Namun belakangan ini terjadi penurunan jumlah konsusmsi ikan. Hal lain, dengan semakin memburuknya mutu lingkungan karena perkembangan
masyarakat, membuat lingkungan tambak semakin terpuruk dari tahun ketahun. Daerah pertambakan merupakan daerah akhir pembuangan kegiatan di bagian atas
up land yang syarat dengan polutan. Secara garis besar, polutan dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu:
Pertanian, industri, dan pemukiman. Pada saluran kawasan pertambakan yang tidak terpelihara, tentu akan merupakan perangkap yang baik bagi polutan
tersebut, sehingga gagal dalam usaha pemeliharaan ikan semakin besar. Untuk itu perencanaan dan pemeliharaan saluran harus diperhitungkan dengan baik
sehingga dapat mengurangi beban polutan tersebut Mai, 2006.
2.3 Pengertian Ikan Nila
Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini berasal dari Afrika, tepatnya afrika bagian timur pada tahun 1969 dan kini menjadi ikan
peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus hama di
setiap sungai dan danau Indonesia.
Ikan nila mempunyai nama ilmiah Oreochromis niloticus dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia. Ikan nila bukanlah ikan asli perairan
Indonesia, melainkan ikan introduksi ikan yang berasal dari luar Indonesia, tetapi sudah dibudidayakan di Indonesia. Bibit ikan ini didatangkan ke Indonesia secara
resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969 dari Taiwan ke Bogor.Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini
disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia Wiryanta, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan nama Latinnya Oreochromis niloticus berasal dari sungai Nil di Benua Afrika. Awalnya ikan ini mendiami hulu sungai Nil di Uganda.
Selama bertahun-tahun, habitatnya semakin berkembang dan bermigrasi ke arah selatan kehilir sungai melewati danau Raft dan Tanganyika sampai ke
Mesir.Dengan bantuan manusia, ikan nila sekarang sudah tersebar sampai kelima benua meskipun habitat yang disukainya adalah daerah tropis dan sub tropis.
Sedangkan di wilayah beriklim dingin , ikan nila tidak dapat hidup baik Suyanto,
2009. Pada awalnya ikan nila dikenal dengan namaTilapia nilotica. Aristoteles
dan rekan-rekannya memberi nama itu sekitar tahun 300 tahun SM. Mengingat Mesir kuno bukan satu-satunya negeri yang menghargai nila tetapi di kawasan
Junani juga telah dikenal sebagai penggemar ikan nila sehingga diyakini telah
menamakan Tilapia nilotica ikan Nil pada waktu.
Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh pemerintah Indonesia melalui Direktur Jenderal Perikanan sejak tahun 1972.
Klasifikasi ilmiah Kerajaan
: Animalia Filum
: Chordata Kelas
: Osteichtyes Ordo
: Perciformes Famili
: Cichlidae Genus
: Oreochromis Spesies
: Oreochromis niloticus
Universitas Sumatera Utara
Ikan peliharaan yang berukuran sedang, panjang total moncong hingga ujung ekor mencapai sekitar 30 cm dan kadang ada yang lebih dan ada yang
kurang dari itu. Sirip punggung pinnae dorsalis dengan 16-17 duri tajam dan 11- 15 jari-jari duri lunak dan sirip dubur pinnae analis dengan 3 duri dan 8-11 jari-
jari. Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan dengan beberapa pita gelap
melintang belang yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ikan nila yang masih kecil belum tampak perbedaan alat kelaminnya. Setelah berat badannya
mencapainya 50 gram dapat diketahui perbedaan antara jantan dan betina. Ikan nila tergolong ikan pemakan segala omnivora seperti plankton,
alga, crustacean, insect dan organisme benthos. Ikan nila memiliki sifat-sifat unggul antara lain efisien dalam pemanfaatan pakan, pertumbuhannya
cepat,bergizi tinggi dan dagingnya mirip dengan kakap merah. Ikan nila hidup di perairan yang dalam dan luas maupun di kolam yang sempit dan dangkal seperti
sungai, waduk, rawa, dan tambak air payau Suyanto, 2009. Ikan nila merupakan sumber protein hewani murah bagi konsumsi
manusia, karena budidayanya mudah. Budidaya dilakukan di kolam-kolam atau di tangki pembesaran. Pada budidaya intensif, ikan nila tidak dianjurkan
dicampurkan dengan ikan lain karena memiliki perilaku agresif. Hal berikut yang perlu diperhatikan adalah kualitas air kolam
pemeliharaan. Kualitas air yang kurang baik akan mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi lambat. Beberapa parameter yang menentukan kualitas air, di
antaranya adalah Suhu, Ph, Amonia, Oksigen Terlarut.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1 Jenis-Jenis Ikan Nila
Semenjak pertama kali ikan nila datang pada tahun 1969 ke Indonesia, sudah banyak mengalami perkembangan, khususnya dalam perbaikan genetis
yang dilakukan oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar BPPAT, Balai Benih Induk BBI, Balai Benih Air Tawar BBAT, dan lembaga penelitian lainnya.
