Kandungan Kadmium dalam Ikan Nila

kadmium yang terdeteksi adalah 0,005 mgL, dengan konsentrasi tertinggi 0,006 mgL. Menurut Damanhuri 2008, lindi terjadi karena sifat dan proses sampah yang terjadi menyimpan atau menahan air sesuai dengan kemampuan materialnya. Lindi dari TPA sebagai bahan pencemar dapat mengganggu kesehatan manusia dan mencemari lingkungan dan biota perairan karena dalam lindi terdapat berbagai senyawa kimia organik maupun anorganik serta sejumlah patogen. Kadmium terdapat di air tambak juga dapat dikaitkan dengan karakteristik tambak itu sendiri. Jarak tambak dari TPA sangat mempengaruhi masuknya Cd yang dibawa oleh air lindi ke tambak. Tambak ikan nila yang menjadi lokasi penelitian sekitar TPA memiliki jarak kurang dari 100 meter dari lokasi TPA.

5.2 Kandungan Kadmium dalam Ikan Nila

Oreochromis niloticus Berdasarkan hasil pemeriksaan Cd dalam ikan nila Oreochromis niloticus terdapatkandungan Cd dalam semua sampel ikan nila. Jumlah kadmium yang terdapat pada ikan nila hasil ketiga tambak belum melebihi baku mutu yang ditetapkan oleh SNI 7387-2009 tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan untuk kadmium dalam ikan dan masih memenuhi syarat yaitu dibawah 0,1 mgkg. Berbeda dengan kandungan air tambak yang melebihi baku mutu, hal itu dikarenakan ikan nila adalah hewan yang tahan terhadap perubahan suhu dan memiliki sifat yang dapat menoleransi terhadap logam berat namun logam tersebut masih tetap berada di dalam tubuh ikan tersebut dan jumlahnya dapat terus terakumulasi.. Menurut Hutton 1982, sifat bahan kimia yang masuk atau terkontaminasi dengan jaringan ikan dapat bersifat hidrophobik tidak suka air, Universitas Sumatera Utara Lipophilik suka lemak, Hidrophilik suka air atau lipophobik tidak suka lemak. Oleh karena itu konsentrasi residu suatu bahan polutan atau unsur lain dalam suatu organisme dapat berbeda. Hal ini terjadi karena ikan nila dapat melakukan pengeluaran air oleh organ ekskresi disertai dengan pengambilan ion dari lingkungan, untuk mengimbangi kehilangan ion yang tidak dapat dihindari pada saat pengeluaran air. Sesuai dengan sifatnya ikan nila mengandung lemak yang banyak sedangkan kadmium sendiri adalah logam berat yang larut di dalam lemak sehingga kadmium mudah terakumulasi di dalam tubuh ikan nila. Nyebaken 1992. Kandungan kadmium yang tertinggi terdapat dalam ikan yang memiliki ukuran tubuh paling besar yaitu 0,5 kg pada tambak I. Ikan nila dari jenis yang sama dengan bobot berbeda nilai logam berat pada dagingnya berbeda. Bobot ikan yang besar berbanding lurus dengan nilai logam berat pada dagingnya. Besarnya bobot ikan dapat mengindikasikan umur ikan tersebut. Semakin lama ikan tersebut maka bioakumulasi logam berat akan semakin tinggi. Tingkat trofik ikan berpengaruh terhadap nilai logam berat pada dagingnya, hal ini dinamakan dengan biomagnifikasi logam. Tingginya kadar logam berat kadmium dalam tubuh ikan yang berukuran besar disebabkan karena terjadinya akumulasi dalam tubuh ikan. Dalam tubuh biota perairan jumlah logam yang terakumulasi akan terus mengalami peningkatan dengan adanya proses biomagnifikasi di badan perairan. Disamping itu, tingkatan biota dalam sistem rantai makanan turut menentukan jumlah Cd yang terakumulasi. Di mana pada biota yang lebih tinggi stratanya akan Universitas Sumatera Utara ditemukan akumulasi Cd yang lebih banyak, sedangkan pada biota top level merupakan tempat akumulasi paling besar. Bila jumlah Cd yang masuk tersebut telah melebihi nilai ambang mutu maka biota dari suatu level atau strata tersebut akan mengalami kematian dan bahkan kemusnahan Palar, 2008. Berikutnya ikan-ikan besar akan memangsa ikan berukuran kecil yang telah terkontaminasi oleh logam berat, maka konsentrasi di daging ikan besar akan lebih tinggi daripada konsentrasi di daging ikan kecil yang menjadi mangsanya. Bioakumulasi logam berat yang dilakukan oleh biota akan menyebabkan kadarnya dalam tubuh ikan lebih besar dari kandungan logam berat yang terlarut di dalam air. Sifat perairan yang dapat melarutkan dan mengendapkan logam berat menjadi faktor yang mempengaruhi kandungan logam berat dalam air dari waktu ke waktu serta jarak tambak dengan TPA yang dekat memungkinkan tambak lebih banyak tercemar logam berat. Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh makhuk hidup melalui beberapa jalan, yaitu saluran pernapasan, pencernaan dan penetrasi melalui kulit. Proses akumulasi logam dalam jaringa n terjadi setelah absorpsi logam dari air atau melalui makanan yang terkontaminasi. Kadmium termasuk jenis logam berat yang tidak dapat dihancurkan non-degradable oleh organisme hidup di lingkungan baik secara fisika, kimiawi maupun biologi. Logam berat kadmium dapat terakumulasi di dalam jaringan dan konsentrasinya akan bertambah besar seiring dengan peningkatan tingkat trofik dalam rantai makanan. Adanya kandungan kadmium dalam ikan nila disebabkan karena tercemarnya air tambak dengan air lindi maupun air sungai. Universitas Sumatera Utara Logam berat seperti kadmium pada umumnya masuk ke lingkungan dengan dua cara, yakni secara natural dan antropogenik. Kondisi alami terlepasnya logam berat di lingkungan ialah akibat adanya pelapukan sedimen yang dipengaruhi oleh cuaca, erosi, serta aktivitas vulkanik, sedangkan terlepasnya logam berat secara antropogenik adalah akibat aktivitas manusia, seperti electroplatingpelapisan logam, pertambangan, peleburan, penggunaan pestisida, pupuk penyubur tanah, dsb. Logam berat yang telah masuk ke badan air dapat mengkontaminasi biota laut, seperti ikan-ikan kecil dan makhluk air lainnya termasuk tanaman air. Menurut Prabowo 2005 meskipun di dalam suatu perairan kadar logam berat relatif rendah, namun dapat terabsorpsi dan terakumulasi secara biologis oleh hewan air dan akan terlibat dalam sistem jaringan makanan. Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya proses bioakumulasi, yaitu logam berat akan terkumpul dan meningkat kadarnya dalam jaringan tubuh organisme air yang hidup. Kemudian melalui proses biotransformasi akan terjadi perpindahan dan peningkatan kadar logam berat pada tingkat pemangsaan yang lebih tinggi. Secara tidak langsung proses biomagnifikasi dapat terjadi dalam tubuh manusia yang mengkonsumsi ikan-ikan dan hasil perairan yang telah tercemar logam berat. Pada saat pemeriksaan di laboratorium bagian organ yang diambil adalah daging ikan, dimana ukuran pada setiap ikan yang diambil berbeda-beda. Ukuran yang digunakan yaitu ikan nila dengan berat 0,5 kg, 0,3 kg 0,1 kg dengan jarak tambak yang berbeda yaitu 13 m, 34 m dan 68 m. Hasil pemeriksaan pada daging ikan nila sesuai dengan yang ditentukan SNI masih tergolong rendah, hal ini Universitas Sumatera Utara disebabkan karena beberapa faktor. Seperti pada hasil penelitian oleh Nurrachmi 2011 dalam Maspari Journal pada ikan gulama yang juga menyatakan bahwa akumulasi logam berat di dalam daging ikan memang tergolong rendah dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya. Menurut Nurrachmi hal ini berkaitan dengan peran fisiologi daging dalam metabolisme ikan serta daging bukan merupakan bagian yang aktif dalam mengakumulasi logam berat. Sementara bagian organ yang mempunyai kandungan logam berat paling tinggi adalah insang, hati dan ginjal. Bagian-bagian organ tersebut termasuk yang paling tinggi disebabkan karena organ tersebut merupakan jaringan yang aktif, dimana target utama logam berat adalah jaringan yang selalu aktif. Oleh karena itu, akumulasi pada semua jaringan lebih tinggi pada jaringan yang aktif. Hal inilah yang menyebabkan kadar logam berat dalam tubuh ikan nila masih tergolong rendah. Meskipun kandungan logam berat dalam tubuh daging ikan tersebut kadarnya belum melewati nilai ambang batas yang ditentukan, hal ini juga dapat berbahaya bagi kesehatan manusia sebab daging ikan merupakan bagian yang sering dikonsumsi oleh manusia. Berikut ini adalah cara memilih ikan yang aman untuk dikonsumsi : 1. Warna kulit ikan terang dan cerah. 2. Daging ikan bila ditekan terasa kenyal. 3. Mata ikan masih terlihat jernih dan menonjol. 4. Sisik ikan segar masih melekat kuat dan mengkilat, sisik masih utuh dan tidak banyak yang terlepas. Universitas Sumatera Utara 5. Insang berwarna merah. 6. Kulit an daging ikan tidak mudah robek, terutama pada bagian perut. 7. Tidak berbau busuk . Logam berat dapat terakumulasi di dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam waktu yang lama sebagai racun. Jika ikan berukuran besar dikonsumsi terus menerus dalam jangka waktu yang lama, maka suatu waktu akan dapat mencapai jumlah yang membahayakan kesehatan manusia. Menurut Kristanto 2004 beberapa logam berat berbahaya diantaranya banyak digunakan dalam berbagai keperluan sehingga diproduksi secara kontinyu dalam skala industri. Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan yang terutama adalah merkuri Hg, timbal Pb, arsenik Ar, kadmium Cd, khromium Cr, dan nikel Ni. Menurut Yulaipi dan Aunurohim 2013 akumulasi logam berat pada ikan dapat terjadi karena adanya kontak antara medium yang mengandung bahan toksik dengan ikan. Kontak berlangsung dengan adanya pemindahan zat kimia dari lingkungan air ke dalam atau permukaan ikan, misalnya melalui insang. Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah dan juga bersifat karsinogen. Kadmium masuk kedalam tubuh manusia terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Apabila Kadmium masuk ke dalam tubuh maka sebagian besar akan terkumpul di dalam ginjal, hati dan sebagian yang dikeluarkan lewat saluran pencernaan. Kadmium dapat mempengaruhi otot polos pembuluh darah secara langsung maupun tidak langsung lewat ginjal, sebagai akibatnya terjadi Universitas Sumatera Utara kenaikan tekanan darah. Senyawa ini bisa mengakibatkan penyakit liver dan gangguan ginjal serta tulang. Salah satu efek utama yang ditimbulkan dari keracunan kadmium adalah lemah dan rapuh tulang. Umumnya tulang belakang dan kaki sakit, dan gaya berjalan pincang karena cacat tulang yang disebabkan oleh Kadmium. Rasa sakit kemudian melemahkan, dengan patah tulang yang lebih umum dibandingkan tulang yang melemah. Komplikasi lain yang tejadi adalah batuk, kanker, anemia, dan gagal ginjal, yang kemudian menyebabkan kematian. Penderita penyakit ini banyak terjadi pada wanita pasca menoupaus. Sedangkan menurut Palar, 2004 keracunan Kadmium kronis menyebabkan kerusakan pada fisiologis tubuh, yaitu ginjal, paru-paru, darah dan jantung, kelenjar reproduksi, indra penciuman, kerapuhan tulang.

