4.3 Hasil wawancara
Pemaparan hasil wawancara ini dibuat secara berurutan menurut urutan informan kunci yang diwawancarai, yaitu Kepala Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Medan I, Duta Sistem Pelayanan Perbendaharaan dan Anggaran Negara Medan I, serta Satuan Kerja yang mendapatkan pelayanan
perbendaharaan dengan Sistem Pelayanan Perbendaharaan dan Anggaran Negara.
4.3.1 Standar dan Sasaran
Dalam mengkaji suatu proses kebijakan yang sedang berjalanimplementasi hendaknya kita memperhatikan bagaimana standar dan
sasaran dari kebijakan tersebut. Standar dan sasaran kebijakan pada dasarnya adalah apa yang hendak dicapai oleh sebuah program atau kebijakan. Oleh karena
itu, sangatlah penting bahwa sebuah kebijakan yang diimplementasikan memiliki standar dan sasaran yang jelas, sehingga para pelaksana kebijakan mengetahui
apa yang diharapkan dari kebijakan tersebut Kumorotomo,2001:13 Di dalam proses pencapaian sasaran kebijakan ini menilai sejauh mana
ukuran ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan yang telah direalisasikan. Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara SPAN adalah salah satu upaya untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan anggaran dan perbendaharaan negara melalui penyempurnaan proses
bisnis dan pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi. Berkaitan dengan standar dan sasaran kebijakan ini, peneliti melakukan wawancara dengan
beberapa informan yang berhubungan dengan beberapa informan yang
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara di KPPN Medan I.
Peneliti memulai dengan menanyakan apa yang menjadi dasar implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Dari hasil
wawancara yang dilakukan dengan Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, Bapak Budi Utomo, beliau mengatakan bahwa yang menjadi
dasar Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara adalah Dasar hukum pelaksanaan SPAN yaitu ,Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 154PMK.052014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Dan Bapak Budi Utomo menjelaskan SPAN adalah Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara yaitu sistem yang dirancang dengan mengintegrasikan proses penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan keuangan
Negara sehingga diperoleh laporan keuangan akurat yang melalui proses akuntabel dan transparan dan SPAN direncanakan akan menggantikan seluruh
sistem yang digunakan untuk mendukung pengelolaan Keuangan Negara dalam lingkup Ditjen Perbendaharaan dan Ditjen Anggaran.
Hal senada juga disampaikan Ibu Farida, selaku duta Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada KPPN Medan I, yang menyatakan
bahwa SPAN adalah Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 154PMK.052014, Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara adalah sistem terintegrasi seluruh proses yang terkait dengan pengelolaan APBN yang meliputi modul penganggaran, modul komitmen, modul pembayaran,
modul penerimaan, modul kas, dan modul akuntansi dan pelaporan. Dan Ibu menjelaskan dasar hukum Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Universitas Sumatera Utara
Negara adalah berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat 2 huruf a Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara telah menetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor154PMK.052014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan
dan Anggaran Negara. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara selaku instansi vertikal
Direktoral Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kuasa dari Bendahara Umum Negara BUN untuk melaksanakan sebagian fungsi kuasa BUN, hal ini
sesuai pada pasal 1 ayat 3 PMK nomor 154PMK.052014. Oleh karena itu KPPN dapat menggunakan aplikasi SPAN sebagai pelayanan perbendaharaan negara.
Dan sesuai PMK no 154PMK.052014. Peneliti juga menanyakan apa yang menjadi standar dan sasaran dari
Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Bapak Budi Utomo, selaku Kepala KPPN Medan I mengatakan menjamin meningkatkan efektivitas
dan efisiensi tentunya, contoh, terkait dengan pembayaran ,pada awalnya kita harus kirim SP2D ke bank Surat Perintanh Pencairan Dana dan perlu waktu,
tetapi kalau sekarang dengan aplikasi SPAN kita dapat berinteraksi dengan dengan bank, dan secara otomatis bank akan melakukan pembayaran.
Dan Ibu Farida selaku Duta SPAN KPPN Medan I menjelaskan sasaran SPAN adalah Otomasi proses operasional penganggaran dan pegelolaan kas, asset
dan utang pemerintah, Peningkatan keandalan proses penganggaran dan pengelolaan kas, asset dan utang pemerintah, peningkatan efisiensi layanan
kepada kementrian Negaralembaga, masyarakat dan perbankan, peningkatan
Universitas Sumatera Utara
akuntabilitas melalui penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang lebih komprehensif, akurat dan tepat waktu, penyediaan fasilitas rekonsiliasi yang
andal, akurat, serta tepat waktu antara pemerintah dan perbankan, penyediaan jejak audit audit trail untuk memfasilitasi proses audit akun pemerintah,
mengintegrasikan data pada berbagai subsistem manajemen keuangan pemerintah sesuai dengan modul SPAN.
Dan Ibu Rosdiana Silalahi, selaku Kanwil BPN Prov Sumatera Utara, mempertegas tujuan dari implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara untuk mendukung tercapainya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara. Dan beliau melanjutkan pernyataan yang menyatakan tujuan
SPAN tersebut sudah sesuai dengan pelayanan perbendaharaan negara yang ada di KPPN Medan I, dimana saya semakin mudah mendapatkan pelayanan dan cepat
diproses, dan pencairan dana lebih cepat dan mudah dan prosesnya dapat dilihat secara online.