Selain melakukan pemuliaan genetis, pemerintah juga mendatangkan strain baru yang berasal dari Filipina, Taiwan, dan Thailand. Dengan terciptanya strain baru
ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas dan dipasaran tidak kalah bersaing khususnya pasar ekspor.
Berikut beberapa jenis ikan nila yang cukup dikenal dan digemari, baik oleh petani maupun konsumen.
a. Nila Gift Genetic Improvement of Farmed Tilapias Dikembangkan oleh
International Center for Living Aquatic Research Management ICLARM pada tahun 1987 dengan dukungan dari Asian Development
Bank dan Unites Nations Development Programe UNDP. Strain ini merupakan hasil seleksi dan persilangan ikan nila dari Kenya, Israel,
Senegal, Ghana, Singapura, Thailand, Mesir, dan Taiwan. b.
Nila Best Bogor Enhanced Strain Tilapias Merupakan salah satu ikan unggulan yang dihasilkan pada tahun 2008. Mempunyai fisik yang mirip
dengan nila gift. Merupakan hasil seleksi yang menggunakan populasi dasar yang salah satunya bersumber dari ikan nila gift generasi keenam.
Tepatnya nila best lahir dari seleksi empat strain ikan nila yaitu nila lokal,
Universitas Sumatera Utara
nila danau tempeh, nila gift generasi ketiga, dan nila gift generasi keenam generasi terakhir.
c. Nila Gesit Genetically Supermale Indonesian Tilapias Yang berarti ikan
nila yang secara genetis diarahkan menjadi jantan super. Ikan ini dihasilkan di BBPBAT Sukabumi hasil kerja sama dengan IPB dan
BBPBAT. Rintisannya sudah dimulai sejak 2001 dan dirilis tahun 2007. Sumber gennya berasal dari nila Gift G3.
d. Nila Jica Japan for International Cooperation Agency Jica adalah sebuah
lembaga donor dari Jepang. Tahun 2002, Jica bekerja sama dengan BBAT Jambi melakukan rekayasa genetis strain ikan nila hasil penelitian
Kagoshima Fisheries Research Station , Jepang di Jambi. Tahun 2004 dihasilkan ikan nila unggul yang dinamakan strain Jica. Sebagian
masyarakat Jambi menyebut nila strain Jica dengan nama nila kagoshima. e.
Nila Nifi National Inland Fishery Institute Disebut juga nila Bangkok. Nifi pertama kali didatangkan dari Thailand pada tahun 1989. Dikenal
juga sebagai nila merah atau nirah. Ada juga menyebutnya mujarah mujair merah atau kakap merapi. Pertumbuhannya lebih cepat dari ikan
nila lokal. Keunggulan lainnya mampu menghasilkan keturunan yang dominan jantan. Ikan ini kemungkinan merupakan hasil persilangan antara
mujair dengan nila O.aureus, O.zilii, O.hornorum f. f.
Nila Nirwana Nila Ras Wanayasa Berasal dari Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat. Merupakan hasil pemuliaan genetis dari nila gift dan nila get
dari Filipina yang dilakukan oleh Balai Pengembangan Benih Ikan BPBI
Universitas Sumatera Utara
Wanayasa, di Purwakarta, Jawa Barat dan FPK, Institut Pertanian Bogor. Dikenalkan kepada masyarakat tahun 2006 akhir. Gennya berasal dari nila
gift dan nila get Genetically Enhanced of Tilapias. g.Nila hitam Merupakan strain ikan nila yang pertama kali didatangkan dari
Taiwan. Karena begitu akrabnya masyarakat dengan ikan nila ini sehingga tidak heran jika ada yang menyebutnya dengan ikan nila lokal. Memiliki
keunggulan mudah berkembang biak, pertumbuhan badannya cepat, serta pemakan plankton dan tanaman air lunak yang tumbuh di dalam kolam.
h. Nila Cangkringan Merupakan nila yang berasal dari Cangkringan. Ikan
nila merah ini merupakan hasil pemuliaan genetis dari strain nifi, citralada, Singapura, dan Filipina oleh BAT atau BBI Cangkringan. Strain ini
sebenarnya belum resmi dirilis ke masyarakat. i.
Nila Larasati Dikenal juga dengan nila janti. Ikan nila strain ini merupakan hasil pemuliaan BBI Janti di Klaten. Memiliki keseragaman warna sampai
90 warna merah Wiryanta ,2010. j.
Jenis nila unggul yang direkomendasikan sebagai bibit untuk pembesaran secara cepat 2,5 bulan panen adalah nila merah hasil silangan hibrida,
nila Gesit dan nila Best Carman, 2010.
