4.1.5 Karakteristik Tambak Ikan Nila Oreochromis niloticus
Tambak ikan nila Oreochromis niloticus yang menjadi tempat penelitian memiliki jarak 13 meter, 34 meter, dan 68 meter dari TPA, sementara luasnya
masing-masing 2.204 m², 2.605 m², dan 1.875 m². Sumber air tambak ikan nila berasal dari aliran air sungai paluh
nibungsehingga air akan mengisi tambak sewaktu air pasang maupun membuang air sewaktusurut. Pada masing-masing tambak terdapat pipa yang berukuran 5
inchi yang menjadi penghubung aliran air antara tambak yang satu dengan yang lainnya. Petakan tambak pada tingkat budidaya ikan nila, bentuk dan ukuran
tidakteratur. Dinding tambak tidak terbuat kokoh dan kedap air,sehingga apabila air sedang pasang maka air sungai dapat merembes langsung ke airtambak.
Benih ikan nila di tambak sekitar TPA Terjun di tabur pada tanggal 21 September 2016 dan panen pada tanggal 9 Januari 2017.
4.2 Hasil Pemeriksaan Kadmium Cd dalam Air Tambak Ikan Nila
Oreochromis niloticus Sekitar TPA Sampah Paluh Nibung Kelurahan Terjun Kota Medan
Pengambilan sampel air dilakukan pada tanggal 9 Januari 2017 dan pengambilan sampel air dilakukan pada 3 titik, yaitu sampel air tambak I yang
berjarak 13 m dari TPA, tambak II yang berajarak 34 m dari TPA, dan tambak III yang berjarak 68 m dari TPA. Pemeriksaan Kadmium Cd terhadap sampel
airtambak dilakukan di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan denganmetode Inductively Couple Plasma ICP. Adapun hasil dari pemeriksaan
sampel air tambak dapat dilihat pada tabel 4.2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Kadmium Cd dalam Air Tambak Ikan Nila Oreochromis niloticus Sekitar TPA Sampah Paluh Nibung
Kelurahan Terjun Kota Medan Tahun 2017
1 Air I 13 0,01396 0,01 TMS
Tambak II 34 0,01350 0,01 TMS
III 68 0,01302 0,01 TMS
MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat
Berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yaitu 0,01 mgL.
Dari Tabel 4.2. Hasil pemeriksaan Kadmium dalam air tambak ikan nila Oreochromis niloticus yang berjarak 13 meter, 34 meter, dan 68 meter dari TPA
sampah Kelurahan Terjun Kota Medan yaitu sebesar 0,01381 mgL, 0,01296 mgL, dan 0,01289 mgL sehingga dapat diketahui bahwa semua sampel air
tambak udang mengandung Cd dan telah melewati baku mutu yang ditetapkan berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 yaitu diatas 0,01 mgL.
4.3 Hasil Pemeriksaan Kadmium Cd dalam Ikan Nila
Oreochromis niloticus di TambakSekitar TPA Sampah Paluh Nibung Kelurahan
Terjun Kota Medan
Pengambilan sampel ikan nila juga dilakukan pada tanggal 9 Januari 2017. Pengambilan sampel ikan dilakukan pada 3 tiga lokasi dengan masing-masing
tambak diambil 3 ukuran sampel yang berbeda yaitu 0,5 kg, 0,3 kg dan 0,1 kg. Sampel ikan pada tambak I yang berjarak 13 meter dari TPA, tambak II yang
berajarak 34 meter dariTPA, dan tambak III yang berjarak 68 meter dari TPA. Pemeriksaan Kadmium Cd terhadap sampel ikan nila dilakukan di Laboratorium
Balai Teknik KesehatanLingkungan dengan metode Inductively Couple Plasma
No. Sampel Lokasi Jarak
Kandungan Baku MSTMS
Sampel Tambak dari Kadmium Mutu
TPA Sampah mgL mgL m
Universitas Sumatera Utara
ICP. Adapun hasilpemeriksaan sampel udang tambak dari laboratorium dapat di lihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Kadmium Cd dalam Ikan Nila Oreochromis
niloticus Sekitar TPA Sampah Paluh Nibung Kelurahan Terjun Kota Medan Tahun 2017
No. Ukuran
Ikan Lokasi
Sampel Kandungan
Kadmium mgkg
Baku Mutu
mgkg MSTMS
1 2
3 0,5 kg
0,3 kg 0,1 kg
Tambak I Tambak I
Tambak I 0,02657
0,02628 0,02601
0,1 0,1
0,1 MS
MS MS
4 5
6 0,5 kg
0,3 kg 0,1 kg
Tambak II Tambak II
Tambak II 0,02630
0,02534 0,02578
0,1 0,1
0,1 MS
MS MS
7 8
9 0,5 kg
0,3 kg 0,1 kg
Tambak III Tambak III
Tambak III 0,02538
0,02488 0,02386
0,1 0,1
0,1 MS
MS MS
MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat
Berdasarkan SNI 7387-2009 tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan untuk kadmium dalam ikan yaitu 0,1 mgkg
Berdasarkan tabel 4.3. di atas dapat dilihat bahwa kadar kadmium Cd pada ikan nila yang tertinggi terdapat pada ikan nila yang berukuran 0,5 kg pada
tambak I yaitu sebesar 0,02657 mgkg dan kadar kadmium Cd terendah terdapat pada ikan nila yang berukuran 0,1 kg pada tambak III yaitu sebesar 0,02386
mgkg sehingga dapat diketahui bahwa semua sampel udang tambak masih memenuhi syaratyang ditetapkan berdasarkan SNI 7387 2009 tentang batas
maksimum cemaran logamberat dalam pangan untuk kadmium dalam udang yaitu dibawah 0,1 mgkg.
