Medan I juga mengirim pegawai untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang paling sedikit diadakan 2 kali
setahun. Sumber Daya Manusia yang berkompeten pada KPPN Medan I berdampak dalam memberikan pelayanan yang baik. KPPN Medan I telah
meletakkan pegawai yang ada sesuai dengan kemampuan di bidangnya, sehingga dalam memberikan kinerja tidak ada kendala, atau disebut “the right man on the
right place”. Hal ini terbukti dari kepuasan yang didapatkan Satuan Kerja. Dimana segala bentuk pelayanan perbendaharaan negara pada KPPN kepada
satker dapat terrealisasi dengan baik. Untuk fasilitasperalatan, juga tidak ada masalah. Dalam pelaksaan Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara yang dibutuhkan adalah komputer dengan spec tinggi dan wifi . Fasilitas dan Peralatan yang tersedia pada KPPN Medan
juga masih dalam kondisi baik, dan dalam pengadaannya, semua berasal dari pusat.Jika ada kekurangan atau kendala dalam fasilitas dan peralatan, KPPN
Universitas Sumatera Utara
Medan akan melaporkannya kepada pusat. Dan di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, tidak ada kendala akan kebutuhan baik
komputer maupun wifi karena pengadaannya berasal dari pusat. Jadi tidak ada penambahan apapun untuk fasilitas dan peralatannya.
Berdasarkan hasil analisis keseluruhan, ketersediaan sumber daya secara keseluruhan baik sumber daya manusia maupun fasilitas dan peralatan sudah
memadai untuk mendukung pelaksanaan Sistem Perbendahaan dan Anggaran Negara pada KPPN Medan I. Selain itu kualitas dari pegawai dan fasilitas juga
mendukung pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara.
5.1.3 Disposisi
Disposisi implementor berkaitan dengan respon implementor terhadap kebijakan yang akan mempengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan,
pemahamannya terhadap kebijakan dan preferensi nilai yang dimiliki oleh implementor Subarsono,2005:99. Sikap penerimaan atau penolakan dari agen
pelaksana kebijakan publik. Pemahaman tentang maksud umum dari suatu standar dan tujuan kebijakan adalah penting. Karena, bagaimanapun juga implementasi
kebijakan yang berhasil, bisa jadi gagal, ketika para pelaksana, tidak sepenuhnya menyadari terhadap standar dan tujuan kebijakan.
Disposisi berkenaan dengan kesediaaan dari para implementor untuk mewujudkan kebijakan publik.Dalam mengimplementasikan suatu kebijakan,
kecakapan yang dimiliki pegawai saja tidak cukup tanpa adanya kesediaan dan komitmen untuk melaksanakan kebijakan.Disposisi atau juga sering disebut
kecenderungan merupakan faktor ketiga yang mempunyai konsekuensi-
Universitas Sumatera Utara
konsekuensi penting bagi impelemntasi kebijakan yang efektif. Jika para pelaksana memberikan sikap positif terhadap suatu kebijakan dalam hal ini
adanya dukungan, kemungkinan besar mereka melaksanakan kebijakan sebagaimana yang diinginkan oleh para pembuat keputusan awal. Kecenderungan-
kecenderungan yang dimaksud disini adalah watak dan karakteristik implementor,
seperti kejujuran, keikhlasan, komitmen, tanggung jawab dan sikap demokratis.
