tangga dan pembakaran bahan bakar fosil karena secara alami bahan bakar mengandung kadmium, penggunaan pupuk fosfat buatan.
Dalam strata lingkungan, kadmium dan persenyawaannya ditemukan dalam banyak lapisan. Secara sederhana dapat diketahui bahwa kandungan
kadmium akan dapat dijumpai di daerah-daerah penimbunan sampah dan aliran hujan, selain dalam air buangan Palar, 2008.
Kadmium akan mengalami biotransformasi dan bioakumulasi dalam organisme hidup tumbuhan, hewan dan manusia. Dalam tubuh biota perairan
jumlah logam yang terakumulasi akan terus mengalami peningkatan dengan adanya proses biomagnifikasi di badan air. Di samping itu, tingkatan biota dalam
system rantai makanan turut menentukan jumlah kadmium yang terakumulasi. Dimana pada biota yang lebih tinggi stratanya akan ditemukan akumulasi
kadmium yang lebih banyak Widowati,2008.
2.7 Accaptable Daily Intake Logam Berat Pada Pangan
Pangan adalah segala sesuatu yang bersumber dari hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan dan
minuman untuk dikonsumsi manusia SNI, 2009. Untuk itu sudah seharusnya bahan pangan terbebas dari bahan-bahan pencemar yang besifat toksik bagi tubuh
manusia. Karena adanya cemaran pada makanan yang akan di konsumsi dapat merugikan dan berdampak buruk bagi kesehatan dan jiwa manusia. Guna
melindungi konsumen dari kerugian akibat pencemaran makanan, maka pemerintah telah menetapkan standar terhadap makanan yang boleh dikonsumsi.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu contoh bahan pencemar yang telah ditentukan nilai batas maksimumnya dalam bahan pangan adalah logam berat. Hal ini dikarenakan
logam berat yang sifatnya dapat terakumulasi dan tidak dapat di ekskresikan sepenuhnya dari dalam tubuh dan menimbulkan dampak parah dalam jangka
waktu yang lama. Batas maksimum kadmium Cd dalam makanan hasil laut yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Departemen Kesehatan RI tahun 2009
adalah sebesar 0,1 mgkg SNI, 2009. ADI didefinisikan sebagai besarnya asupan harian suatu zat kimia yang
bila dikonsumsi seumur hidup, tampaknya tanpa risiko berarti berdasakan semua fakta yang diketahui pada saat itu. Istilah asupan harian yang dapat diterima
Acceptable Daily Intake=ADI oleh komite gabungan FAO dan WHO mengenai zat tambahan makanan pada tahun 1991. Selanjutnya digunakan untuk uji
toksikologik dan reevaluasinya terhadap sejumlah besar zat tambahan yang meninggalkan residu dan zat kimia dalam makanan Hariyanto, 2012.
Logam berat yang terakumulasi dalam tubuh ikan diukur untuk mengetahui konsentrasi logam yang ada di dalam tubuh, sehingga dapat
menentukan batas aman untuk mengkonsumsi ikan dan batas aman untuk konsumsi manusia. Organisasi Internasional WHO telah merumuskan aturan
untuk mengkonsumsi ikan yang terakumulasi mengkonsumsi ikan yang terakumulasi logam berat. Pada tabel 2.1 menunjukkan aturan untuk
mengkonsumsi ikan yang terakumulasi logam berat dan data-data tersebut dikonversikan untuk mendapat angka yang merupakan aturan konsumsi ikan yang
aman setiap minggu pada manusia Hariyanto, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1Batas Aman Konsentrasi Logam yang dapat Diterima Secara Internasional
Jenis Logam Standar Menurut Standar
Referensi Kadmium
JECFA PTWI 7 μg per
kg berat badan per minggu
WHO 1989
Tembaga JECFA
PTWI 3500 μg per kg berat
badan per minggu WHO 1982
Timbal JECFA
PTWI 25 μg per kg berat badan
per minggu ANZFA 1998
Seng JECFA
PTWI 7000 μg per kg berat
badan per minggu WHO 1982
PTWI = Provisional Tolerable Weekly Intake Konsumsi yang diperbolehkan setiap minggunya
JEFCA = Joint FAOWHO Expert Committee on Food Additives
2.8 Metode Pengolahan Sampah di TPA