penyaring makanan dan parasit. Ikan dapat juga dikelompokkan menjadi jenis ikan pemakan plankton, pemakan tumbuhan, ikan buas dan sebagainya.
Pakan ikan nila diperairan alami adalah plankton, tumbuhan air yang lunak serta caing. Benih ikan nila suka mengkonsumsi zooplankton seperti Rotatoria,
Copepoda dan Cladocera. Ikan nila dewasa mampu mengumpulkan makanan berbentuk plankton dengan bantuan lendir mucus dalam mulut Dinas Kelautan
dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, 2010. Kebiasaan makan ikan dapat diduga berdasarkan morfologi mulut. Bentuk dan letak mulut sangat erat
hubungannya dengan jenis makanan yang menjadi kesukaan ikan. Mulut berfungsi untuk menangkap dan mengambil makanan. Kemampuan ikan
beradaptasi terhadap makanannya menyebabkan adanya perbedaan ukuran serta bentuk mulut ikan Backman 1962, dalam Hasmardy 2003.
2.4 Pengertian Tambak
Pengertian tambak atau kolam menurut Mai, 2006 adalah badan air yang berukuran 1 m2 hingga 2 ha yang bersifat permanen atau musiman yang terbentuk
secara alami atau buatan manusia Istilah kolam biasanya digunakan untuk tambak yang terdapat di daratan dengan air tawar, sedangkan tambak untuk air payau atau
air asin.Menurut Mai, 2006 menyebutkan salah satu fungsi tambak bagi ekosistem perairan adalah terjadinya pengkayaan jenis biota air. Bertambahnya
jenis biota tersebut berasal dari pengenalan biota-biota yang dibudidayakan.
2.4.1 Persyaratan Tambak
Secara umum tambak harus memenuhi syarat Mai, 2006 sebagai berikut: a.
Tanah tambak didominasi oleh tanah liat atau liat berpasir
Universitas Sumatera Utara
b. Tambak tidak bocor
c. Dasar tambak bebas dari bekas vegetasi
d. Ada bagian caren dan pletaran
e. Kedalaman air mampu menampung sedikitnya 80 cm
f. Ada penampungan airtandon
2.4.2 Jenis-Jenis Tambak
Jenis-jenis tambak yang ada di Indonesia meliputi: tambak intensif, tambak semi intensif, tambak ekstensif atau tradisional. Perbedaan dari ketiga
jenis tambak tersebut terdapat pada teknik pengelolaan mulai dari padat penebaran, pola pemberiaan pakan, serta sistem pengelolaan air dan lingkungan
Widigdo, 2000. Hewan yang dibudidayakan dalam tambak adalah hewan air, terutama
ikan, udang, serta kerang. Tambak intensif dibuat dengan ukuran antara 0,2 – 0,5 ha per petakan tambak, untuk memudahkan pengelolaan air dan pengawasannya.
Budidaya secara intensif menerapkan padat penebaran tinggi dan pengelolaan optimal.Padat penebaran ikan nila antara 30 – 50 ekorm2.Pemberian pakan
dilakukan 4 – 6 kali sehari.Hasil panen yang diharapkan adalah 4 – 8 tonhamusim untuk ikan nila Khordi, 2010.
Tambak semi intensif biasanya tidak seluas tambak ekstensif yaitu sekitar 0,5- 1 ha. Sedangkan tambak ekstensif atau tradisional adalah tambak yang sistem
pengelolaannya benar-benar bergantung pada kemurahan alam. Benih ikan dimasukkan ke dalam tambak bersamaan dengan pengisian air tambak.Jadi benih
tersebut benar-benar dijebak dan dibiarkan dalam waktu tertentu kemudian
Universitas Sumatera Utara
ditangkapdipanen.Karena itu, tambak berisi puluhan atau bahkan ratusan spesies ikan.Padat penebaran pada tambak tradisional ditingkatkan hingga mencapai 15
ekorm2 dengan persiapan tambak yang baik, meliputi pengeringan, pembajakan, pemupukan dan pengapuran.ikan dapat diberi pakan tambahan secukupnya selama
3 – 4 hari sekali. Hasil panen dapat mencapai 800 – 900 kghamusim Khordi, 2010.
2.4.3 Lokasi Tambak
Sukses tidaknya usaha budidaya ikan di tambak dapat ditentukan pula dengan langkah awal yang sangat urgent, dalam hal ini penentuan lokasi untuk
mendukung kebutuhan biologis udang yang dipelihara harus terpenuhi.Pemilihan lokasi untuk budidaya ikan sangatlah mutlak dilakukan demi terpenuhinya
persyaratan teknis baik dari segi lingkungan maupun dari segi fisiklahan.Persyaratan lokasi lahan untuk tambak pembesaran ikan secara umum
tidak jauh berbeda dengan jenis ikan lainnya Mai, 2006.
2.4.4 Kualitas Air Tambak
Kualitas air sangat penting untuk dilihat sebagai sumber utama dalam usaha budidaya ikan. Dalam hal penilaian air, yang terpenting adalah: a
mempunyai jumlah yang cukup; b tidak keruh; c pH sekitar 7,0; d salinitas tidak pernah lebih dari 40 ppt; e tidak berada pada daerah polluted area baik dari
jenis logam dan organo-chlorin serta pestisida. Kualitas air yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan penurunan produksi dan akibatnya keuntungan yang
diperoleh akan menurun dan bahkan dapat menyebabkan kerugian akibat matinya ikan Darmono, 1995.
Universitas Sumatera Utara
Kualitas air sangat penting untuk dilihat sebagai sumber utama dalam usaha budidaya ikan. Dalam hal penilaian air, yang terpenting adalah: a
mempunyai jumlah yang cukup; b tidak keruh; c pH sekitar 7,0; d salinitas tidak pernah lebih dari 40 ppt; e tidak berada pada daerah polluted area baik dari
jenis logam dan organo-chlorin serta pestisida. Kualitas air yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan penurunan produksi dan akibatnya keuntungan yang
diperoleh akan menurun dan bahkan dapat menyebabkan kerugian akibat matinya ikan Darmono, 2001.
2.5 Pengertian Logam Berat