44 laba,dan bukannya hasil dari tindakan yang diambil oleh manajemen. Perataan
yang dibuat dapat dicapai baik melalui perataan artifisial ataupun perataan nyata. Perataan artifisial adalah hasil yang diperoleh dari penggunaan manipulasi
akuntansi untuk meratakan laba. Menurut Belkaoui 2007:192 perataan laba dapat dipandang sebagai
proses normalisasi laba yang disengaja guna meraih suatu tren ataupun tingkat yang diinginkan. Beidleman 1973 dalam Belkaoui, 2007:192 mengatakan bahwa
perataan dari laba yang dilaporkan dapat didefinisikan sebagai pengurangan atau fluktuasi yang disengaja terhadap beberapa tingkatan laba yang saat ini dianggap
normal oleh perusahaan. Dengan pegertian ini, perataan mencerminkan suatu usaha dari manajemen perusahaan untuk menurunkan variasi yang abnormal
dalam laba sejauh yang diizinkan oleh prinsip-prinsip akuntansi dan manajemen yang baik.
Dari berbagai definisi perataan laba diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa perataan laba secara keseluruhan merupakan suatu tindakan akuntansi yang
dirancang dan dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan untuk mengatur dan mengurangi fluktuasi atau perubahan laba perusahaan agar sesuai dengan tingkat
laba yang diinginkan oleh manajemen perusahaan yang masih dalam aturan dan prinsip-prinsip akuntansi yang baik.
2.8.2 Klasifikasi dan Jenis-Jenis Perataan Laba
Dimensi perataan laba pada dasarnya adalah alat yang digunakan untuk menyelesaikan perataan angka pendapatan. Dascher dan Malcolm 1970 dalam
Belkaoui, 2007:195 membedakan antara perataan riil dan perataan artifisial.
Universitas Sumatera Utara
45 Perataan riil mengacu pada transaksi aktual yang terjadi maupun tidak terjadi
dalam hal pengaruh perataannya terhadap pendapatan, di mana perataan artifisial mengacu pada prosedur akuntansi yang diimplementasikan terhadap pergeseran
biaya danatau pendapatan dari satu periode ke periode yang lain. Menurut penelitian Eckel 1981 dalam Dewi dan Zulaikha, 2011 perataan
laba digolongkan ke dalam dua tipe yaitu perataan alami naturally smoothing dan perataan yang disengaja intentionally smoothing. Perataan laba berdasarkan
tipe disengaja intentionally smooth terbagi atas artificial smoothing dan real smoothing. Berikut ini adalah gambar yang digunakan untuk memperjelas tipe
perataan laba tersebut.
Gambar 2.1 Tipe Perataan Laba
Sumber: Norm Eckel, 1981, The Income Smoothing Hypothesis Revisited, Abacus Vol 17, No 1 dalam Dewi dan Zulaikha, 2011
Pada gambar 1 di atas dapat dijelaskan bahwa perataan laba digolongkan ke dalam 2 tipe, yaitu Naturally Smooth dan Intentionally Being Smoothed by
Management. Naturally Smooth Perataan secara alami, perataan ini mempunyai SMOOTH INCOME STREAM
Intentionally Being Smoothed by Management
Naturally Smooth
Artificial Smoothing
Real Smoothing
Universitas Sumatera Utara
46 implikasi bahwa sifat proses perataan laba itu sendiri menghasilkan suatu aliran
laba yang rata. Hal ini dapat kita dapati pada perolehan penghasilan dari keperluanpelayanan umum, dimana aliran laba yang ada akan rata dengan
sendirinya tanpa ada campur tangan dari pihak lain. Intentionally Being Smoothed by Management Perataan yang disengaja
dikenal juga dengan designed smoothing, perataan ini berbeda dengan naturally smoothing yang terjadi secara alami. Pada designed smoothing, perataan yang
terjadi diakibatkan adanya intervensi atau campur tangan dari pihak lain, dalam hal ini adalah manajemen. Designed smoothing dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
Artificial smoothing accounting smoothing dan Real smoothing transactional atau economic smoothing
Artificial smoothing muncul ketika manajemen memanipulasi waktu pencatatan akuntansi untuk menghasilkan perataan laba. Artificial smoothing
merupakan implementasi prosedur-prosedur akuntansi untuk memindahkan beban danatau pendapatan dari satu periode ke periode yang lain. Real smoothing
muncul ketika manajemen melakukan tindakan untuk mengendalikan kejadian ekonomi tertentu yang mempengaruhi laba yang akan datang Dwiatmini dan
Nurkholis, 2001:29.
2.8.3 Tujuan Perataan Laba