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa tujuan implementasi SPAN adalah untuk mengendalikan anggaran negara,
asset, dan kewajiban Pemerintah Pusat, menyediakan informasi yang komprehensif, dapat dipercaya, dan tepat waktu tentang keuangan pemerintah,
memudahkan pengambilan keputusan dalam manajemen keuangan pemerintah, karena di dalam SPAN sesuai PMK 154PMK.05 terdiri beberapa modul yang
tujuannya mencepat kinerja KPPN dalam memberikan pelayananan perbendaharaan terdiri dari :
Universitas Sumatera Utara
1. Modul Penganggaran adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan
fungsi-fungsi penganggaran yang meliputi perencanaan anggaran, penyusunan anggaran, pembahasan anggaran dengan Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia, penetapan alokasi anggaran, penyusunan Rancangan APBN-Perubahan, revisi anggaran, dan monitoring dan
evaluasi kinerja anggaran. 2.
Modul Pembayaran adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan fungsi- fungsi pelaksanaan pembayaran atas beban APBN danatau pengesahan
pendapatan dan belanja yang meliputi penerbitan SP2D, penerbitan warkat dan bilyet giro, penerbitan surat pengesahan pendapatan dan
belanja, penerbitan aplikasi penarikan dana, dan penerbitan Surat Kuasa Pembebanan Letter of Credit SKP-LC.
. 3. Modul Penerimaan adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan fungsi-
fungsi penatausahaan transaksi penerimaan negara yang diterima melalui Rekening Milik BUN di Bank Indonesia, melalui BankPos Persepsi,
serta melalui potongan Surat Perintah Membayar atau pengesahan pendapatan dan belanja oleh KPPN.
4. Modul Kas adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan fungsi-fungsi
pengaturan rekening milik BUN, perencanaan kas, pemindahbukuan dana, rekonsiliasi bank, dan pelaporan manajerial.
5. Modul Akuntansi dan Pelaporan adalah bagian dari SPAN yang
melaksanakan fungsi-fungsi penyusunan laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBN yang meliputi pemutakhiran
Universitas Sumatera Utara
data Bagan Akun Standar, konversi data transaksi keuangan, koreksi data transaksi keuangan,jurnal penyesuaian, rekonsiliasi data, dan laporan
keuangan.
Dengan adanya tujuan dan sasaran dari pelaksanaan reformasi pengelolaan keuangan Negara melalui SPAN, program SPAN dapat menghasilkan pencapaian
berupa sistem pengelolaan keuangan Negara yang dapat mewujudkan pengelolaan keuangan Negara yang professional, efektif, efisien transparan, dan akuntabel
sebagaimana amanat Undang-Undang Keuangan Negara. Hal diperkuat oleh pernyataan Ibu Farida Aryani, selaku Duta SPAN KPPN Medan I karena SPAN
menyederhanakan dan memudahkan berbagai mekanisme pelayanan perbendaharaan, yang sebelumnya ini masih dikerjakan secara manual, sekarang
dengan teknologi informasi TI yang akan mengurangi penggunaan kertas secara signifikan. Tetapi adanya tuntutan pengusaan penggunaan TI oleh masing-masing
SDM di semua satker, bankpos, dan terutama KPPN yang memang harus. Pernyataan ini didukung oleh Bapak Budi Utomo , selaku Kepala KPPN
Medan I. Beliau mengatakan bahwa SPAN dapat menjamin meningkatkan efektivitas dan efisiensi tentunya, seperti contoh , terkait dengan pembayaran
,pada awalnya kita harus kirim SP2D ke bank Surat Perintah Pencairan Dana dan perlu waktu, tetapi kalau sekarang dengan aplikasi SPAN kita dapat
berinteraksi dengan dengan bank, dan secara otomatis bank akan melakukan pembayaran. Namun SPAN memiliki beberapa kendala seperti satker kadang
kadang cukup lama paham terhadap Sitem Perbendaharaan dan Anggaran Negara ,karena SPAN semuanya sudah online dengan bank dan sebagainya, maka
Universitas Sumatera Utara
keakuratan data harus dituntut , dan kendalanya muncul ketika satker seringkali menginput data salah, seperti nomor rekening yang salah ataupun kurang. Maka
data yang di input akan ditolak oleh aplikasi SPAN. Berdasarkan hasil wawancara , peneliti dapat menyimpulkan bahwa
implementasi SPAN pada KPPN 1, memberikan manfaat dalam memberikan pelayanan perbendaharaan negara kepada seluruh satker dalam hal
profesionalisme sebagai Bendahara Umum Negara di Kota Medan, dan memberikan pelayanan yang efektif dan efisien serta akuntabel dan transparan.
Namun ada kendala yang dihadapi KPPN Medan I dalam memberikan Pelayanan Perbendaharaan Negara yaitu kesalahan dalam menginput data yang dilakukan
satker, sehingga data tidak dapat terproses pada aplikasi SPAN, sehingga keakuratan sangat dibutuhkan.
4.3.2 Sumber Daya a. Sumber Daya Manusia