Sikap pelaksana dari Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara dikatakan sudah baik dan bertanggung
jawab. Hal ini terlihat dari respon yang dimiliki oleh pegawai KPPN Medan I terhadap implementasi SPAN yang sangat mendukung pelakasanaan SPAN. Hal
ini terlihat pada tanggung jawab KPPN Medan I dengan menunjuk seorang Duta SPAN yang berkompeten dan mempunyai kemampuan pengetahuan tentang
SPAN yang cukup, dan komunikasi yang efektif. Dan untuk meningkatkan pemahaman Duta SPAN, maka Duta SPAN akan dibekali pendidikan dan
pelatihan mengenai SPAN, atau disebut training of trainers yang akan dikirim ke pusat. Duta SPAN sangat paham apa yang menjadi tugas dan fungsi dalam
implementasi SPAN. Melalui Duta SPAN yang ada di KPPN Medan I, sosialisasi mengenai SPAN dapat dilakukan seperti update sistem, ataupun ada peraturan dan
prosedur yang baru yang akan dilaksanakan. Sosialisasi yang dilakukan KPPN ada 2 cara, yaitu secara langsung dari front office dan melalui seminar. Pegawai
KPPN juga berkomitmen ingin mensukseskan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada KPPN Medan I, dan berharap dapat berjalan baik dan
tidak ada penolakan dari berbagai pihak baik dari pegawai KPPN Medan I
Universitas Sumatera Utara
ataupun Satuan kerja dan berusaha melaksanakan tugas dan fungsinya masing masing secara maksimal dengan memberikan pelayanan prima.
Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan para satker satuan kerja merasa puas dan percaya terhadap kinerja dari Duta SPAN, dan tidak merasa
kesulitan dalam mendapatkan pelayanan perbendaharaan negara, dimana segala hal yang berkaitan dengan pelayanan perbendaharaan yang menggunakan Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara, para satker dapat bertanya dan mencari solusi segala permasalaahan yang dihadapi satker. KPPN Medan I juga
memastikan tidak ada masalah atau kendala yang serius dalam implementasi SPAN, karena sudah dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan tahapan yang ada.
Bukti tangggup jawab KPPN Medan 1 terhadap kepuasaan satker, KPPN Medan I rutin memberikan kuesioner kepada satker untuk mengukur tingkat kepuasaan
pelayanan dan permasalahan satker seputar pelayanan perbendaharaan. Duta SPAN juga menyedia akun media sosial kepada satker seperti Whats App dan
LINE, sehingga satker dapat berkoordinasi dan berkomunisi dengan Duta SPAN, sehingga kendala yang dihadapi satker dapat terselesaikan dengan cepat, tanpa
harus datang ke KPPN Medan I. KPPN Medan I sangat mendukung terlaksananya Sistem Perbendaharaan
dan Anggaran Negara. Disamping bahwa SPAN bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan anggaran
dan perbendaharaan negara melalui penyempurnaan proses bisnis dan pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi yakni untuk mendukung
pelayanan perbendaharaan negara pada KPPN Medan I. KPPN Medan I mempunyai target atas pelakasanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Universitas Sumatera Utara
Negarasemua pelayanan perbendaharaan terlaksana, dan dapat memuaskan harapan satker dan memberikan pelayanan yang prima.
Dalam hal ini peneliti dapat melihat bahwa disposisi yang dimiliki pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN Medan I dalam
melaksanakan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara sudah cukup baik, dan mempunyai komitmen yang tinggi untuk mensukseskan SPAN. Kinerja yang
dimiliki oleh setiap pegawai cukup baik yakni memberikan pelayanan kepada seluruh satker, namun tidak dipungkiri bahwa manusia juga memiliki titik jenuh
yang dapat menurunkan semangat kerjanya, tetapi KPPN Medan I dapat mengatasi hal tersebut dengan menerapkan mekanisme reward dan
punismentkepada seluruh pegawai KPPN Medan untuk menjaga kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan yang prima.
5.2.4 Komunikasi
Komunikasi adalah hal penting dalam penyaluran informasi baik secara internal maupun secara eksternal. Komunikasi di dalam dan antara organisasi-
organisasi merupakan suatu proses yang proses yang komopleks dan sulit. Dalam meneruskan pesan-pesan ke bawah dalam suatu organisasi atau dari satu
organisasi ke organisasi lainnya, para komunikator dapat menyebarluaskan baik secara sengaja Winarno, 2002:113. Tujuan dan sasaran dari program atau
kebijakan dapat disosialisasikan secara baik sehingga dapat menghindari adanya distorsi atas kebijakan atau program tersebut.
Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi secara jelas, konsisten, dan akurat terhadap suatu pesan yang akan disampaikan, maka ketika
Universitas Sumatera Utara
suatu komunikasi bermasalah akan mengakibatkan tidak tersampainya pesan. Bila hal ini terjadi pada proses implementasi kebijakan maka dapat dipastikan
kebijakan tersebut hanya akan menjadi keputusan dan dokumen yang tidak penting. Dalam pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, komunikasi mencakup komunikasi antara pelaksana kebijakan, komunikasi dengan kelompok sasaran
atau satker, dan sosialisasi yang dilakukan atas implementasi SPAN.
Dalam Implementasi SPAN ada tiga unit di Kementrian Keuangan yang saling bekerja sama dan berkoordinasi yaitu Direktorat Jenderal Anggaran,
Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Pusintek sebagai implementor SPAN. Para pemangku stakeholders dari SPAN adalah unit yang termasuk dalam struktur
organisasi SPAN, yaitu Menteri Keuangan, Sekretariat Jenderal Kementerian KeuanganPusintek, DJA beserta unit di bawahnya, DJPB beserta unit di
bawahnya. Dan selain itu , masih ada Satuan Kerja SatKer, unit eselon I lain yang terkait dengan Bagian Anggaran , Bank Indonesia dan Perbankan serta
pihak-pihak sebagai pengguna database SPAN. Unit yang ada di bawah DJA, DJPB dan unit eselon I disebut sebagai business owner, artinya mereka yang
selama menjalankan atau memakai sistem pengelolaan anggaran yang dikembangkan oleh SPAN termasuk KPPN yang memakai sistem ini. Di dalam
struktur organisasi KPPN Medan I, komunikasi terjalin baik antara seluruh pelaksana SPAN. Dimana adanya Duta SPAN pada KPPN Medan I yang
mendapatkan pelatihan dan pendidikan mengenai Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara SPAN yang kemudian akan memberikan pelatihan dan
pendidikan kembali kepada seluruh karyawan KPPN Medan I, komunikasi akan
Universitas Sumatera Utara
terjalin diantara pegawi untuk menghindari distorsi atau kesalahanpahaman yang mungkin terjadi, yang akan menimbulkan tidak maksimalnya pelayanan
perbendaharaan negara kepada Satuan Kerja. Komunikasi dalam Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara pada KPPN Medan I, hal yang terpenting adalah, komunikasi antara pelaksana dan komunikasi terhadap kelompok sasaran atau satker. Komunnikasi
dan koordinasi yang terjadi antara KPPN Medan I dan Satker berjalan baik dan lancar. Hal ini diakibatkan oleh adanya Duta SPAN pada KPPN yang mempunyai
tugas menyalurkan informasi serta memberikan pemahaman akan visi, misi, tujuan, dan manfaat implementasi SPAN kepada para pemangku kepentingan,
membantu kegiatan komunikasi seputar kemajuan terkini SPAN dan koordinasi kegiatan pelatihan terkait roll out SPAN berdasarkan arahan dari Tim Proyek
SPAN Kantor Pusat, mennjadi jembatan penghubung antara Tim SPAN dan para pemangku kepentingan di unit-unit kerja SPAN.Jadi Duta SPAN SPAN memiliki
pengetahuan tentang SPAN yang cukup, dan komunikasi yang efektif dan mempunyai bertanggung jawab mensosialisasikan kepada seluruh pegawai
maupun satker. Satuan kerja KPPN juga tidak pernah mengalami kesulitan yang serius
dalam mendapatkan pelayanan perbendaharaan karena KPPN Medan I sudah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Untuk menjaga komunikasi yang
baik antara KPPN Medan I dan Satuan Kerja , KPPN Medan I selalu memberikan sosialisasi yang cukup kepada satker. Sosialisasi ini dapat berupa seminar atau
menyampaikan secara langsung kepada satker. KPPN Medan I juga memanfaatkan media sosial sebagai alat komunikasi dengan Satuan Kerja .
Universitas Sumatera Utara
5.2.5 Struktur Birokrasi
Pada dasarnya para pelaksana kebijakan mengetahui apa yang akan dilakukan karena adanya sebuah perencanaan namun dalam pelaksanaannya para
pelaksana masih sering dihambat oleh struktur – sruktur organisasi dalam menjalankan kebijakan tersebut. Karena struktur organisasi yang bertugas
mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.
Struktur organisasi merupakan faktor lainnya yang sangat penting dalam kelancaran pelaksanaan suatu kebijakan.Apabila pelaksana kebijakan memiliki
struktur birokrasi yang panjang dan rumit, maka akan mempersulit implementasi kebijakan. Sebaliknya, jika implementor memiliki struktur birokrasi yang pendek
dan jelas, akan lebih mengefektifkan proses implementasi kebijakan. Struktur Birokrasi menunjukkan kejelasan dalam standar prosedur pelaksanaan Standard
Operating Procedures yang digunakan pada saat proses implementasi berlangsung.
Dalam Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan pada KPPN Medan I, terdapat perubahan
struktur birokrasi pada KPPN Medan I. Perubahan struktur organisasi ini terlihat pada penambahan unit baru pada struktur organisasi pada KPPN medan I yaitu
Manajemen Satuan Kerja dan Kepatuhan Internal. Perubahan ini dipengaruhi oleh penajaman fungsi perbendaharaan dan Implementasi SPAN. Unit MSKI
mempunyai tugas melakukan pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan perbendaharaan, fungsicustomer service, supervisi teknisSPAN dan helpdesk
Universitas Sumatera Utara
SAKTI, pemantauan standar kualitas layanan KPPN, penyediaan layanan perbendaharaan, manajemen risiko, kepatuhan dan pengendalian internal serta
pemantauan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin. Struktur organisasi yang dimiliki Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara Kota Medan I tidak rumit dan jelas karena hanya terdiri dari 5 lima bagian yaitu bagian umum yang membantu Kepala Kantor dalam mengelola
urusan internal kantor. Antara lain melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tatausaha, rumah tangga, penyusunan laporan keuangan, kehumasan, penyelesaian
temuan hasil pemeriksaan dan menerbitkan Surat Permintaan Membayar, bagian pencairan dana, bagian seksi bank, bagian verifikasi dan akuntansi, bagian
manajemen satuan kerja dan kepatuhan internal. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa struktur organisasi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara menjadikan
pembagian fungsi dan tugas pelaksanaan secara jelas di antara masing-masing bagian pelaksana program. Berdasarkan pengamatan penulis pegawai Puskesmas
Simalingkar telah menjalankan tugasnya sesuai dengan rincian tugas dan standar operation procedur SOP yang ada pada setiap bagian.
Struktur organisasi KPPN Medan I yang sederhana dan jelas memungkinkan organisasi dapat berkoordinasi dengan mudah, karena setiap
pegawai sudah mengetahui tugas dan fungsinya masing masing. Namun, walaupun SOP setiap bagian sudah ditetapkan, semua pegawai dapat membantu
pegawai lainnya yang mengalami kekosongan, seperti untuk pegawai yang tidak masuk, atau beberapa kasus pegawai memerlukan bantuan lebih di beberapa
bagian. Jadi bisa dikatakan struktur organisasi di KPPN fleksibel karena pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I dapat malakukan improvisasi
Universitas Sumatera Utara
diluar dari ketentuan yang ada di SOP . untuk menampilkan kinerja terbaik KPPN Medan I memotivasi pegawai dengan menerapkan mekanisme reward dan
punishment. Struktur birokrasi dalam implementasi Sistem Perbendaharaaan dan
Anggaran Negara SPAN di KPPN Medan I tentunya melibatkan beberapa elemen atau bagian organisasi pelaksana program. Setiap bagian dari pelaksana
tersebut memiliki fungsi dan tugas yang berbeda sesuai dengan pedoman dan petunjuk pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara SPAN yang
telah ditetapkan. Perbedaan fungsi dan tugas di antara berbagai elemen pelaksana tersebut diintegrasikan ke dalam bentuk koordinasi yang dilakukan secara jelas,
efektif, dan efisien. Koordinasi tersebut diperlukan untuk menciptakan kondisi kerja yang sama baik dan selaras antara berbagai pihak pelaksana SPAN sehingga
pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara SPAN dapat berjalan baik mengarah kepada tujuan yang dicapai.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI PENUTUP