5.3 Acceptable Daily Intake ADI Untuk Kadmium Dalam Ikan NIla

Dokumen yang terkait

Identifikasi Dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Rawa Dan Tambak Paluh Merbau Percut Sei Tuan

9 144 57

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) dalam Udang Windu (Penaeus monodon) yang Berada di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Terjun Kota Medan Tahun 2014

6 114 95

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) Dalam Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang Berada Di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Paluh Nibung Kelurahan Terjun Kota Medantahun 2016

0 0 14

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) Dalam Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang Berada Di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Paluh Nibung Kelurahan Terjun Kota Medantahun 2016

0 0 2

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) Dalam Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang Berada Di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Paluh Nibung Kelurahan Terjun Kota Medantahun 2016

0 0 7

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) Dalam Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang Berada Di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Paluh Nibung Kelurahan Terjun Kota Medantahun 2016

0 0 33

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) Dalam Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang Berada Di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Paluh Nibung Kelurahan Terjun Kota Medantahun 2016 Chapter III VI

0 0 28

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) Dalam Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang Berada Di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Paluh Nibung Kelurahan Terjun Kota Medantahun 2016

0 1 4

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) Dalam Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang Berada Di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Paluh Nibung Kelurahan Terjun Kota Medantahun 2016

0 0 6

Analisis Kandungan Kadmium (Cd) dalam Udang Windu (Penaeus monodon) yang Berada di Tambak Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Terjun Kota Medan Tahun 2014

0 0 14