106 Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa nilai R Square sebesar 0,194
atau 19,4 yang berarti bahwa hubungan antara Perataan Laba dengan variabel bebas Ukuran Perusahaan, NPM, Profitabilitas, dan Financial Leverage adalah
tidak erat. Pada Tabel 4.14 juga menunjukkan nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,273 yang berarti 27,3 variasi dari Perataan Laba
dapat dijelaskan oleh ketiga variabel bebas yaitu Ukuran Perusahaan, NPM, Profitabilitas, dan FinancialLeverage sedangkan sisanya 72,7 dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Standard Error of Estimated artinya mengukur variabel dari nilai yang
diprediksi. Standard Error of Estimated disebut juga standar deviasi. Standard Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 1.09872, semakin kecil standar
deviasi berarti model semakin baik.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil uji-F yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa secara simultan serempak variabel Ukuran Perusahaan, NPM, Profitabilitas, dan
Financial Leverage secara simultan serentak berpengaruh signifikan terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan Properti, Real Estate, Dan Konstruksi Bangunan
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013. Hasil ini mengindikasikan bahwa Ukuran Perusahaan, NPM, Profitabilitas, dan Financial Leverage merupakan salah satu
faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan dalam melakukan tindakan perataan laba pada perusahaan-perusahaan Properti, Real Estate, Dan Konstruksi Bangunan
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitan yang dilakukan oleh Sumtaky 2007 yang mengatakan semua varibel
Universitas Sumatera Utara
107 independen yang diuji dalam penelitian ini ukuran perusahaan,net profit margin,
profitabilitas, dan financial leverage, terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya perataan laba.
Berdasarkan hasil uji-t menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Perataan Laba pada Perusahaan
Properti, Real Estate, Dan Konstruksi Bangunan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013. Ukuran perusahaan diduga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap terjadinya tindakan perataan laba. Namun, hasil pengujian pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap terjadinyanya tindakan perataan laba. Hasil tersebut konsisten dengan penelitan-penelitian sebelumnya, yaitu : Juniarti
danCorolina2005 yang mengatakan “Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap perataan labaIncome Smoothing pada Perusahaan-Perusahaan Go
Public” serta penelitian yang dilakukan oleh Novita 2009 yang mengatakan “Variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan
labapada perusahaan manufaktur yang terdaftar Di BEI Periode Tahun 2005- 2007”.
Berdasarkan hasil uji-t menunjukkan bahwa Net Profit Margin NPM secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Perataan Laba pada
Perusahaan Properti, Real Estate, Dan Konstruksi Bangunan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013. Hal ini mungkin disebabkan karena rata-rata perusahaan
properti, real estate, dan konstruksi menggunakan pendanaan utang yang cukup besar, sehingga struktur modalnya optimal dan menghasilkan laba yang relatif
Universitas Sumatera Utara
108 rendah. Marjin laba yang relatif rendah menunjukkan bahwa tidak ada masalah
dalam operasi perusahaan sehingga perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang tinggi bagi para pemegang saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sumtaky 2007 yang mengatakan “variabel Net Profit Margin terbuktisecara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
terjadinya perataan laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Dan penelitian ini diperkuat oleh Novita 2009 yang mengatakan
“Variabel Net Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan labapada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Periode Tahun 2005-
2007”. Berdasarkan hasil uji-t menunjukkan bahwa Profitabilitas secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap Perataan Laba pada Perusahaan Properti, Real Estate, Dan Konstruksi Bangunan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013.
Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba dan mempunyai koefisien regresi yang negatif. Dapat diartikan bahwa semakin rendah
profitabilitas perusahaan, maka semakin besar kemungkinan terjadinya tindakan perataan laba. Perusahaan melakukan perataan laba dengan tujuan untuk
meningkatkan pasar perusahaannya. Dengan meningkatnya nilai pasar saham maka semakin besar pula kesempatan untuk memperoleh modal untuk
pengembangan perusahaan. Dengan profitabilitas yang tinggi manajemen perusahaan dengan mudah dapat mengatur labanya Assih dkk., 2007. Tingkat
profitabilitas yang stabil memiliki keuntungan bagi manajemen, yaitu mengamankan posisi atau jabatan dalam perusahaan. Manajemen terlihat memiliki
Universitas Sumatera Utara
109 kinerja baik apabila dinilai dari tingkat laba yang mampu dihasilkan. Tingkat
profitabilitas yang stabil juga memberikan keyakinan pada investor atas investasi yang dilakukan karena perusahaan dinilai baik dalam menghasilkan laba. Hasil
penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Ashariet al.1994, Tjung Seng 2007, dan Budiasih 2009 yang mengemukakan profitabilitas berpengaruh
terhadap praktik perataan laba. Namun, tidak sesuai dengan penelitian Sumtaky 2007 yang mengatakan profitabilitas terbuktisecara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap terjadinya perataan laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta.
Berdasarkan hasil uji-t menunjukkan bahwa Financial Leverage secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Perataan Laba pada Perusahaan
Properti, Real Estate, Dan Konstruksi Bangunan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013. Hal ini dikarenakan kemungkinan perusahaan Properti, Real Estate, Dan
Konstruksi Bangunan memiliki financial leverage yang rendah sehingga resiko perusahaan menggunakan proporsi penggunaaan utang untuk membiayai
investasinya tidak terlalu tinggi. Selain itu, financial leverage dapat merugikan jika perusahaan tidak dapat memperoleh pendapatan dari penggunaan dana
tersebut sebanyak beban tetap yang harus dibayar, akibat kondisi tersebut perusahaan cenderung untuk tidak melakukan tindakan perataan laba. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiasih 2009 yang mengatakan Financial Leveragetidak berpengaruh signifikan terhadap perataan
laba income smoothing. Dan penelitian ini diperkuat oleh Dewi dan Zulaikha 2011 yang mengatakan “Variabel Financial Leveragetidak berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
110 signifikan terhadap perataan labapada perusahaan manufaktur dan keuangan yang
terdaftar di BEI”. Berdasarkan uji Determinasi dihasilkan bahwa, nilai R Square sebesar
0,194 atau 19,4 yang berarti bahwa hubungan antara Perataan Laba dengan variabel bebas Ukuran Perusahaan, NPM, Profitabilitas, dan Financial Leverage
adalah tidak erat. Nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,273 yang berarti 27,3 variasi dari Perataan Laba dapat dijelaskan oleh ketiga
variabel bebas yaitu Ukuran Perusahaan, NPM, Profitabilitas, dan Financial Leverage sedangkan sisanya 72,7 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan