Kualitas air sangat penting untuk dilihat sebagai sumber utama dalam usaha budidaya ikan. Dalam hal penilaian air, yang terpenting adalah: a
mempunyai jumlah yang cukup; b tidak keruh; c pH sekitar 7,0; d salinitas tidak pernah lebih dari 40 ppt; e tidak berada pada daerah polluted area baik dari
jenis logam dan organo-chlorin serta pestisida. Kualitas air yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan penurunan produksi dan akibatnya keuntungan yang
diperoleh akan menurun dan bahkan dapat menyebabkan kerugian akibat matinya ikan Darmono, 2001.
2.5 Pengertian Logam Berat
Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 grcm3, terletak di sudut kanan bawah system perodik, mempunyai afinitas yang
tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari III – VII. Faktor yang menyebabkan logam berat termasuk dalam kelompok zat pencemar
adalah karena adanya sifat-sifat logam berat yang tidak terurai non degradable dan mudah diabsorbsi Darmono, 1995.
Sifat toksisitas logam berat dapat dikelompokkan ke dalam 3 kelompok, yaitu bersifat toksik tinggi,sedang dan rendah. Logam berat yang bersifat toksik
tinggi terdiri dari unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn. Berdasarkan toksik sedang terdiri dari unsur-unsur Cr, Ni dan Co, sedangkan bersifat toksik rendah terdiri atas
unsure Mn dan Fe. Kandungan kelompok anorganik logam di perairan alami sangat rendah
trace element. Kelompok logam berat yang termasuk bersifat esensial adalah Cr, Ni, Cu, Zn dan yang bersifat non esensial adalah As, Cd, Pb, Hg. Elemen yang
Universitas Sumatera Utara
bersifat esensial dibutuhkan dalam proses kehidupan biota akuatik. Kelompok elemen esensial maupun non esensial dapat bersifat toksik atau racun bagi
kehidupan biota akuatik terutama apabila terjadi apabila terjadi peningkatan kadarnya dalam perairan.
Semua logam berat dapat menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap organisme pada batas dan kadar tertentu. Hal ini dipengaruhi oleh jenis logam,
pengaruh interaksi antar logam dan jenis racun lainnya, spesies hewan daya permeabilitas organisme dan mekanisme detoksisasi serta pengaruh lingkungan
seperti suhu, pH dan oksigen. Selain suhu dan pH, salinitas dan kesadahan juga mempengaeuhi toksisitas
logam berat. Penurunan pH dan salinitas perairan menyebabkan toksisitas logam berat semakin besar. Lain halnya dengan suhu, toksisitas logam berat semakin
tinggi dengan meningkatnya suhu. Kesadahan yang tinggi dapat mengurangi toksisitas logam berat karena logam berat dalam air dengan kesadahan tinggi
membentuk senyawa kompleks yang mengendap dalam air. Logam berat yang terdapat di perairan dapat diketahui melalui media air, sedimen maupun
organisme air.
2.5.1 Pencemaran Logam Berat
Menurut Connell dan Miller 1995, logam berat adalah suatu logam dengan berat jenis lebih besar.Logam ini memiliki karakter seperti berkilau, lunak
atau dapat ditempa, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang tinggi serta bersifat kimiawi, yaitu sebagai dasar pembentukan reaksi dengan asam.Selain itu,
Universitas Sumatera Utara
logam berat adalah unsur yang mempunyai nomor atom lebih besar dari 21 dan terdapat di bagian tengah daftar periodik.
Logam berat adalah istilah yang digunakan secara umum untuk kelompok logam dan metaloid dengan densitas lebih besar dari 5 gcm3, terutama pada
unsure seperti Cd, Cr, Cu, Hg, Ni, Pb dan Zn. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek khusus pada makhluk hidup.
Logam berat dapat menjadi bahan racun yang akan meracuni tubuh makhluk hidup, tetapi beberapa jenis logam masih dibutuhkan oleh makhluk
hidup, walaupun dalam jumlah yang sedikit Palar, 2008. Pencemaran logam berat terhadap lingkungan terjadi karena adanya proses
yang erat hubungannya dengan penggunaan logam tersebut dalam kegiatan manusia, dan secara sengaja maupun tidak sengaja membuang berbagai limbah
yang mengandung logam berat ke lingkungan. Daya toksisitas logam berat terhadap makhluk hidup sangat bergantung
pada spesies, lokasi, umur fase siklus hidup, daya tahan detoksikasi dan kemampuan individu untuk menghindarkan diri dari pengaruh polusi. Toksisitas
pada spesies biota dibedakan menurut kriteria sebagai berikut : biota air, biota darat, dan biota laboratorium. Sedangkan toksisitas menurut lokasi dibagi menurut
kondisi tempat mereka hidup, yaitu daerah pencemaran berat, sedang, dan daerah nonpolusi.
Umur biota juga sangat berpengaruh terhadap daya toksisitas logam, dalam hal ini yang umurnya muda lebih peka.Daya tahan makhluk hidup terhadap
Universitas Sumatera Utara
toksisitas logam juga bergantung pada daya detoksikasi individu yang bersangkutan, dan faktor kesehatan sangat mempengaruhi Palar, 2008.
2.5.2 Kandungan Logam Berat dalam Biota Air
Kebanyakan logam berat secara biologis terkumpul dalam tubuh organisme, menetap untuk waktu yang lama dan berfungsi sebagai racun
kumulatif Darmono,1995. Keberadaan logam berat dalam perairan akan berpengaruh negatif terhadap kehidupan biota. Logam berat yang terikat dalam
tubuh organisme yaitu pada ikan akan mempengaruhi aktivitas organisme tersebut.
Menurut Darmono 2001, logam berat mauk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui beberapa jalan, yaitu saluran pernafasan,pencernaan, dan
penetrasi melalui kulit. Di dalam tubuh hewan logam diadsorbsi darah berikatan dengan protein darah yang kemudian didistribusikan keseluruh bagian tubuh.
2.5.3 Toksisitas Logam Berat pada Jenis Ikan
Ikan merupakan salah satu organisme air yang rentan terhadap pencemaran logam berat. Ikan dapat memasukkan logam berat yang berasal dari
air atau sedimen kedalam tubuhnya hingga 100-1000 kali lebih besar dari lingkungannya Darmono, 2001. Logam berat akan terakumulasi dalam tubuh
ikan melalui air dan pakan yang terkontaminasi. Proses bioakumulasi logam dalam jaringan ikan cukup bervariasi, tergantung pada jenis logam dan spesies
ikan. Ikan mempunyai kemampuan untuk menghindar dari cemaran logam berat dengan berenang cepat, akan tetapi bagi ikan yang hidup pada aliran sungai,
danau, dan teluk, cenderung lebih sulit menghindar dari pencemaran. Hal ini dapat
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan kematian pada beberapa spesies ikan, terutama ikan yang habitatnya pada perairan dangkal Darmono, 2001.
2.6 Logam Berat Kadmium Cd