2.3.2 Habitat ikan Nila
Habitat artinya lingkungan hidup tertentu sebagai tempat tumbuhan atau hewan hidup dan berkembang biak Suyanto, 2009. Ikan nila memiliki eurihaline
yang menyebabkan ikan nila dapat hidup di dataran rendah yang berair tawar hingga perairan bersalinitas, sehingga pembudidayaannya sangat mudah. Nila
Universitas Sumatera Utara
dapat hidup di lingkungan air tawar, air payau dan air asin. Kadar garam air yang disukai antara 0 – 35 permil.
Ikan nila air tawar dapat dipindahkan ke air asin dengan poses adaptasi yang bertahap. Kadar garam air dinaikkan sedikit demi sedikit. Pemindahan ikan
nila secara mendadak ke dalam air yang kadar garamnya sangat berbeda dapat mengakibatkan kematian pada ikan Suyanto, 2009.
Nila dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada lingkungan perairan dengan alkalinitas rendah atau netral. Nilai ph 7 – 8. Batas pH yang mematikan
adalah 11 Carman, 2010. Suhu atau temperatur air sangat berpengaruh terhadap metabolisme dan
pertumbuhan organism serta mempengaruhi jumlah pakan yang dikonsumsi organisme perairan. Suhu kolam atau perairan yang masih bisa ditolitir ikan nila
asalah 15–37
o
C. Suhu optimum untuk pertumbuhan ikan nila adalah 25-30
o
C. Oleh karena itu ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai dataran tinggi
hingga ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Sedangkan untuk pemijahan, suhu ideal untuk bisa menghasilkan telur dan larva adalah 22–37
o
2.3.3 Ekologi Ikan Nila
C Wiryanta, 2010.
Pada pemeliharaan benih, debit air yang dibutuhkan berkisar 0.5 literdetik. Ikan nila dapat hidup pada suhu 25-300 C; pH air 6.5–8.5; oksigen
terlarut 4 mgI dan kadar ammoniak NH3 0.01 mgI; kecerahan kolam hingga 50 cm. selain itu ikan nila juga hidup dalam perairan agak tenang dan
kedalaman yang cukup Pusat Penyuluhan Perikanan 2011.
Universitas Sumatera Utara
Ikan nila dapat memanfaatkan plankton dan perifiton, serta dapat mencerna Blue Green Algae. Ikan nila umumnya matang kelamin mulai umur 5-6
bulan. Ukuran matang kelamin berkisar 30-350 g. Rasio betina: jantan berkisar antara 2-5:1, keberhasilan pemijahan berkisar 20-30 per minggu dengan
jumlah telur antara 1-4 butirgram induk. Ikan nila mempunyai pertumbuhan cepat, rata-rata pertumbuhan harian dapat mencapai 4,1 gramhari Dinas
Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 2010.
2.3.4 Makanan dan Kebiasaan Makan Ikan Nila
Secara umum jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seekor ikan rata-rata berkisar antar 5–6 dari bobot tubuhnyahari. Akan tetapi, jumlah tersebut dapat
berubah-ubah karena berbagai faktor, salah satunya adalah suhu lingkungan. Suhu air juga berpengaruh terhadap aktifitas metabolisme. Ukuran ikan juga
berpengaruh terhadap jumlah makanan yang dikonsumsi. Ikan yang berukuran kecil membutuhkan makanan lebih banyak karena laju pertubuhannya sangat
pesat. Dalam kegiatan budidaya, benih ikan dapat diberi makan sampai 50 bobot biomassahari Pusat Penyuluhan Perikanan 2011.
Menurut Nikolsky 1963, dalam Hasmardy 2003, makanan ikan terdiri dari makanan utama, makanan pelengkap dan makanan tambahan. Makanan
utama yaitu makanan yang biasa dimakan dalam jumlah besar. Makanan pelengkap yaitu makanan yang ditemukan di dalam saluran pencernaan dalam
jumlah yang sangat sedikit. Selain itu, terdapat juga makanan pengganti yaitu makanan yang hanya dikonsumsi jika makanan utama tidak tersedia. Secara garis
besar, berdasarkan cara makannya ikan terdiri dari predator, grazer, penghisap
Universitas Sumatera Utara
penyaring makanan dan parasit. Ikan dapat juga dikelompokkan menjadi jenis ikan pemakan plankton, pemakan tumbuhan, ikan buas dan sebagainya.
Pakan ikan nila diperairan alami adalah plankton, tumbuhan air yang lunak serta caing. Benih ikan nila suka mengkonsumsi zooplankton seperti Rotatoria,
Copepoda dan Cladocera. Ikan nila dewasa mampu mengumpulkan makanan berbentuk plankton dengan bantuan lendir mucus dalam mulut Dinas Kelautan
dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, 2010. Kebiasaan makan ikan dapat diduga berdasarkan morfologi mulut. Bentuk dan letak mulut sangat erat
hubungannya dengan jenis makanan yang menjadi kesukaan ikan. Mulut berfungsi untuk menangkap dan mengambil makanan. Kemampuan ikan
beradaptasi terhadap makanannya menyebabkan adanya perbedaan ukuran serta bentuk mulut ikan Backman 1962, dalam Hasmardy 2003.
2.4 Pengertian Tambak