Uji presisi atau keseksamaan

22 3.7.6 Validasi metode analisis 3.7.6.1 Uji akurasi atau ketepatan Recovery Uji perolehan kembali recovery dilakukan dengan metode penambahan larutan standar standard additional method. Larutan baku yang ditambahkan yaitu 5,0 ml larutan baku Timbal konsentrasi 10 µgml dan 1,0 ml larutan baku Kadmium k onsentrasi 1 μgml. Untuk uji perolehan kembali logam Timbal, sebanyak ± 10 g sampel dimasukkan ke dalam Erlenmeyer kemudian ditambahkan 5,0 ml larutan baku Timbal konsentrasi 10 µgml. Untuk uji perolehan kembali logam Kadmium, sebanyak ± 10 g sampel dimasukkan ke dalam erlemeyer kemudian ditambahkan 1,0 ml larutan baku Kadmium konsentrasi 1 µgml. Kemudian dilanjutkan dengan prosedur penyiapan sampel seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Kadar bahan baku yang ditambahkan dapat dihitung dengan persamaan: Keterangan : CA = Kadar baku yang ditambahkan kedalam sampel µ gml CLB = Konsentrasi larutan baku µ gml VLB = Volume larutan baku yang ditambahkan ml VS = Volume sampel ml Menurut Harmita, 2004 persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus dibawah ini: Persen perolehan kembali = x 100 Keterangan : C A = Kadar logam dalam sampel sebelum penambahan baku C F = Kadar logam dalam sampel setelah penambahan baku C A = Kadar larutan baku yang ditambahkan

3.7.6.2 Uji presisi atau keseksamaan

Universitas Sumatera Utara 23 Keseksamaan atau presisi diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien variasi. Keseksamaan atau presisi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan secara berulang untuk sampel yang homogen. Nilai simpangan baku relatif yang memenuhi persyaratan menunjukkan adanya keseksamaan metode yang dilakukan. Menurut Harmita 2004, rumus untuk menghitung simpangan baku relatif adalah sebagai berikut: RSD = Keterangan : = Kadar rata-rata sampel SD = Standar deviasi RSD = Relative Standard Deviation 3.7.6.3 Penentuan batas deteksi Limit of Detection dan batas kuantitasi Limit of Quantitation Menurut Harmita 2004, Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan. Sedangkan batas kuantitasi merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Batas deteksi dan batas kuantitasi ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Simpangan Baku, = Batas deteksi LOD = Batas kuantitasi LOQ = Universitas Sumatera Utara 24 A bs or ba ns i

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dilakukan sebagai analisis pendahuluan untuk mengetahui ada atau tidaknya konsentrasi logam timbal dan kadmium dalam sampel. Hasil analisis pada uji kualitatif meliputi larutan hasil destruksi basah, yang diukur logam timbal dan kadmium dengan menggunakan spektrofotometri serapan atom menunjukkan bahwa terdapat konsentrasi logam timbal pada panjang gelombang 283,3 nm dan konsentrasi logam kadmium pada panjang gelombang 228,8 nm. Hasil orientasi terlampir pada Lampiran 4, halaman 38 dan 39.

4.2 Analisis Kuantitatif

4.2.1 Kurva kalibrasi timbal dan kadmium

Kurva kalibrasi timbal dan kadmium diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan baku keduanya pada panjang gelombang 283,3 nm untuk timbal dan 228,8 nm untuk kadmium. Kurva kalibrasi larutan timbal dan kadmium dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2. Y = 0,008749X – 0,000476 Konsentrasi μgml Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Timbal Pb Universitas Sumatera Utara