Berikut ini adalah Grafik Hasil Pemeriksaan Kadmium Cd dalam Ikan Nila
Oreochromis niloticus Sekitar TPA Sampah Paluh Nibung Kelurahan Terjun Kota Medan Tahun 2017.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2 . Grafik Hasil Pemeriksaan Kadmium Cd Pada Ikan Nila
0,02250 0,02300
0,02350 0,02400
0,02450 0,02500
0,02550 0,02600
0,02650 0,02700
Tambak I Tambak II
Tambak III ukuran ikan 0,5 kg
ukuran ikan 0,3 kg ukuran ikan 0,1 kg
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Kandungan Kadmium Cd dalam Air
Berdasarkan hasil pemeriksaan Cd dalam air tambak, terdapat kandungan Cd dalam air tambak dan telah melebihi baku mutu yang ditetapkan oleh PP No.
82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yaitu diatas 0,01 mgL. Kandungan Cd terbesar pada jarak 13 meter, yang
terdapat pada air tambak I yaitu 0,01396 mgL. Air sungai yang ada disekitar TPA Terjun dijadikan sebagai sumber air
tambak ikan nila. Menurut Yulia 2014 air sungai yang berada di sekitar TPA Sampah Paluh Nibung telah tercemar oleh kadmium, sehingga mengakibatkan air
tambak yang digunakan untuk pembudidayaan ikan nila juga ikut tercemar oleh kadmium yang berasal dari air sungai. Selain dari air sungai, tambak juga dapat
tercemar kadmium dari air lindi yang dihasilkan TPA Terjun. Faktor lain yaitu karena penduduk daerah tersebut membuang limbah rumah tangga di sungai yang
merupakan satu saluran dengan masuknya air sungai ke tambak. Pembuangan limbah rumah tangga tersebut seperti air bilasan sampah-
sampah plastik hasil memulung dari TPA Terjun. Selain itu Cd dapat mencemari air tambak karena aliran dari air sungai yang berasal dari laut Belawan yang telah
banyak menerima kontaminan Cd dari berbagai industri-industri. Menurut Ramlal 1987, juga dipengaruhi oleh daya larut logam berat Cd yang rendah di dalam
tambak sehingga logam Cd akan mudah mengendap di dasar perairan. Daya larut logam Cd rendah dan mudah mengendap di air tambak dikarenakan air tambak
yang kekurangan oksigen misalnya akibat kontaminasi bahan organik serta
Universitas Sumatera Utara
penggunaan pupuk buatan oleh petambak untuk mendorong pertumbuhan pakan alami.
Besarnya kandungan Cd pada air tambak I diasumsikan karena air tambak I merupakan tambak yang terdekat dengan TPA, sehingga air lindi lebih
berpotensi mencemari dan membentuk sedimentasi di tambak I. Kandungan Cd yang terdapat di air tambak tersebut sangat dipengaruhi oleh air lindi karena lindi
dapat meresap dalam tanah, menyebabkan pencemaran tanah dan air tanah secara langsung dengan adanya limpasan air hujan, sehingga tambak yang berada di
dekat TPA dapat tercemar oleh lindi yang mengandung Cd. Air lindi pada umumnya mengandung senyawa-senyawa organik
hidrokarbon, asam humat, fulfat, tanat dan galat dan anorganik natrium, kalium, kalsium, magnesium, klor, sulfat, fosfat, nitrogen, dan senyawa logam berat
seperti kadmium yang tinggi. Konsentrasi dari komponen-komponen tersebut dalam air lindi bisa mencapai 1000 sampai 5000 kali lebih tinggi daripada
konsentrasi dalam air tanah. Selayaknya benda cair, air lindi akan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Secara langsung air tanah atau air sungai tersebut akan
tercemar. Air lindi juga dapat mencemari sumber air minum pada jarak 100 meter dari sumber pencemaran Mahardika, 2010.
Menurut Dinas Kebersihan Kota Medan 2013, terdapat kandungan Cd yang telah melebihi baku mutu lingkungan di sekitar TPA Kelurahan Terjun
sesuai yang dipersyaratkan dalam Permenkes No. 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum yaitu 0,003 mgL. Rerata konsentrasi
Universitas Sumatera Utara
kadmium yang terdeteksi adalah 0,005 mgL, dengan konsentrasi tertinggi 0,006 mgL.
Menurut Damanhuri 2008, lindi terjadi karena sifat dan proses sampah yang terjadi menyimpan atau menahan air sesuai dengan kemampuan materialnya.
Lindi dari TPA sebagai bahan pencemar dapat mengganggu kesehatan manusia dan mencemari lingkungan dan biota perairan karena dalam lindi terdapat
berbagai senyawa kimia organik maupun anorganik serta sejumlah patogen. Kadmium terdapat di air tambak juga dapat dikaitkan dengan karakteristik tambak
itu sendiri. Jarak tambak dari TPA sangat mempengaruhi masuknya Cd yang dibawa oleh air lindi ke tambak. Tambak ikan nila yang menjadi lokasi penelitian
sekitar TPA memiliki jarak kurang dari 100 meter dari lokasi TPA.
5.2 Kandungan Kadmium dalam Ikan Nila