BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Kadmium terdapat dalam air tambak I yaitu 0,01381 mgL, tambak II yaitu
0,01296 mgL, dan tambak III yaitu 0,01289 mgL, yang seluruhnya telah melebihi baku mutu yang ditetapkan PP No. 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yaitu diatas 0,01 mgL.
2. Jarak tambak ikan I, II, dan III dari TPA sampah, berturut-turut adalah 13 m,
34 m, dan 68 m. Sedangkan luas tambak I, II, dan III yaitu 2.324 m2, 2.503 m2, dan 1.893 m2.
3. Kadmium tedapat di dalam ikan nila yang berada di tambak I dengan ukuran
ikan nila 0,5 kg,0,3 kg dan 0,1 kg adalah 0,02657 mgkg, 0,02601 mgkg dan 0,02628 mgkg dan pada tambak II dengan ukuran ikan nila 0,5 kg,0,3 kg dan
0,1 kg adalah 0,02333 mgkg, 0,02534 mgmg dan 0,02578 mgmg, sedangkan pada tambak III dengan ukuran ikan nila 0,5 kg,0,3 dan 0,1 kg berturut-turut
adalah 0,02488 mgkg, 0,02538 mgkg dan 0,02386 mgkg di sekitar TPA sampah Kelurahan Terjun Kota Medan. Berdasarkan SNI 7387-2009 tentang
batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan untuk kadmium dalam ikan nila masih memenuhi syarat yang ditetapkan yaitu dibawah 0,1 mgkg.
Universitas Sumatera Utara
6.2 Saran
1. Sebagai masukan bagi Pemerintah Kota Medan untuk memperbaiki sistem
pengolahan sampah yang ada dengan metode pengolahan sampah sanitarylandfill sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
masyarakat dan lingkungan sekitar TPA. 2.
Perlu diinformasikan kepada masyarakat bahwa kandungan logam berat kadmium Cd lebih tinggi kadarnya padaikan nila yang berukuran besar
dibandingkan ikan yang berukuran kecil. 3.
Kepada pengelola tambak agar terlebih dahulu memeriksa sumber air yang akan dijadikan air tambak, sehingga dapat mengecilkan resiko terpaparnya
logam berat pada ikan nila, serta menjaga kebersihan air tambak tersebut dengan cara pembuatan sirkulasi air. Jika perlu dilakukan pemindahan lokasi
tambak ikan nila ke tempat yang lebih aman karena sumber air tambak telah tercemar kadmium.
4. Bagi peneliti lain, dapat melanjutkan penelitian logam berat yang lain yang
ada di perairan tambak, sungai maupun yang terakumulasi pada biota air di sekitar wilayah TPA Kelurahan Terjun.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Ikan
Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses kelangsungan hidup manusia. Manusia telah memanfaatkan ikan sebagai bahan
pangan sejak beberapa abad yang lalu. Sebagai bahan pangan, ikan mengandung gizi utama berupa protein,lemak,vitamin, dan mineral. Kandungan lemak tidak
jenuhnya dapat meningkatkan kecerdasan dan mencegah kolesterol. Ikan juga merupakan bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung
asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh, di samping itu nilai biologisnya mencapai 90 dengan jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna dan
harganya juga jauh lebih murah dibandingkan dengan sumber protein lain. Disamping itu, ikan juga dijadikan sebagai bahan obat-obatan, pakan ternak, dan
lainnya Adawyah, 2008.
2.2 Budidaya Ikan
Kegiatan budidaya ikan merupakan jenis usaha perikanan yang hampir semua proses produksinya dapat ditargetkan sesuai dengan keinginan, sejauh
manusia dapat memenuhi persyaratan pokok dan pendukung kehidupan serta pertumbuhan ikan yang optimal. Usaha ini pernah menunjukkan hasil yang
memuaskan hingga Indonesia menjadi produsen ikan papan atas di dunia yaitu pada tahun 1994 mampu mencapai angka produksi 300.000 tontahun produksi
dari tambak intensif sekitar 60 , tambak sederhana mencapai 20 dan tambak semi-intensif sekitar 10.
Universitas Sumatera Utara
Namun belakangan ini terjadi penurunan jumlah konsusmsi ikan. Hal lain, dengan semakin memburuknya mutu lingkungan karena perkembangan
masyarakat, membuat lingkungan tambak semakin terpuruk dari tahun ketahun. Daerah pertambakan merupakan daerah akhir pembuangan kegiatan di bagian atas
up land yang syarat dengan polutan. Secara garis besar, polutan dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu:
Pertanian, industri, dan pemukiman. Pada saluran kawasan pertambakan yang tidak terpelihara, tentu akan merupakan perangkap yang baik bagi polutan
tersebut, sehingga gagal dalam usaha pemeliharaan ikan semakin besar. Untuk itu perencanaan dan pemeliharaan saluran harus diperhitungkan dengan baik
sehingga dapat mengurangi beban polutan tersebut Mai, 2006.
2.3 Pengertian Ikan Nila